TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Di Rakernas IV PDIP

Jokowi-Mega Solid Menangkan Ganjar

Laporan: AY
Senin, 02 Oktober 2023 | 08:20 WIB
Foto : Setpres
Foto : Setpres

JAKARTA - Rakernas IV PDI Perjuangan yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta, sejak hari Jumat (29/9/2023) berakhir Minggu (1/10/2023). Hajatan yang digelar besar-besaran selama tiga hari itu, memperlihatkan kalau partai berlambang kepala banteng itu, partai yang besar, solid dan kompak. Di acara ini juga, selain memperlihatkan kehangatan dan kemesraan, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi menunjukkan kesolidannya untuk memenangkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden ke-8 RI.

Hajatan PDIP kali ini mengambil tema Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia. Acara pembukaan dihadiri para pengurus banteng dari pusat hingga anak ranting, para anggota legislatif dan kepala daerah asal PDIP. Sejumlah menteri kabinet, para bos parpol pendukung Ganjar juga ikut hadir. Acara bertambah meriah dengan kehadiran 100 ribu kader dan 4.000 petani dan nelayan dari berbagai daerah.

Kemesraan Mega dan Jokowi sudah terlihat sejak acara belum dimulai. Keduanya terlihat jalan bareng beriringan saat memasuki arena Rakernas. Ikut terlihat Wapres Ma’ruf Amin, Ganjar Pranowo bersama putra sulung Presiden Jokowi yang juga Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka. Ada juga putri dan putra Megawati Soekarnoputri sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Prananda Prabowo, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Kehadiran rombongan ini mendapat sambutan hangat dari ribuan kader. Mereka berdiri, bertepuk tangan dan bersorak sorai.

Kemesraan Mega dan Jokowi juga terlihat usai Jokowi berpidato dan penyerahan bibit benih padi MSP (Mari Sejahterahkan Petani). Di sesi itu, dilanjutkan foto bersama dengan partai pengusung Ganjar yakni Plt Ketum PPP Mardiono, Ketum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, dan Ketum Hanura Oesman Sapta. Usai foto bersama, semuanya pun turun bersama. Yang menarik, ketika meniti anak tangga, tangan Megawati dipegang oleh Ganjar dan disusul oleh Jokowi. Seketika suasana menjadi meriah dengan gemuruh tepuk tangan hadirin.

Kader banteng berteriak, “Jokowi… Ganjar Presiden..,” seru para kader.

Nico Siahaan yang menjadi pembawa acara mengomentari kemesraan Mega, Jokowi dan Ganjar. “Makin kompak,” kata Nico, disambut tawa hadirin.

Acara pembukaan dimulai dengan sambutan sekaligus pembukaan oleh Megawati. Setelah itu dilanjutkan pidato Ganjar dan Jokowi.

Mega mengawali pidatonya dengan bicara soal pangan. Presiden ke-5 RI ini mengungkapkan bagaimana tingkat konsumsi beras masyarakat yang sangat tinggi yaitu, 96 kilogram pertahun perkapita. Menurut dia, idealnya konsumsi beras 60 kilogram per orang per tahun.

Mega mengatakan, konsumsi beras yang tinggi ini membawa banyak akibat. Tekanan ekonomi saat harga beras naik. Juga membawa implikasi terhadap kesehatan seperti penyakit gula atau diabetes.

Mega menegaskan, persoalan pangan tidak hanya bisa dijawab secara teknokratis. Sebab, persoalan ini sangat erat dengan aspek ideologis yaitu tentang keberpihakan serta tentang komitmen Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri di bidang pangan.

Putri Proklamator Bung Karno ini lantas membuka secara resmi Rakernas IV PDIP. Setelah Mega, lanjut Ganjar yang naik ke atas panggung. Ganjar mengawali pidato dengan memberikan pujian kepada Mega dan Jokowi. Ganjar bilang, Mega adalah tokoh yang selalu memikirkan nasib wong cilik. Hal itu terlihat dari kebijakan partai. Sebelum bicara kedaulatan pangan, PDIP juga bicara soal menyelesaikan persoalan stunting.

Kepada Jokowi, Ganjar menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, sebagai mentor yang telah memberikan banyak pelajaran. “Sehingga saya medapatkan banyak ruang untuk bisa belajar. Terima kasih Pak Presiden,” lanjut Ganjar, disambut tepuk tangan.

Ganjar lalu memaparkan ide dan gagasannya dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Kata Ganjar, tema Rakernas PDIP kali ini sangat relevan. “Pangan harus dijadikan supremasi kepemimpinan Indonesia di kancah dunia,” kata Ganjar.

Kedaulatan pangan, lanjut Ganjar, tentu tidak bisa terjadi begitu saja. Butuh peran serta pemerintah untuk menjadikan Indonesia menjadi negara swasembada pangan. Negara harus menjadikan petani dan nelayan sebagai tuan di negerinya sendiri.

“Kita harus jadikan sawah sebagai hamparan kesejahteraan dan laut sebagai hamparan kemakmuran,” cetusnya.

Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu, menyampaikan ada banyak cara untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Salah satunya adalah, menggenjot riset dan teknologi di bidang pertanian dan perikanan. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan perguruan tinggi harus dilibatkan untuk mewujudkan inovasi di dua bidang itu. “Sudah banyak inovasi yang ada saat ini, kita harus terus optimalkan itu,” ucapnya.

Cara lain, penegakan hukum dan penataan tata ruang. Ilegal fishing harus diberantas. Pengelolaan pangan harus dilakukan dengan baik dari hulu ke hilir. Selain mengembangkan inovasi teknologi dan modernisasi, pemenuhan sarana prasarana pertanian dan perikanan juga menjadi penting. Upskilling serta pemberian bantuan, insentif dan sarana lain juga harus tepat sasaran.

Ganjar bilang, tidak bisa mengharapkan berdikari dari pangan ini tanpa melakukan perubahan besar dari sisi teknologi. Yang tak kalah penting adalah perlunya satu data. Data yang tidak berbeda antar kementrian. Satu data ini penting untuk menjadi rujukan dalam menentukan kebijakan termasuk dalam politik pangan.

Selain itu, Ganjar juga mengatakan, pemerintah harus memastikan bantuan insentif seperti bantuan bibit, pupuk, sarana perikanan, tangkap dan budidaya.

“Politik pangan ini sangat penting. Apabila kita bisa meningkatkan sektor pangan untuk kesejahteraan rakyat, maka kita bisa membawa Indonesia berdikari dan berdaulat. Dengan berpihak pada petani dan nelayan, maka kita bisa mempercepat untuk berdikari di bidang pangan,” pungkasnya.

Ide Ganjar soal mewujudkan kedaulatan pangan ini, mendapat pujian dari Jokowi. Mantan Walikota Solo itu yakin, Ganjar mampu mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia itu.

“Tadi sudah disampaikan Ibu Ketua Umum Megawati terkait bagaimana kita harus menyiapkan pangan kita. Saya setuju sekali. Dan lebih setuju lagi dengan apa yang disampaikan Capres kita, pak Ganjar Pranowo,” kata Jokowi, yang disambut tepuk tangan hadirin.

Jokowi mengatakan, saat ini terjadi kenaikan harga pangan dunia lantaran stok pangan ditahan oleh masing-masing negara. Menurut Jokowi, ada 19 negara sekarang ini sudah tidak mengekspor pangan.

Ia menilai apabila kondisi ini terus berlanjut, maka semua harga bahan pokok semuanya akan naik. Karena itu, ia sependapat dengan apa yang disampaikan Mega. Ia juga sangat setuju dengan ide dan gagasan Ganjar.

“Tadi saya bisik-bisik sama pak Ganjar. Nggak usah lama-lama, perencanaannya disiapkan sekarang. Nanti habis dilantik (jadi presiden), besoknya langsung masuk soal kedaulatan pangan. Sehingga kedaulatan pangan, swasembada pangan bisa kita miliki,” ucapnya.

Presiden bilang, perubahan iklim telah membawa dampak pada perubahan kenaikan suhu bumi serta kekeringan di berbagai negara karena kemarau panjang. Di sisi lain, Kepala Negara menyampaikan kondisi belakangan turut memengaruhi pasokan pangan. Ke depan, kata Jokowi, Indonesia harus miliki rencana yang detail untuk membangun misalnya, embung dan irigasi.

“Artinya sekali lagi, pangan menjadi kunci, seperti disampaikan Bung Karno; pangan merupakan mati hidupnya suatu bangsa. Itu betul sekali,” tuntasnya.

Rekomendasi Hasil Rakernas

Kemarin, Rakernas IV PDIP yang digelar tiga hari itu, resmi ditutup. Rakernas ini menghasilkan 9 poin rekomendasi eksternal di sisi pangan. Hasil rekomendasi itu dibacakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Dia mengatakan, Rakernas IV membahas tentang kedaulatan pangan dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati sampai budidaya demi mewujudkan kedaulatan pangan. Pertama, pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan secara keberlanjutan melalui diversifikasi pangan lokal. Kedua, peningkatan budidaya pertanian dan kualitas produksi pangan melalui riset dan inovasi yang dihasilkan BRIN yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan petani, nelayan, dan produsen pangan lainnya melalui penetapan harga dasar produk pangan penting dan perlindungan harga di tingkat produsen. Ketiga, konsistensi pelaksanaan perlindungan lahan-lahan pertanian produktif dari alih fungsi lahan.

Keempat, dukungan kebijakan moneter, fiskal, dan akses pembiayaan bagi petani, nelayan, dan produsen pangan lainnya. Kelima, peningkatan teknologi pengolahan atau hilirisasi, komoditas pangan secara produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan dengan dukungan riset dan inovasi. Keenam, pembangunan Infrastruktur dan sarana produksi pangan secara tepat dan terintegrasi. Ketujuh, sinergisitas kebijakan pembangunan pangan antara pemerintah pusat dan daerah terutama dalam pelaksanaanya. Kedelapan, pemberlakuan bea masuk terhadap impor pangan untuk melindungi komoditas dan produk pangan dalam negeri, dan terakhir, menggunakannya bagi kebutuhan pembiayaan riset dan inovasi untuk peningkatan produksi pangan nasional secara keberlanjutan.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo