Minta Biden Stop Kekejaman Israel Di Gaza, Jokowi: Gencatan Senjata Itu Harus
AMERIKA SERIKAT - Presiden Jokowi mendesak Amerika Serikat (AS) untuk berbuat lebih banyak, dalam menghentikan kekejaman Israel di Gaza, Palestina. “Gencatan senjata adalah suatu keharusan, demi kemanusiaan," kata Jokowi di Oval Office, Gedung Putih, Washington DC sebelum bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, seperti dilansir Reuters, Senin (13/11/2023).
Sebelumnya, dalam keterangan virtual dari Washington DC, Jokowi menyatakan siap menyampaikan pesan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas kepada Presiden AS, terkait perang Israel-Palestina yang masih terus berlangsung.
"Saya akan menyampaikan pesan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang meminta saya secara khusus untuk menyampaikannya kepada Presiden Biden,” ujar Jokowi, Senin (13/11/2023).
Tak hanya menyerukan gencatan senjata, Jokowi juga mendesak dunia internasional untuk mempercepat dan memperbanyak bantuan kemanusiaan, menyegerakan perundingan damai, dan melarang fasilitas publik dan kegiatan kemanusiaan menjadi sasaran serangan.
Seperti diketahui, serangan militan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera sekitar 200 orang.
Sementara otoritas Palestina melaporkan, serangan balasan Israel sejak tanggal tersebut telah mengakibatkan lebih dari 11 ribu penduduk Gaza meninggal.
"Biden akan meminta Indonesia, untuk memainkan peran yang lebih besar dan membantu kami di Timur Tengah," kata seorang pejabat AS, tanpa menjelaskan apa yang mungkin diperlukan oleh peran yang diperluas tersebut.
Titik Konvergensi
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan, Jokowi dan Biden akan saling bertukar pandangan mengenai masalah Israel-Palestina.
"Perbedaan yang ada, tidak akan berdampak pada kekokohan hubungan bilateral kedua negara," ujarnya kepada VOA, Senin (13/11/2023).
Biden akan menyimak secara utuh apa yang disampaikan Jokowi dan seperti apa sudut pandang Presiden ke-7 RI, terkait diskusi dengan para pemimpin Arab dan Timur Tengah lainnya, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) Riyadh, yang baru saja diikutinya.
Sejauh ini, memang ada kesenjangan besar antara kedua pemimpin terkait gencatan senjata. Sebab Amerika meyakini, gencatan senjata pada saat ini hanya akan menguntungkan Hamas.
Namun, Washington akan mencari titik konvergensi dengan Jakarta lebih lanjut.
Indonesia bukanlah aktor regional seperti Mesir, Yordania atau Qatar yang punya peran penting dalam tujuan jangka pendek pemerintah. Seperti menjamin pembebasan sandera dan membangun koridor kemanusiaan ke Gaza.
Pengaruh Indonesia
Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar, suara Jakarta mempunyai pengaruh dalam rencana jangka menengah dan panjang pemerintah AS, untuk menyelesaikan konflik dan mengupayakan jalan menuju perdamaian.
Populasi muslim Indonesia, mencapai 13 persen dari total populasi muslim dunia. Sementara populasi muslim di negaranya sendiri, mencapai 87 persen atau berjumlah 229 juta jiwa.
Kepada VOA, sumber pejabat AS mengatakan, perdamaian yang adil, solusi dua negara, serta sumber daya besar diperlukan untuk membangun kembali dan memberikan harapan bagi kehidupan yang hancur.
"Saya pikir, ini adalah bidang-bidang yang kami nantikan untuk bekerja sama dengan Indonesia, dalam memberikan peran utamanya," kata pejabat tersebut.
Seperti banyak negara muslim lainnya, Indonesia telah lama memberikan bantuan kepada warga Palestina, termasuk sebuah rumah sakit di Gaza.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 11 jam yang lalu