Ribuan Demonstran Dukung Pita Limjaroenrat, Thailand Bergejolak
THAILAND - Para pendukung Partai Move Forward (MFP) Thailand, gerah terhadap penjegalan pimpinan partai Pita Limjaroenrat sebagai kandidat Perdana Menteri (PM). Kemarin, ribuan pendukung Pita turun ke jalan, menggelar aksi protes. Negeri Gajah Putih kembali bergejolak.
MFP yang merupakan partai oposisi memenangkan pemilu Thailand yang digelar Mei lalu. Partai itu memenangkan 151 dari 500 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Bersama koalisinya yang terdiri dari delapan partai, MFP berhasil menguasai mayoritas 312 kursi.
Namun, jumlah itu tidak cukup untuk menjadikannya sebagai PM Thailand yang baru. Karena, pengangkatan PM Thailand juga diputuskan Senat yang beranggotakan 250 orang. Anggota Senat Thailand dipilih langsung militer. Senat menjegal Pita, karena tokoh oposisi itu dianggap beraliran terlalu progresif.
Dalam berbagai kampanyenya, MFP berjanji mereformasi mliyiter, menghapus wajib militer, dan memecah monopoli bisnis Thailand yang kuat. Selanjutnya, yang dinilai paling kontroversial adalah, dia berjanji mengubah Pasal 112 KUHP, yang disebut hukum lest-majeste. Hukum itu melindungi monarki Thailand dari kritik atau tantangan politik.
Janji-janji itu dianggap sebagai penentu kemenangan MFP yang mengejutkan. Partai itu juga menolak mengubah pendiriannya untuk meraih simpati kalangan konservatif demi kekuasaan.
Pada pemungutan suara untuk jabatan PM pada 13 Juli lalu, Pita gagal memperoleh suara terbanyak. Lalu, pada putaran kedua yang digelar sepekan kemudian, pencalonan Pita dijegal karena dianggap melanggar Undang-Undang (UU) Pemilu Thailand.1
Para pendukung yang tidak terima, melakukan aksi protes. Dilansir The Diplomat kemarin, massa pendukung yang berjumlah sekitar 1.000 orang, berkumpul di persimpangan Asok yang sibuk, di pusat kota Bangkok.
Tak peduli hujan lebat, mereka menyuarakan penentangan terhadap keinginan r1akyat. “Senator, keluar!” pekik massa. Sedangkan yang lain mendesak anggota parlemen dari koalisi yang dipimpin MFP untuk tidak “berpindah pihak”, dengan bergandengan tangan dengan partai-partai yang lebih konservatif.11
“Kami akan terus berjuang, tidak peduli berapa bulan kami harus mendukung prinsip-prinsip demokrasi,” kata orator aksi protes di atas panggung.1
Massa meresponsnya dengan meneriakkan nama Pita. Kamis pekan ini, Parlemen Thailand akan kembali menggelar pemungutan suara untuk memilih PM. Diprediksi, MFP akan tetap pada pendiriannya, dan rela berada di luar koalisi pemerintahan.
Sejauh ini, MFP telah setuju mitra mereka, Partai Pheu Thai (PTP), untuk mencalonkan seorang kandidat PM. Namun, dalam beberapa hari terakhir, kalangan konservatif dipastikan tidak akan mendukung Pemerintah yang pro perubahan UU lese-majeste. Itu bisa membuat PTP memilih keluar dari koalisi dengan MFP, atau berjalan sendiri sebagai oposisi.
Nasional | 16 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 16 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu