Akibat Kekeringan Dan Elnino, 514 Hektar Padi Di Banten Puso
SERANG – Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Banten mencatat, sekitar 4.722 hektar lahan persawahan mengalami dampak kekeringan yang diakibatkan kemarau berkepanjangan dan elnino.Namun dari jumlah itu, sekitar 514 hektar yang mengalami puso atau gagal panen.
Minimnya dampak puso itu, tidak terlepas dari upaya antisipasi elnino yang dilakukan Distan seperti melakukan identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam, peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki sumur pantek, sumur dalam, embung, damparit, rehabilitasi jaringan tersier dan pompanisasi.
Kepala Distan Provinsi Banten, Agus M Tauchid mengatakan, berdasarkan data terbaru ada sekitar 4.722 hektare tanaman padi yang terdampak kekeringan, 514 hektare diantaranya alami puso.
Yang terdampak kekeringan itu kan ada 4.722 hektare, yang mengalami puso itu 514 hektare, kemudian yang kekeringan berat 887, sedang 1.632, dan ringan 1.789 hektare,” kata Agus, Senin (25/9/2023).
Ia menjelaskan, dari total yang terdampak kekeringan, paling banyak terdampak di Kabupaten Serang yakni 1.266 hektare, dan mengalami puso seluas 348 hektare.
Yang terparah memang di Kabupaten Serang, sisanya tersebar di kabupaten/kota lain. Seperti di Lebak yang terkena kekeringan 457 hektare dengan puso 3 hektare, sedangkan Kabupaten Pandeglang itu 1.686 hektare dengan puso 5 hektare,” ujarnya.
Menurutnya, ribuan hektare yang terdampak kekeringan hanya sebagian kecil atau sekitar 0,1 persen dari total angka tanam seluas 400 ribu hektar lebih. Namun dampak itu juga jangan dianggap remeh.
Secara psikologis kerugian itu totalnya hanya 0,1 persen saja, tapi kita juga jangan anggap kecil karena ada kerugiannya,” terangnya.
Meski begitu, Agus memastikan bahwa dari segi ketahanan pangan masih mencukupi atau terkendali untuk masyarakat Banten. Hal ini juga tidak lepas dari pengawasan distribusi hasil padi ke beras.
“Tinggal kembali pada rantai distribusi hasil, apakah stoknya keluar Banten semua, kan kita bisa mengawasi,” tuturnya.
Dikatakan Agus, pihaknya akan mengganti benih secara gratis kepada tanaman padi yang gagal panen. Sedangkan bagi yang sudah terdaftar dalam Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) akan mendapat lain sebesar Rp6 juta perhektare.
“Kalau yang tidak masuk hanya mengganti benih gratis,” ungkapnya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Provinsi Banten Nana Suryana menambahkan, selain sektor pertanian dampka kekeringan juga dirasakan oleh masyarakat Banten secara umum yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur-sumur mereka mengalami kekeringan.
“Maka dari itu, kami terus mobile melakukan pengiriman bantuan air bersih kepada masyrakat baik yang melakukan pengajuan maupun berdasarkan hasil mapping tim BPBD,” katanya.
Dikatakan Nana, bagi masyarakat yang ingin mendapatkan penyaluran air bersih, bisa langsung menghubungi kontak Pusdalops BPBD Banten dengan melampirkan surat pengajuan baik dari pemerintahan desa maupun kecamatan.
“Tidak mesti ke kantor BPBD, lewat WA juga cukup, yang penting otentik,” pungkasnya.
Sampai saat ini, lanjut Nana, pihaknya sudah menyalurkan sebanyak 500 ribu liter air bersih kepada warga dan akan terus dilakukan kedepannya.
“Setiap hari kita selalu keliling membagikan air bersih,” imbuhnya.
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 9 jam yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu