Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra Pulkam, Pendukung Rela Nginap Di Area Bandara
THAILAND - Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra akhirnya pulang kampung (pulkam) ke Thailand, setelah 15 tahun di pengasingan, Selasa (22/8).
Thaksin tiba di negara asalnya, beberapa jam menjelang pemungutan suara, untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin negara berikutnya.
Sejauh ini, Thaksin dikenal sebagai pemimpin terpilih Thailand yang paling sukses. Dia cukup ditakuti kaum royalis konservatif pendukung kudeta militer, dan kasus pengadilan yang diduga akan melemahkannya.
Kembalinya Thaksin, diduga menjadi pertanda bahwa dia telah membuat kesepakatan diam-diam dengan pelaku kudeta 2014. Agar dia tak mendekam di penjara.
Dia berhadapan dengan hukuman yang dapat menjebloskannya ke bui hingga 10 tahun. Thaksin menilai, jerat hukum ini bermuatan politik.
Thaksin mendarat di Bangkok, Selasa (22/8) pukul 9 pagi waktu setempat. Dia menumpang jet pribadi dari Dubai.
Ratusan pendukungnya bersorak sorai, berpidato, dan bernyanyi ketika Thaksin akhirnya menepati janji pulkam.
Dari partai yang pro Thaksin, banyak yang melakukan perjalanan semalaman dari wilayah timur laut Thailand. Demi menyaksikan politikus pujaannya kembali.
Sayangnya,Thaksin tidak bisa menyapa mereka. Diapit kedua putri dan putranya, Thaksin muncul sebentar dari Terminal Bandara. Dia memberi hormat pada potret raja dan ratu.
Setelahnya, Thaksin dibawa ke Mahkamah Agung, lembaga yang akan memutuskan soal hukuman penjara yang dijatuhkan padanya, tanpa kehadirannya.
Pendukung Rela Nginep
Di luar Bandara Don Mueang, tampak pendukung fanatik Thaksin yang bernama Samniang Kongpolparn (63). Dia telah menunggu sejak Senin (21/8) malam di areal bandara, hanya untuk menemui Thaksin.
Seperti mayoritas pendukung Thaksin lain, Samniang telah melakukan perjalanan dari Provinsi Surin di wilayah timur laut. Wilayah tersebut merupakan basis partai Thaksin, dalam beberapa dekade terakhir.
"Dia adalah perdana menteri terbaik yang pernah kami miliki. Meski tidak akan bertemu dengannya hari ini, saya tetap ingin datang untuk menunjukkan dukungan kepadanya," ungkap Samniang.
"Saya setuju mereka berdamai dengan pemerintah pro-militer, atau kami terjebak dengan para senator. Kami tidak mau begitu," imbuhnya.
Pheu Thai, partai pro Thaksin, hari ini diharapkan bergabung untuk membentuk pemerintahan koalisi, dalam sebuah byzantine process yang membawa Thailand dalam situasi pelik dalam tiga bulan terakhir.
Peta politik baru Thailand bergerak, seiring harapan besar munculnya fajar baru yang dipimpin partai muda radikal Move Forward, pemenang kursi terbanyak dalam Pemilu Mei 2023.
Move Forward awalnya menjalin kemitraan dengan Pheu Thai. Namun bisa dipastikan, koalisi tersebut akan mencakup hampir semua pihak, kecuali para reformis. Termasuk, dua partai yang dipimpin pelaku kudeta.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 22 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Lifestyle | 6 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu