Ratusan Rumah di Bojong Terdampak Polusi Udara Proyek Jalan Tol Serpan
Pospera Minta Perusahaan Pelaksana Tanggungjawab
PANDEGLANG - Ratusan rumah di empat kampung di Desa Cijakan, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, terdampak polisi udara akibat pembangunan jalan tolong Serang-Panimbang (Serpan) Seksi III. Keempat kampung itu yakni, Kampung Kadumadang, Bangkalok, Cinangis, dan Gunung Cangri.
Akibat polisi udara berupa debu dari galian tanah dan truk yang mengangkut tanah merah, ratusan rumah warga, perkantoran dan sarana pendidikan, ditutupi debu yang cukup tebal. Kondisi tersebut diperparah saat musim kemarau panjang seperti saat ini. Selain tertutup debu yang tebal dan juga menjadi penyebab penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Dewan Pembina (Wabin) Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Kabupaten Pandeglang, Raden Deden Hertandi mengaku, miris dengan kondisi masyarakat di sekitar lokasi proyek jalan tol. Sebab, pelaksana proyek dinilai abai dengan berbagai polusi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut. Polusi yang muncul seperti polusi udara dan suara.
"Saya sering lewat jalan tersebut dan saya lihat kondisinya sangat mirip, rumah-rumah warga terlihat kotor karena debu akibat galian tanah. Saya kira kondisi seperti ini tidak baik dan perlu ada solusi," ujar Deden, kepada Tangsel Pos, Jumat (25/8/2023) siang.
Dirinya berharap, pihak perusahaan pelaksana proyek pembangunan jalan tol untuk bertanggung jawab atas dampak tersebut. Jangan sampai pembangunan yang tujuannya untuk masyarakat justru merugikan masyarakat.
"Pihak perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak polusi itu. Saya harap juga kepala desa untuk turun menindaklanjuti masalah ini, kasihan masyarakat jika masalah ini dibiarkan," pungkas kader PDI Perjuangan ini.
Ditemui terpisah, Kepala Desa Cijakan, Kecamatan Bojong, Nanda SB mengaku, sudah menerima laporan dari warganya terkait polusi udara dari aktivitas pembangunan jalan tol.
Berdasarkan laporan sekitar 150 rumah rumah terdampak polusi udara. Selain rumah, Kantor Desa Cijakan juga terdampak.
"Saya sudah menerima pengaduan masyarakat terkait polusi udara dan sudah saya sampaikan kepada pihak perusahaan (PT. Shino, red), namun sayang hingga saat ini belum ada tanggapan," ujar Nanda, Minggu (27/8/2023).
Ia mengaku, tidak tinggal diam dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Meski belum ada respons dari pihak perusahaan.
"Saya akan berusaha maksimal memperjuangkan aspirasi masyarakat, karena dampak dari polusi ini tidak hanya dirasakan oleh warga saya, tapi saya sendiri juga terdampak," ungkap Nanda
Dirinya nya berharap, pihak perusahaan mau bertanggung jawab atas dampak aktivitas angkutan tanah merah yang menyebabkan adanya polusi udara tersebut. Menurut dia, masyarakat tidak mempermasalahkan adanya proyek strategis nasional (PSN) yang ada di wilayahnya, justru sebaliknya.
Karena masyarakat bisa ikut bekerja di proyek pembangunan dan bangga di desanya terlewati jalan tol, bahkan exit tol juga berada di Desa Cijakan.
"Dalam setiap pembangunan tentu akan ada dampak, namun kami harap dampak itu bisa diminimalisir. Jangan sampai pihak perusahaan mengabaikan dampak dari aktivitasnya, karena sudah banyak masyarakat yang sakit karena polusi udara," tutupnya.(rie)
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Lifestyle | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu