Tembus Rp 10.155 T Dan Terbesar Di Asia
Hore, Aset BUMN Kita Sudah Salip Temasek
JAKARTA - Aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai 652 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 10.155 triliun hingga Maret 2023. Angka tersebut menjadi capaian tertinggi bagi perusahaan pelat merah, bahkan mengalahkan BUMN asal Singapura, Temasek.
Pasalnya, di periode yang sama, Temasek Holdings Limited memiliki nilai portofolio bersih yang mencakup investasi, aset, dan liabilitas sebesar 284,65 miliar dolar AS atau sebesar Rp 3.901,3 triliun.
Menurut Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, suksesnya Kementerian BUMN meningkatkan jumlah aset, karena performa kinerja perusahaan yang yahud. Terutama BUMN sektor keuangan, seperti Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan beberapa perusahaan minyak dan gas milik negara.
“Jika dikatakan melampaui Temasek bisa saja. Karena jumlahnya masih terus meningkat. Sudah selayaknya BUMN kita tumbuh melebihi BUMN negara Asia lainnya,” ucap Tauhid kepada Rakyat Merdeka (Tangsel Pos Group), Kamis (16/11/2023).
Tak hanya dari aset, sambung Tauhid, kontribusi dividen untuk negara juga kian meningkat setiap tahunnya. Dia yakin, BUMN masih memiliki potensi lebih besar lagi dalam kontribusi untuk negara.
Menurut Tauhid, peningkatan aset, laba dan dividen BUMN yang cukup signifikan menunjukkan proses transformasi bisnis dan restrukturisasi organisasi telah berjalan sesuai roadmap atau peta jalan Kementerian BUMN.
Untuk itu, dia menekankan, transformasi menjadi langkah tepat dalam mengikis ketimpangan antar BUMN. Pemberian Penyertaan Modal Negara (PMN) harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kinerja. Apalagi, dia menggarisbawahi, yang menyumbang dividen besar hanya perusahaan yang itu-itu saja.
“Kontribusi BUMN selama ini hanya berasal dari sejumlah perusahaan besar, seperti PLN, Pertamina (Persero) dan Himbara. Sementara yang lain belum signifikan,” ungkap Tauhid.
Dia juga mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir yang sangat agresif melakukan konsolidasi. Baik melalui merger, maupun menutup BUMN yang terus menerus mengalami kerugian dan tak punya proses bisnis di masa yang akan datang.
“Karena itu, harus ada reorganisasi besar-besaran. Tidak hanya kelembagaan, tapi juga dari bisnisnya,” imbau Tauhid.
Penerapan core value atau nilai-nilai utama BUMN yang dikenal dengan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) juga harus dilakukan optimal, sebagai pedoman pengelolaan BUMN.
Tak kalah penting, imbuhnya, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus diperhatikan untuk dapat menjalankan program transformasi dan restrukturisasi organisasi.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, aset konsolidasi BUMN saat ini mencapai 652 miliar dolar AS atau sekitar Rp 10.101 triliun.
“Nilai aset itu disebut melampaui BUMN asal Singapura, Temasek. Kita ini sudah lebih besar dari Temasek, dan mungkin salah satu portofolio terbesar di Asia,” ucapnya dalam acara FHCI (Forum Human Capital Indonesia) BUMN yang dikutip, Selasa (7/11/2023).
Dikatakan pria yang akrab disapa Tiko ini, kinerja BUMN terus membaik, tercermin dari sisi keuntungan.
menyakini keuntungan konsolidasi BUMN di 2023 akan melampaui kinerja pada 2022, yang mencapai 20,6 miliar dolar AS (Rp 323,2 triliun).
“Artinya, kita sudah menjadi portofolio besar dengan skala usaha yang raksasa,” ujarnya.
Kinerja BUMN yang membaik juga nampak dari Return On Equity (ROE), yang rata-rata mencapai 10 persen dan Return On Asset (ROA) yang mencapai 3,2 persen.
Targetnya dalam lima tahun, ROE BUMN bisa meningkat sekitar 14-15 persen dan ROA mencapai 4 persen.
Menurut Tiko, capaian kinerja tersebut berkat transformasi BUMN yang dilakukan selama empat tahun terakhir. Mulai dari melakukan inovasi berbagai bisnis model, merger BUMN, restrukturisasi, pembentukan holding BUMN, hingga mengadopsi teknologi terbaru.
Kemudian dilakukan peningkatan investasi, berbagai model investasi melalui IPO (Initial Public Offering), private placement.
Diketahui, sepanjang kuartal III-2023, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk meraih kinerja keuangan impresif. Bank Mandiri menorehkan rekor, dengan total aset konsolidasi yang menembus Rp 2.007 triliun per September 2023 atau tumbuh 9,11 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy).
Kenaikan total aset tersebut ikut didorong oleh laju pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh positif.
Kemudian, aset PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebesar Rp 1.851,97 triliun, naik 9,93 persen dibandingkan tahun lalu yang tercatat Rp 1.726 triliun.
Selanjutnya, aset PLN per Juni 2023, tercatat sebesar Rp 1.640 triliun. Adapun jumlah liabilitas atau utang sebesar Rp 482,49 triliun dan ekuitas atau modal sebesar Rp 1.010 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir terus menggenjot perusahaan pelat merah agar mandiri secara finansial lewat transformasi model bisnis.
Artinya, BUMN diharapkan tak terus menerus bergantung pada APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau kas negara.
Langkah ini masuk dalam lima prioritas untuk menangani perusahaan pelat merah pada 4 tahun terakhir.
“Inovasi model bisnis jadi poin prioritas pertama kami,” ujarnya di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Menurut dia, holdingisasi membantu BUMN memperbaiki struktur permodalan, mengkonsolidasi aset, utang, dan modal keseluruhan, sehingga kapasitas leverage meningkat dan menurunkan cost of capital.
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu