Jangan Lupakan Orang Miskin

SERPONG - Hiruk pikuk politik menjelang dan pasca pendaftaran Capres-Cawapres jangan sampai membuat para elit politik melupakan orang miskin. Para pejabat negara yang ikut sibuk dalam proses politik menjelang Pemilu dan Pilpres juga tak boleh mengabaikan nasib rakyat kecil yang jadi tanggung jawabnya.

Sibuk menghadapi Pemilu dan Pilpres boleh-boleh saja, tapi mereka harus sadar bahwa banyak orang miskin sudah tak mampu lagi membeli beras. Orang-orang miskin sangat membutuhkan bantuan.

Orang-orang di level bawah saat ini butuh beras dan uang tunai untuk membeli lauk pauk. Mereka juga perlu uang tunai untuk membeli buku pelajaran dan seragam sekolah anak.

Oleh karena itu, setelah proses pendaftaran Capres-Cawapres selesai, kita berharap, para petinggi negeri ini, kembali fokus menolong rakyat miskin, supaya tetap bisa makan.

Hal serupa mesti dilakukan gubernur, bupati dan walikota. Mereka wajib menyelamatkan orang miskin, yang sudah tak punya bahan pangan lagi. Cepat salurkan bansos beras dan bansos uang tunai. Untuk itu, para kepala daerah harus segera berkoordinasi dengan Kemensos dan Bulog.

Kita juga berharap, ke depan ini, para anggota DPRD aktif memantau penyaluran bansos beras dan bansos tunai untuk warga miskin.

Tahun ini, akibat kemarau panjang dan kekeringan, banyak petani kecil yang mengalami gagal panen. Mereka sekarang tak punya beras lagi. Mereka butuh bansos beras.

Supaya, petani kecil bisa menanam padi lagi, perlu secepatnya dikucurkan bantuan uang tunai. Mereka butuh benih padi dan pupuk.

Untuk itu, para pejabat dan elit politik yang mengurus pertanian mesti memonitor dan secepatnya menghitung, berapa banyak petani kecil yang gagal panen.

Ini penting untuk menentukan total jumlah bantuan tunai, bantuan benih padi dan pupuk.

Jadi, sekali lagi, meski para pejabat dan politisi kini sibuk mempersiapkan Pemilu dan Pilpres, mereka tak boleh melupakan orang miskin. Sebab, kalau orang miskin itu lapar, bisa marah. Dan, kalau orang miskin itu marah, para pejabat dan elit politik, bisa kerepotan.