Kekuatan Capres Di Pulau Jawa
Ganjar Kuasai Jateng-Jatim-DIY, Prabowo Jabar-Banten, Anies DKI
JAKARTA - Pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia dipastikan bakal menjadi medan pertarungan sengit 3 Capres di Pilpres 2024 nanti. Lantas, bagaimana kekuatan 3 Capres di Pulau Jawa jelang beberapa bulan lagi pencoblosan? Ganjar Pranowo masih terkuat dengan menguasai Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Prabowo juara di Jawa Barat dan Banten. Sementara Anies Baswedan menang di DKI Jakarta saja.
Begitulah salah satu kesimpulan dari survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia yang rilisnya baru saja disampaikan, Sabtu (30/9/2023). Survei Indikator ini digelar pada 25 Agustus hingga 3 September 2023. Survei ini melibatkan 1.200 responden di seluruh provinsi Indonesia. Namun, survei ini melakukan over-sampel di 10 Provinsi yakni Sumatra Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten masing-masing menjadi 400 responden.
Dengan metode simple random sampling, ukuran sampel basis tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Dalam survei ini, responden diberikan pertanyaan jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan dipilih sebagai Presiden.
Dalam simulasi tiga nama, Ganjar Pranowo moncer dan berhasil meraih peringkat teratas dengan elektabilitas 37,4 persen. Prabowo Subianto di posisi kedua dengan angka 33 persen, Sedangkan Anies Baswedan yang berada di posisi buncit, perolehannya cukup jauh dengan 2 pesaingnya dengan meraih 21,5 persen.
"Sebanyak 8,2 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, saat memaparkan hasil survei bertajuk "Swing Voters, Efek Sosialisasi dan Tren Elektoral Jelang Pilpres 2024", Sabtu (30/9/23).
Lantas bagaimana kekuatan 3 Capres di Pulau Jawa? Berdasarkan surveinya, Burhan menyebutkan tiga Capres ini unggul di wilayah berbeda. Ganjar menang di 3 provinsi di Pulau Jawa, yakni Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Dalam skema tiga Capres di wilayah Jawa Tengah-DIY misalnya, Ganjar unggul telak dengan elektabilitas sebesar 67,2 persen. Disusul oleh Prabowo dengan 20,6 persen dan Anies hanya mendapatkan 7,4 persen. Sementara tak menjawab 4,9 persen.
Tak hanya di Jateng-DIY, Ganjar juga unggul di kawasan Jawa Timur dengan elektabilitas 46,7 persen. Kemudian disusul oleh Prabowo dengan 35,5 persen, dan Anies 15,1 persen.
Sementara itu, Prabowo unggul di 2 provinsi; Jawa Barat dan Banten. Di Jabar, Prabowo tertinggi dengan raihan elektabilitas sebesar 45,7 persen, Anies 25,4 persen dan Ganjar 24 persen. Di Banten, Prabowo dapat 38,6 persen, Anies 33,1 persen dan Ganjar 22,9 persen," ungkapnya.
Sedangkan Burhan mengatakan, di Pulau Jawa, Anies hanya unggul di DKI Jakarta dengan mendapat dukungan 40 persen, disusul Ganjar 29,9 persen dan Prabowo 23 persen. Sementara 7 persen tak menjawab. "Pak Prabowo yang tertinggal di DKI," kata dia.
Di luar Jawa, peta kekuatan 3 Capres cukup dinamis. Di Sumatera, Anies berada di posisi pertama dengan raihan 30,5 persen, menyusul Ganjar 29,5 persen dan Prabowo 29,4 persen. Sedangkan di Bali dan Nusa Tenggara, Ganjar juara dengan elektabilitas tertinggi dengan raihan 54,4 persen, Prabowo 21,8 persen dan Anies dengan 8,8 persen.
Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengomentari soal Capres jagoannya yang kalah di Jabar. Kata dia, pemenangan Capres harus merebut suara secara nasional, bukan hanya di provinsi tertentu. Menurutnya, secara nasional, Ganjar masih leading dibandingkan dengan Prabowo dan Anies Baswedan. "Elektabilitas Ganjar mengalami tren yang makin kokoh," katanya.
Sementara itu, Waketum PKB Jazilul Fawaid memberikan apresiasi terhadap hasil survei. Menurut dia, hasil survei tersebut cukup menantang sekaligus mendorong Koalisi Perubahan makin optimistis untuk memenangkan Pilpres 2024.
Namun, ia menilai hasil survei yang menunjukkan Anies-Cak Imin di posisi buncit berbeda dengan hasil survei yang dilakukan di internalnya. Ia pun memberikan beberapa catatan. Kata dia, Koalisi Perubahan telah memiliki pasangan Capres dan Cawapres, Anies-Cak Imin (AMIN). Sedangkan Capres lainnya belum memiliki pendamping. Jadi menurut dia, hasil survei tersebut tak bisa dijadikan rujukan karena terlalu dini.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu