TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Urusan Koalisi Ganggu Kerja Kabinet

Omongan Fahri Ada Benarnya

Oleh: AY/AN
Editor: admin
Senin, 01 Agustus 2022 | 08:33 WIB
Fahri Hamzah. (Ist)
Fahri Hamzah. (Ist)

JAKARTA - Eks Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah yang dikenal paling doyan mengkritik, kembali menembakkan peluru panas. Kini, yang dikritik Fahri soal kesibukan parpol bangun koalisi di tengah kondisi ekonomi lagi tidak baik-baik saja. Fahri khawatir, urusan koalisi bisa ganggu kinerja kabinet. Omongan Fahri ini banyak yang dukung karena sesuai dengan suara rakyat.

Meskipun Pilpres 2024 masih 2 tahun lagi, sejumlah parpol sudah sibuk bangun koalisi. Bahkan tiga parpol pendukung pemerintah: Golkar-PAN-PPP sudah lebih dulu deklarasi membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Koalisi ini digagas 3 ketum parpol yang juga menteri di Kabinet Indonesia Maju: Airlanga Hartarto (Golkar/Menko Perekonomian), Zulkifli Hasan (PAN/Menteri Perdagangan) dan Suharso Monoarfa (PPP/Kepala Bappenas).

Selain KIB, NasDem, PKB dan Gerindra sebagai parpol pendukung pemerintah, juga tak kalah sibuknya ngurusin politik. NasDem yang sudah deklarasi akan mengusung 3 nama sebagai capres, lagi kencang-kencangnya bangun kedekatan dengan PKS dan Demokrat. Sementara Gerindra dan PKB, juga berulang kali bertemu dan penjajakan ke arah koalisi.

Manuver politik yang dilakukan para elit parpol itu, kata Fahri, sangat tidak elok. Alasannya, saat ini kondisi ekonomi, baik di dalam negeri maupun dunia sedang terguncang. Presiden Jokowi membutuhkan dukungan politik dari koalisi parpol pendukungnya untuk bisa keluar dari krisis ekonomi yang ada.

Namun yang terjadi, kata dia, parpol justru lebih mengedepankan ego kelompok. Para ketum parpol yang juga anak buah Jokowi di kabinet, lebih sering mengurus persoalan koalisi demi Pilpres 2024.

“Menurut saya, itu mengganggu kinerja kabinet Pak Jokowi,” tuding Fahri, dalam diskusi Total Politik di Jakarta Selatan, Sabtu (30/7).

Padahal, lanjut Fahri, saat ini Jokowi membutuhkan dukungan yang lebih produktif untuk mengurus masalah-masalah bangsa. “Kita mesti mulai mengakhiri pencampuran kerja politik dengan kerja profesional kabinet,” tambahnya.

Eks politisi PKS ini menyarankan, bila pimpinan parpol memang serius menyambut Pilpres 2024, maka tidak perlu duduk di kabinet. “Sudahlah. Kalau kalian lagi ngurusin parpol, ngurusin pemilu, keluar dari kabinet. Jangan rusak elan vital dari kerja kabinet,” sarannya.

Apa tanggapan KIB atas serangan Fahri ini? Sejumlah elit KIB berang. Ketua DPP Golkar, Ace Hasan Syadzily menganggap ulasan Fahri terlalu cetek. Memang benar petinggi yang ada di KIB merupakan pimpinan parpol. Namun, ketiga orang tersebut tetap amanah mensukseskan pemerintahan Jokowi.

Ace memastikan, tiga pimpinan parpol yang ada di KIB bekerja profesional. Karena bagaimanapun juga, baik buruknya pemerintahan Jokowi mempertaruhkan kredibilitas parpol yang ada di dalamnya. Sebab itu, ia meminta Fahri fokus ngurusin parpolnya, ketimbang mencampuri dapur parpol lain.

“Dia tidak tahu sama sekali soal koalisi ini dan perkembangannya. Jadi, pernyataan Fahri Hamzah ini jelas analisanya dangkal. Lebih baik dia urus partainya supaya lolos dalam Pemilu 2024 nanti,” pesan Wakil Ketua Komisi VIII DPR ini.

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani pun berpendapat demikian. Kata dia, yang paling mengetahui KIB, ya mereka yang tergabung di dalamnya. Presiden saja tidak keberatan, atau memberikan catatan khusus mengenai KIB.

Wakil Ketua MPR ini berpesan agar Fahri tidak berburuk sangka ke tiga ketum parpol di KIB. Sebab, masing-masing parpol di KIB sudah memiliki tim untuk membangun kesepahaman kerja sama.

Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto juga menganggap pernyataan Fahri salah besar. Pembentukan KIB sejak dini, agar lebih terbuka kepada rakyat dan memiliki persiapan yang matang menuju Pemilu 2024.

Yandri menegaskan, Ketum PAN Zulkifli Hasan paham betul membedakan perannya sebagai ketum parpol dan menteri. Sehingga tidak ada kerja yang terganggu dari dua jabatan yang diemban bosnya itu.

Founder lembaga survei KedaiKOPI Hendri Satrio membenarkan pernyataan Fahri. Karena memang seharusnya, tidak boleh ada koalisi di dalam koalisi. “Apa dasarnya ada koalisi di dalam koalisi itu? Jadi saya setuju bila kemudian membuat menteri-menteri dalam KIB tidak fokus bekerja. Sarannya bubarin aja,” cetus pria yang akrab disapa Hensat ini, tadi malam.

Di dunia maya, omongan Fahri ini mendapat banyak dukungan. “Alasan FH bisa diterima akal sehat,” cuit @AmarAsraf159. “Nah kan,” timpal @yani_salam. “Para capres sekarang ini takut akan dua hal: elektabilitasnya turun, dan isi tasnya hilang,” sindir @Puthutea. “Adakah yang bisa menyanggah omongan Bang Fahri Hamzah ini,” tanya @rauf_abdul7274.

“Para politisi yang sedang urus negara, gaweannya dari jam ke jam cuma ngatur strategi agar tetap berada pada zona nyaman. Kudu dilawan,” cuit @didihusadi. “Dengan tidak mundur dari menteri, berarti dah nggak dianggap lagi presidennya,” sahut @Yom_N_Friends.

Ada pula netizen yang menganggap Fahri offside. “Urus aja Gelora mu. Biar nafsumu kembali bergelora. Kan kau sudah uban itu,” pinta @LolooleAndre. “Heleeeh. Nyangkem partai lain. Sementara besarin partai sendiri belum tentu mampu,” sindir @Sabani0275. “Maklum. Bos endorse capresnya mati-matian nggak dilirik sama ketum,” pungkas @AriyantoBudi8. (rm.id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit