TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

Kemenkes: Total Pasien Monkeypox Kini 8 Orang, Mayoritas Kaum Biseksual

Oleh: Farhan
Selasa, 24 Oktober 2023 | 07:47 WIB
Foto : Ist
Foto : Ist

JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi, per 22 Oktober 2023, total kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia, kini mencapai tujuh orang. Atau mencapai delapan kasus, sejak pertama kali terkonfirmasi di pertengahan 2022. Mayoritas penderitanya adalah kaum biseksual.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hingga kini kita dapatkan tujuh kasus konfirmasi Monkeypox di Indonesia di tahun ini. Seluruh kasus konfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu, Senin (23/10).

Maxi mengatakan, seluruh kasus Monkeypox yang terkonfirmasi berasal dari Jakarta. Rinciannya: Jatinegara (1), Mampang (1), Kebayoran Lama (1), Setiabudi (2), Grogol Petamburan (1), dan Kembangan (1).

Data yang sama menunjukkan, seluruh pasien terkonfirmasi Monkeypox adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sebanyak 71 persen adalah laki-laki berusia 25-29 tahun. Sebanyak 29 persen di antaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.

Dari hasil penelusuran diketahui, enam pasien Monkeypox juga merupakan Orang Dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi biseksual.

Saat ini, seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi di sejumlah rumah sakit di Jakarta. Perawatan akan dilakukan, hingga luka mengering sempurna.

“Untuk kondisinya, semua baik dan stabil. Kita pantau secara ketat dan terus menerus. Saat ini, kita juga sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien,” terang Maxi.

Penularan

Maxi memaparkan, pasien Monkeypox memiliki faktor perilaku seks berisiko dengan munculnya lesi dan ruam kemerahan. Diikuti demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.

Penularan terjadi dari manusia ke manusia, melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit orang yang terinfeksi.

Penanggulangan

Terkait penambahan kasus ini, Maxi mengatakan, Kementerian Kesehatan bergegas melakukan upaya penanggulangan.

Setidaknya, ada tiga upaya yang dilakukan pemerintah. Meliputi upaya surveilans, terapeutik dan vaksinasi.

Upaya surveilans dilakukan melalui penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa.

Terapeutik dilakukan dengan memberikan terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox serta pemantauan kondisi pasien.

Vaksinasi

Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi Monkeypox, terutama pada populasi yang paling berisiko.

Penerima vaksin Monkeypox adalah laki-laki, yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis, dengan atau tanpa status ODHIV.

Vaksinasi Monkeypox rencananya akan dilaksanakan mulai tanggal 24 Oktober 2023, dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang.

Vaksinasi akan diselenggarakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang ditunjuk Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Yakni Klinik Carlo serta Puskesmas yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Vaksin ini diberikan dalam dua dosis dengan interval empat minggu.

Jenis vaksin Monkeypox yang akan digunakan adalah vaksin impor yang diproduksi oleh Bavarian Nordic, Denmark dengan merk dagang JYNNEOS®️ kemasan single-dose.

Vaksin tersebut telah memiliki Sertifikat Pelulusan Vaksin (Certificate of Release) dari Badan POM terbit 17 Maret 2023.

“Stok vaksin Monkeypox kita aman. Saat ini, sebanyak 991 vial vaksin Monkeypox sudah didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi Monkeypox, yang mulai diberikan Oktober ini,” tutup Dirjen Maxi.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo