TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Dari Pertemuan Jokowi Dengan Pemimpin Media Nasional

Siapa Capres Yang Punya Napas Panjang

Oleh: Farhan
Jumat, 11 Agustus 2023 | 08:24 WIB
Foto : Setpres
Foto : Setpres

JAKARTA - Langkah politik Presiden Jokowi itu sulit ditebak. Kalau ditanya soal siapa calon presiden yang didukungnya, jawaban Jokowi sangat diplomatis. Tidak merujuk ke satu nama. Katanya, hal terpenting dalam pilpres bukanlah tentang figur. Yang dibutuhkan sekarang adalah, orang yang sanggup bersikap konsisten. Yang punya keberanian menghadapi tekanan. Memiliki nyali dan daya tahan. “Napas panjang itu penting. Ibarat lari, ini marathon,” kata Presiden, saat bertemu dengan 18 pemimpin media massa nasional di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (10/8/2023).

Dari Rakyat Merdeka, hadir Direktur Pemberitaan Ratna Susilowati. Pimpinan media lainnya yaitu Rosiana Silalahi (KompasTV), Retno Pinasti (Emtek Group), Alfito Deannova (Detikcom), Uni Lubis (IDN Times), Prabu Revolusi (MNC Group), Apreyvita (BTV), Irna Gustiawati (Liputan6), Budi Setyarso (Tempo), Irfan Junaidi (Antara), Yulia Supadmo (RTV), Yura Syahrul (Katadata), Mukhlison (Gatra), Haryo Ristamaji (Elshinta) dan Argun Sulistyono (Tirto). Juga hadir dari RRI dan TVRI.

Pertemuan dimulai pukul 10.45. Presiden berkemeja putih. Air mukanya kelihatan senang sekali. “Bapak kelihatannya hari ini happy ya,” komentar Uni Lubis. Presiden bilang senang. Lalu bercerita, baru saja naik LRT bareng-bareng dengan sejumlah seniman dan artis. Sebelum kembali ke Istana.

Di pertemuan, kami semua duduk di meja panjang. Meja yang biasa digunakan oleh Presiden untuk bekerja dan rapat dengan kabinetnya. Di meja itu, Presiden ada di sisi kiri. Didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno serta Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin. Ada 7 pemimpin media yang duduk sederet dengan Presiden. Sementara 11 lainnya duduk berhadapan dengan Presiden.

Ini obrolannya soal ekonomi,” kata Jokowi, membuka percakapan, sekaligus mengunci untuk tidak bicara politik. Tapi, tanpa pembicaraan politik, tentu pertemuan kurang legit. Makanya, sepanjang Presiden paparan, semua pimpinan media ini terus berusaha memancing Presiden bicara soal politik dan capres. Tapi hebatnya Jokowi, tidak terpancing. “Nggak bosan apa ya bicara politik. Nggak ada perkembangan dan disuguhinya gitu-gitu aja,” ujar Presiden sambil tertawa.

Saat menyinggung tentang pertumbuhan ekonomi, misalnya. Ada yang nyeletuk. “Kota Solo itu sekarang makin bagus ya Pak. Banyak event di sana.” Jokowi senyum, lalu merespons. “Ya, tanyakan ke Walikotanya. Strategi Solo memang membuat event sebanyak-banyaknya. Makanya, pertumbuhan ekonominya bisa lebih 6 persen. Event itu bisa menaikkan rating kota,” kata Jokowi.

Menurutnya, membangun kota itu baiknya tematik. Jangan seragam. Masing-masing kota harusnya punya kekhasan. Misalnya, Solo identik dengan event. Harusnya ada kota ikan, kota pisang, dan seterusnya. Di Amerika, South Carolina, ada kota yang identik dengan lapangan golf. “Satu kota bisa ada lebih 50 lapangan golf,” ujarnya. Ada lagi kota mebel. Seperti di High Point California, di mana setiap tahun seluruh pemebel datang ke sana untuk melihat trend.

“Berarti kalau Gibran jadi cawapres direstui ya Pak?” tanya salah satu pemred lagi. Presiden bilang, soal-soal seperti itu tidak pernah dibahas di keluarga. “Tanyakan saja ke yang di Solo,” kata Presiden.

Bahkan soal Kaesang pun, Presiden ringan saja menjawabnya. “Sudahlah, dia jualan pisang saja.”

Suasana pertemuan memang sangat cair. Tidak formal. Pembicaraan santai saja.

Sambil paparan, Presiden juga berkenan ditanyai, atau diceletuki. Bahkan saling canda sampai tertawa ngakak-ngakak.

Tentang kondisi ekonomi, Presiden menyatakan surprise setelah melihat data. Pertumbuhan mencapai 5,17 persen. Padahal banyak yang meramalkan angkanya akan ada di kisaran 4,9-5,08 persen. “Ini adalah sesuatu. Saya senang,” katanya.

wilayah yang terdapat industri hilirisasi, pertumbuhan ekonominya naik signifikan. Seperti di Maluku Utara, yang bisa mencapai 23 persen, akibat ada industri hilirisasi nikel. Presiden juga menyebut daerah lain, seperti Sulawesi dan Papua yang pertumbuhannya di atas 6 persen.

“Data-data ini membuat kita optimis. Negara lain dalam kondisi sulit. Di antara negara G20, hanya tiga yang pertumbuhannya bagus yaitu China, India dan Indonesia,” katanya.

Hilirisasi ini penting. Meskipun saat ini Indonesia digugat Uni Eropa, lalu dihambat sejumlah negara lain. Tapi harus maju terus. “Ini perlu keberanian. Jangan sampai hilirisasi berhenti,” katanya.

Konsistensi ini dibutuhkan. “Hitungan saya, kalau kita konsisten terus seperti ini dalam kurun 15 tahun, tolong dihitung income per capita kita akan naik berapa. Saya yakin di atas 10.000 USD. Artinya sudah masuk ke (kategori) negara maju,” kata Presiden .

Sumber daya mineral kita tidak boleh hanya diekploitasi. Jangan karena harganya lagi bagus, lalu diekspor mentah-mentah begitu saja. Perlu nilai tambah dan dibangun ekosistem industri yang benar. Misalnya, industri mobil listrik akan menghasilkan ratusan industri turunannya. Bauksit, timah, tembaga dan seterusnya yang akan menaikkan nilai tambah ratusan kali. Baik kepada masyarakat maupun pertumbuhan ekonominya. “Saat ini saja, neraca kita surplus terus. Padahal belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Jokowi.

Hal lain yang jadi perhatian Presiden adalah tentang rumput laut. Selama ini kita ekspor ke Filipina dan Thailand. Alangkah bagusnya kalau diolah dulu sebelum diekspor. Pasti nilai tambahnya jadi lebih banyak.

Presiden menceritakan, saat kunjungan ke Hannover Messe, pameran industri internasional yang berlangsung di Jerman, banyak sekali ditunjukkan pentingnya rumput laut sebagai sumber bio energi. Rumput laut ternyata bisa menyerap karbon, sama tingginya dengan mangrove. “Itu bisa 8-10 kali lipat daya serapnya dibanding hutan biasa,” katanya. Jadi, selain mining (pertambangan), potensi rumput laut Indonesia sangatlah penting dikembangkan,” kata Presiden.

Nah, siapa yang bisa konsisten dan meneruskan ini? Presiden bilang, yang punya nyali, berani menghadapi tekanan. Kuncinya endurance. Daya tahan. Punya napas panjang. “Karena ini larinya marathon,” katanya.

Sipil atau militer Pak? Presiden menjawab, ya sipil. Tapi bisa juga militer. Jawaban ini tidak merujuk ke satu nama.

Soal capres dan manuver politik berulang kali ditanyakan. Termasuk apa dan bagaimana makna dari peristiwa di Pindad. Saat Prabowo didampingi Erick Thohir, menyopiri Presiden dan Ibu Iriana naik jeep maung, buatan Pindad.

Ada juga pertanyaan soal hubungan Presiden dan Megawati. Sampai soal telunjuk sakti akan mengarah ke mana.

Pertemuan dengan pimpinan media berakhir sekitar pukul 13.00. Tergolong lama. Dua setengah jam, termasuk makan siang dengan menu yang enak sekali. Bakso malang, soto betawi dan sate. Juara deh rasanya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo