Kereta Ki Jaga Rasa, Sang Pembawa Bendera Pusaka Dan Teks Proklamasi
JAKARTA - Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia (RI) dimulai dengan kirab bendera pusaka dan teks proklamasi, yang diarak mulai dari kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta menggunakan kereta Ki Jaga Rasa, Kamis (17/8) mulai pukul 08.30 WIB.
Arak-arakan Kereta Ki Jaga Rasa ini diiringi drumband dari Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara Laut, serta Akademi Kepolisian pada barisan pertama.
Di samping Kereta Ki Jaga Rasa, pasukan berkuda dari TNI Angkatan Darat tampak mengiringi.
Total, ada 15 ekor kuda dengan komposisi 7 ekor kuda di depan, dan 8 ekor kuda di belakang Kereta Ki Jaga Rasa.
Di belakang Kereta Ki Jaga Rasa, berbagai elemen masyarakat seperti kelompok masyarakat perempuan berkebaya, pelajar dari sekolah menengah atas di Jakarta, dan lain sebagainya tampak antusias mengikuti kirab.
Kirab juga diikuti perwakilan raja-raja nusantara, hingga beragam suku di nusantara.
Filosofi
Kereta Ki Jaga Rasa memiliki filosofi yang mendalam. Ki Jaga Rasa merupakan simbol dari pemimpin yang menjaga, melindungi, dan mengayomi masyarakat dengan penuh rasa.
Sehingga, filosofi itu sangat tepat digunakan dalam momentum peringatan HUT ke-78 RI.
Dilepas Dengan Upacara Adat
Kereta Ki Jaga Rasa yang selama ini disimpan di Bale Pamanah Rasa, Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang - kediaman mantan Bupati Purwakarta yang kini menjadi Anggota DPR Dedi Mulyadi - sudah empat kali ini membawa duplikat bendera pusaka saat kirab upacara hari kemerdekaan, dari Monas ke istana negara.
Kereta kencana bikinan tahun 2008 itu, dibawa menuju Istana Negara dengan pengawalan ketat TNI bersenjata lengkap, pada Kamis (10/8) malam.
Sebelum diberangkatkan, Dedi Mulyadi sebagai pemilik kereta kencana Ki Jaga Rasa, melakukan upacara adat pelepasan kereta kencana dari Bale Pamanah Rasa, dan disaksikan langsung oleh ribuan warga.
"Keanekaragaman seni tradisi yang dibawakan atau ditampilkan saat kemerdekaan di Istana Negara, merupakan refleksi dari identitas yang dibangun setiap daerah," tutur Dedi Mulyadi.
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 16 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
TangselCity | 8 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu