Marak Remaja Buat Konten Adang Bus, DPRD Kota Tangerang: Harus Jadi Perhatian Kominfo

TANGERANG - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tangerang Kota menanggapi soal maraknya peristiwa remaja khususnya di Tangerang yang mengadang bus demi sebuah konten di media sosial.
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tangerang Kota, Theresia Megawati Wijaya menyampaikan prihatin terhadap peristiwa yang marak sedang terjadi di Tangerang.
Menurutnya, peristiwa tersebut perlu menjadi perhatian bersama, termasuk dengan adanya pengawasan di media sosial.
“Itu kan tindakan (pencegahan) tidak bisa hanya satu atau dua pihak, ini perlu adanya tindakan yang menyeluruh termasuk pengawasan di media sosial,” ujar Theresia saat dihubungi wartawan, Rabu, (8/6/2022).
Theresia juga meminta kepada pihak Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) untuk dapat memblokir sejumlah konten yang mengandung tindak kekerasan maupun konten yang berisikan hal-hal yang negatif.
“Sebenarnya kayak Facebook dan media sosial lainnya kalau ada konten-konten yang mengandung kekerasan atau konten yang berisikan sesuatu yang tidak benar mereka bisa blokir, harusnya tindakan itu menjadi konsen dari kominfo juga untuk melakukan pengawasan dari rekaman-rekaman yang beredar di masyarakat,” sambungnya.
Diketahui sebelumnya, aksi remaja adang bus untuk menumpang (nge-BM) saat ini sedang marak di wilayah Tangerang Kota. Bahkan sampai menewaskan remaja saat melakukan aksi tersebut.
Termasuk sebelumnya, aksi yang terjadi pada Jum’at, (3/6/2022) lalu, menewaskan korban berinisial Y (18) yang tengah mengadang bus bersama teman-temannya berniat nge-BM di Jalan Otista, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
Hal serupa juga terjadi baru-baru ini pada Selasa, (7/6/2022), di mana seorang remaja berinisial MF (14) mengadang bus diduga berniat nge-BM di jalan M Thoha, Sangiang, Kecamatan Periuk, Tangerang Kota, hingga akhirnya menyebabkan dirinya terlindas ban truk dan tewas di tempat.
Ihwal peristiwa tersebut marak terjadi di kalangan anak-anak dan remaja, Anggota Partai Solidaritas Indonesia itu pun kembali menyampaikan bahwa hal itu harus menjadi perhatian lebih dari Kominfo untuk memblokir atau pun melakukan pencegahan secara teknis agar konten negatif tidak sampai ke masyarakat. Sebab menurutnya, anak-anak melihat contoh-contoh yang ada dan diterima oleh mereka.
“Anak-anak itu biasanya melakukan hal-hal yang seperti itu kan karena melihat contoh-contoh yang ada, yang beredar seperti di media sosial, nah itu harus menjadi perhatian kominfo untuk melakukan pengawasan mungkin diblokir atau dikakukan hal-hal yang secara teknis bisa menghindari beredarnya di masyarakat,” pungkasnya.
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 23 jam yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
Selebritis | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu