Pemkot Tangsel Raih Penghargaan E-purchasing Award 2023

CIPUTAT, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) kembali meraih penghargaan. Kali ini, kota termuda se-Provinsi Banten ini menjadi salah satu yang terbaik dalam penggunaan e-purchasing atau sistem pembelian barang/jasa menggunakan sistem katalog elektronik.

Penghargaan tersebut diraih dalam ajang E-purchasing award 2023 yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), beberapa waktu lalu.

Kota Tangsel menjadi juara ketiga terbaik atas penggunaan e-purchasing di dalam sistem pemerintahan tingkat Kabupaten/Kota.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangsel, Bambang Noertjahjo mengatakan, penghargaan ini merupakan bukti atas komitmen Pemkot Tangsel dalam menjalani program Pemerintah Pusat, khususnya untuk pemenuhan perputaran ekonomi lokal.

"Karena bagaimanapun e-purchasing ini ada dua hal yang disisir. Pertama adalah terkait dengan kandungan lokal dari apa yang kita beli. Dan kedua juga, memang komitmen kita satu sistem yang secara perhitungan memiliki nilai resiko penyimpangan lebih kecil," ujar Bambang, Selasa (8/8/2023).

Raihan ini, kata Bambang, pada dasarnya menjadi motivasi bagi Pemkot Tangsel untuk menerapkan sistem ini jauh lebih baik lagi.

"Bukan jadi target, tapi ini jadi gambaran bahwa kita masih punya PR banyak. Karena kita masih nomor tiga. Harapan kita nanti tahun ini dan depan, karena itu per semester dilihatnya kita juga sudah menindaklanjuti evaluasi yang kita sudah miliki dan kita ingin memperbesar prosentase. Karena penilaian itu berdasarkan prosentase penggunaan sistem pembelanjaan barang dan jasa melalui e-purchasing," ungkapnya.

Bambang mengatakan, penilaian ini juga dijadikan olehnya sebagai tolok ukur untuk pemanfaatan e-purchasing lebih baik lagi ke depannya. Terutama soal pemahaman e-purchasing itu sendiri.

"Sebetulnya banyak ruang dan peluang yang kita bisa e-purchasing kan. Hanya ini tidak bisa sekonyong-konyong. Butuh infrastruktur dan yang pasti butuh pemahaman yang sama. Itu memang yang menjadi evaluasi kita, juara itu bukan acuan tapi menjadi gambaran bahwa masih banyak pekerjaan rumah untuk kita bisa lebih baik lagi," kata Bambang.

Sebab, kata Bambang, sejauh ini kendala yang masih membayangi hingga kini salah satunya adalah soal pemahaman.

"Masih memiliki ketidakyakinan bahwa apa yang memang kegiatan program mereka miliki itu dapat di e-purchasing-kan. Makanya infrastruktur itu harus kita benahi, memang ada beberapa yang perlu etalase khusus," jelasnya.

Lebih lanjut, Kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan (ULP) Sekretariat Daerah Kota Tangsel, Muhammad Hardi mengatakan, penghargaan yang baru saja diraihnya ini merupakan buah atas hasil kerja kerasnya.

"Kita memang tidak berpikir akan mendapat juara. Cuman kita memang sedang menata pemahaman tentang penggunaan e-purchasing untuk semua teman-teman khususnya untuk kewilayahan, dinas-dinas yang mungkin tidak kita prediksi lah. Tapi ternyata setelah kita lakukan itu memang signifikan terhadap pembelian," tuturnya.

Pemkot Tangsel menduduki peringkat ketiga. Dengan prosentase pembelian sekitar 17,5 persen.

"Nilainya itu, mereka itu melihat dari total e-purchasing yang dibeli lewat sistem terhadap penginputan SIRUP. Dengan nilai sekitar Rp480 miliar dibandingkan dengan yang sudah dimasukan dalam sirup Rp2,5 triliun. Sehingga posisinya sekitar 17,5 persen pada semester I," paparnya.

Selain itu, papar Hardi, Kota Tangsel juga masuk ke dalam lima besar kota dengan transaksi e-purchasing terbanyak.

"Secara nasional untuk pembelian e-purchasing sebenarnya kelima," tandasnya.