TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Bandwagon Effect 2024

Oleh: SUPRATMAN
Minggu, 30 Juli 2023 | 10:00 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

SERPONG - Apakah masyarakat kita sudah dihinggapi “bandwagon effect”?

Efek “ikut-ikutan” ini bisa positif, bisa juga negatif. Hasil-hasil survei misalnya, survei apa saja, bisa menjadi bandwagon effect.

Ketika ada satu produk yang diserbu pembeli misalnya, secara psikologis, orang lain juga ingin ikut serta. Ingin menjadi bagian dari tren produk yang diserbu itu.

Ada istilah baru yang dikenal di media sosial sekarang: FOMO. Fear of Missing Out. Takut ketinggalam momen atau tren. Khawatir tidak menjadi bagian dari mode terbaru. Ada perasaan diterima.

Dalam politik juga demikian. Para konsultan politik sangat tahu itu. Survei-survei yang bagus dan positif misalnya, bisa memberi bandwagon effect terhadap pemilih. “Memaksa” orang untuk percaya dan ikut bergabung atau ikut memilihnya.

Memang, otak manusia dirancang untuk menggunakan “jalan pintas”. Lebih efisien. Misalnya, jika banyak orang yang mengikuti tren, otak akan berasumsi bahwa itu adalah keputusan yang tepat. Lebih hemat waktu.

Padahal, tren atau pilihan itu belum tentu benar. Bisa jadi hanya karena kecanggihan marketing. Atau, karena iklan atau hoaks yang diulang-ulang dan massif sehingga terdengar sebagai “kebenaran”.

Dalam politik, memilih parpol tertentu, bisa juga karena efek “ikut-ikutan”. Atau, karena iklannya bagus dan banyak. Atau, karena ada artis atau orang top dan berpengaruh yang ikut.

Sayangnya, salah pilih dalam politik, efeknya bisa sampai lima tahun. Berbeda dengan salah pilih kuliner yang lagi tren, yang efeknya cuma “besok lusa tak akan balik lagi”.

Karena itu, jangan terlalu mudah percaya terhadap rayuan politisi atau parpol mana pun. Pertimbangkan dengan matang. Evaluasi secara kritis.

Apalagi, seperti kata negarawan Prancis Charles de Gaulle, “politisi tidak pernah percaya ucapannya sendiri, karena itu, mereka sangat terkejut ketika rakyat mempercayainya”.

Karenanya, jangan terburu-buru ikut satu kelompok politik. Cermati dengan sabar. Siapkan waktu untuk mempelajarinya. Pilih secara mandiri.

Jangan memaksakan diri untuk ikut hanya karena banyak orang yang juga ikut serta. Sementara, tidak jarang kemeriahan itu karena “mobilisasi massa”. Bukan karena “baik atau benar”.

Apakah masyarakat kita banyak yang terpengaruh bandwagon effect. Sangat mungkin.1

Di Amerika Serikat, istilah ini popular pada abad ke-19. Saat itu, seorang badut bernama Dan Rice mengelilingi negara bagian menggunakan “kereta musiknya”.

Dia mengkampanyekan Presiden Zachary Taylor yang juga ikut di keretanya. Banyak yang mengikuti dan naik ke kereta musiknya. Dari kereta musik itulah muncul istilah bandwagon effect.

Bagaimana dengan Indonesia 2024? 

Komentar:
Berita Lainnya
Dahlan Iskan
Sampai Kapan
Rabu, 23 Oktober 2024
Dahlan Iskan
Detik Terakhir
Selasa, 22 Oktober 2024
Dahlan Iskan
Kabinet Baru
Senin, 21 Oktober 2024
Foto : Ist
Kerja Untuk Rakyat Jelata
Sabtu, 19 Oktober 2024
Dahlan Iskan
Alwi Novi
Jumat, 18 Oktober 2024
Dahlan Iskan
Nobar Bandung
Kamis, 17 Oktober 2024
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo