PBSI Harus Kerja Ekstra Di 2024
Di BWF World Tour Final, Indonesia Tanpa Gelar
JAKARTA - Nihilnya gelar tim bulutangkis Indonesia di ajang BWF World Tour Finals di Hangzhou, China, perlu menjadi catatan khusus bagi Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI). Bahkan, Indonesia terancam hilang tradisi emas di setiap even bergengsi.
Menanggapi hal tersebut PP PBSI berkomitmen untuk bekerja ekstra dalam persiapan menuju musim kompetisi 2024 agar mendapatkan pencapaian yang lebih baik. Cipayung – julukan tempat markas PP PBSI berjanji akan melakukan evaluasi.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) PP PBSI, Rionny Mainaky mengakui bahwa hasil anak asuhnya sepanjang 2023, termasuk di BWF World Tour Finals yang menjadi turnamen akhir musim, belum memuaskan. “Saya sebagai Kabid Binpres akan bekerja ekstra lebih keras untuk mempersiapkan atlet yang akan turun di kejuaraan tahun depan,” tutur Rionny melalui keterangan resmi PP PBSI di Jakarta, Minggu (17/12/23).
Sehubungan dengan World Tour Finals, target yang dicanangkan PBSI tidak tercapai karena hanya mampu mencapai babak semifinal. “World Tour Finals adalah ujian akhir tahun ini, kami belum berhasil karena hanya dua sektor yang mencapai semifinal. Ditargetkan (sampai) final, ternyata belum mampu tercapai,” imbuh Rionny.
Niat PBSI untuk mendongkrak prestasi pada 2024 akan dilakukan secara serius, apalagi fase Race to Olympic masih berlangsung hingga awal tahun depan. Rionny dan jajaran lain akan meningkatkan kerja sama demi tercapainya target akbar yaitu meraih medali pada ajang Olimpiade 2024 di Paris, Prancis.
“Saya harap semua tetap semangat, dengan hasil ini saya bisa memicu dan menjadi rapor untuk mengevaluasi dengan sangat serius bagi atlet dan para pelatih,” ujarnya.
Sebelumnya, dua wakil Indonesia, yaitu ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan tunggal putra Jonatan Christie terhenti pada babak semifinal World Tour Finals 2023 yang berlangsung di Hangzhou, China, Sabtu. Keduanya sama-sama ditundukkan wakil tuan rumah, China. Fajar/Rian dikalahkan Liang Wei Keng/Wang Chang dalam pertandingan rubber game, dengan skor akhir 20-22, 21-12, 16-21. Sementara Jonatan, dikalahkan Shi Yu Qi dengan dua gim langsung 16-21, 15-21.
Pelatih Ganda Putra Pelatnas PBSI Aryono Miranat menilai, performa pasangan Fajar/Rian perlu perbaikan pada aspek teknis permainan di lapangan. Pria yang akrab disapa Koh Ar itu melihat Fajar/Rian butuh peningkatan pada pola permainan hingga ketahanan fisik usai tampil pada turnamen akhir tahun BWF World Tour Finals 2023 di Hangzhou, China.
“Hanya memang ada beberapa yang masih perlu diperbaiki, yaitu defense harus lebih rapat dan kuat, servis, dan pengembalian servis harus menjadi perhatian lebih, unforced errors harus dikurangi, kondisi fisik harus ditingkatkan lagi,” kata Aryono.
Aryono menilai, penampilan anak asuhnya itu di Hangzhou cukup baik bila dibandingkan dengan turnamen-turnamen sebelumnya. Ia memprediksi permainan Fajar/Rian bisa kembali ke puncak performa layaknya pada awal 2023.
“Performa Fajar/Rian di World Tour Finals 2023 cukup baik dan ada peningkatan daripada penampilan sebelum-sebelumnya, semoga bisa kembali pada performa ketika di awal-awal tahun 2023 ketika menjuarai beberapa turnamen,” ujarnya.
Sementara itu, kepala pelatih tunggal putra Indonesia, Irwansyah menilai performa Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di BWF World Tour Finals (WTF) 2023 menunjukkan peningkatan yang baik dan dapat menjadi bekal persiapan mereka menuju Olimpiade 2024 Paris.
“Kejuaraan-kejuaraan yang dijalani setiap saat ini untuk memperbaiki yang masih kurang agar di puncak kejuaraan di Olimpiade nanti semuanya sudah menjadi istimewa,” kata Irwansyah.
Untuk Jonatan, kata Irwansyah, permainannya di World Tour Finals ini sudah luar biasa. “Hanya tadi malam melawan Shi Yu Qi permainan nya terlalu mengikuti irama permainan lawan dan sedikit ragu untuk lebih menyerang, sehingga lawan pun menjadi percaya diri dengan pukulan-pukulan menyerangnya,” jelas Irwansyah
Sedangkan, Anthony Ginting finis di posisi ketiga Grup A dan mengoleksi dua kemenangan serta satu kekalahan di fase penyisihan grup. Ginting hanya menelan kekalahan dalam laga sengit kontra Viktor Axelsen (Denmark) dengan rubber game 21-6, 7-21, 13-21, Jumat (15/12).
Permainan Anthony Ginting sudah menunjukkan permainan yang luar biasa. Memang ada pola stroke yang harus dimajukan lagi untuk membuat Ginting menjadi satu pemain yang lebih komplit,” ujar Irwansyah.
Pelatih berharap, pengalaman kedua pemain di sepanjang tahun 2023, terutama di turnamen pamungkas kemarin, bisa menjadi penambah semangat dan motivasi mereka jelang 2024, yang akan menjadi tahun sibuk untuk mengumpulkan poin kualifikasi Olimpiade Paris.
“Tapi dari keseluruhan, Ginting dan Jonatan sudah mencoba bermain semaksimal mungkin. Dan saya sebagai pelatih merasa cukup puas dan bangga dengan permainan mereka. Insya Allah di tahun 2024, mereka bisa mendapat gelar yang lebih banyak,” katanya.
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 9 jam yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Galeri | 2 hari yang lalu