Ganggu Hilirisasi Di Indonesia
Bahlil: Pajak Global 15 % Akal-akalan Negara Maju
SEMARANG - Indonesia menginginkan prinsip keadilan dalam pemberlakuan Global Minimum Tax (GMT). Penerapan GMT hanya akan menguntungkan negara maju yang daya saing investasinya lebih kuat.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta GMTdikaji ulang.
“Jangan sampai ini diimplementasikan, kemudian menguntungkan satu kelompok negara tertentu. Ini kita nggak mau,” kata Bahlil yang juga Ketua ASEAN Investment Area (AIA) Council saat ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Meeting di Semarang, Jawa Tengah, kemarin.
Bahlil menjelaskan, penerapan GMT saat ini belum apple to apple antara negara maju dan berkembang. Negara maju harus membuka ruang bagi negara berkembang untuk menarik investasi untuk mencapai kemajuan.
Menurutnya, untuk menarik investasi, negara berkembang saat ini masih membutuhkan pemanis. Pasalnya, kebijakan perpajakan negara maju tidak bisa dipukul rata dengan negara berkembang. Hal ini juga sudah dikaji di Indonesia.
Selain itu, bila GMTditerapkan terlalu dini, maka akan mengganggu program hilirisasi yang sedang digalakkan Pemerintahan Jokowi. Investor negara maju akan kembali berinvestasi ke negara asal mereka.
Dengan adanya GMT15 persen, mau tidak mau negara berkembang yang lagi mendorong hilirisasi akan mengalami hambatan besar. Sebab, pemilik modal yang punya teknologi dan menanamkan modal akan berinvestasi di negara sendiri.
Selain itu, kebijakan GMT akan memaksa negara-negara berkembang untuk mengirim bahan baku ke negara negara maju.
“GMT ini tidak lebih dari akal-akalan negara-negara maju. Kita sudah paham. Jangan lagi anggap kita tak paham,” ucap Bahlil.
Menteri Keuangan dan Ekonomi IIBrunei Darussalam Dato Amin Liew Abdullah menyatakan, aturan GMT ini justru semakin tidak menyeimbangkan kondisi persaingan.
Aturan GMT ini tidak hanya berdampak pada negara ASEAN saja, tetapi juga pada negara berkembang lainnya.
“Kita perlu mempertimbangkan perbedaan kondisi tiap negara yang unik dan juga memastikan semua negara memiliki kesempatan yang sama mengembangkan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi masing-masing,” jelas Amin.
Hadir dalam pertemuan itu, Menteri Perdagangan selaku Chairman AEM Zulkifli Hasan, Sekretaris Negara Kementerian Perdagangan Kamboja Rath Saravuth, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Menteri Industri dan Perdagangan Laos Malaithong Kommasith, Menteri Investasi, Perdagangan dan Industri Malaysia Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Tengku Abdul Aziz, Menteri/Sekretaris Departemen Perdagangan dan Industri Filipina Alfredo EPascual, Sekretaris Jenderal Badan Investasi Thailand Narit Therdsteerasukdi, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.
Nasional | 20 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 20 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu
Nasional | 19 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu