Persaingan Ketat Banteng Dan Gerindra, Hanya Terpaut 1-2 Persen

JAKARTA - Jelang Pemilu 2024, elektabilitas PDIP dan Gerindra dalam berbagai survei rata-rata selisihnya cuma 1-2 persen. Kedua partai terus bersaing jadi juara pertama Pemilu. PDIP yang berlogo kepala Banteng terus dipepet Gerindra yang berlogo kepala Garuda.
Persaingan ketat PDIP dan Gerindra terlihat dari survei terbaru Indikator Politik Indonesia (IPI). Dalam survei tersebut menyebutkan perolehan suara keduanya di survei IPI hanya selisih 1 persen.
Indikator menyebutkan adanya tren penurunan elektabilitas yang dialami PDIP dalam beberapa bulan terakhir. Sebaliknya, elektabilitas Gerindra justru terus mengalami kenaikan.
"Tren elektabilitas PDIP sempat turun di April ini pada saat isu gagalnya Piala Dunia U-20, kemudian recover terutama saat mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai Capres. Namun, trennya turun terus," kata Direktur Eksekutif IPI, Prof Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil surveinya, Selasa (26/12/2023).
Meski trennya menurun, elektabilitas PDIP masih tetap berada di puncak dengan 19,1 persen. Sedangkan Gerindra menguntit di angka 18,2 persen. "Gerindra kebalikannya terus naik. Kalau kita tarik dari tahun lalu trennya naik konsisten naik," ujarnya.
Meski begitu, Burhan mengaku, belum bisa memastikan partai mana yang unggul antara PDIP dan Gerindra dalam survei ini. Pasalnya, selisih perolehan kedua partai ini sangat tipis, yakni 0,9 persen. Lebih rendah dari tingkat kesalahan atau margin of error dalam survei ini.
"Kami tidak tahu siapa yang unggul di antara kedua partai ini karena selisihnya dalam margin of error 2,9 persen plus minus," beber dia.
Lebih lanjut, Burhan juga menjelaskan partai politik yang berhasil lolos dari ambang batas persyaratan parlemen (parliamentary threshold) 4 persen. Kata Burhan, dari 18 partai peserta Pemilu, hanya delapan partai yang lolos ke Senayan.
Di antaranya, PDIP 19,1 persen, Gerindra 18,2 persen, Golkar 9,3 persen, PKB 7,8 persen, NasDem 6,2 persen, PKS 6 persen, PAN 4,5 persen, dan Demokrat 4,4 persen. Sedangkan elektabilitas sisa parpol lainnya tidak lebih dari 3 persen.
Menurut Burhan, survei ini digelar pada 23-24 Desember 2023 atau setelah debat Cawapres kedua yang digelar pada 22 Desember 2023 lalu. Survei melibatkan 1.217 responden yang dipilih secara acak.
Survei dilakukan dengan metode wawancara langsung lewat telepon oleh pewawancara yang sudah profesional. Adapun margin of error survei yakni +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara dalam hasil survei LSI Denny JA, Gerindra berhasil mengungguli PDIP. LSI Denny JA mencatat elektabilitas Gerindra mencapai 19,5 persen. PDIP mendapatkan angka 19,3 persen.
Menurut Peneliti LSI, Hanggoro, ada tiga alasan yang menyebabkan Gerindra mampu menyalip PDIP. Alasan pertama yaitu karena serangan PDIP ke Presiden Jokowi. Kemudian polemik penolakan gelaran sepak bola dunia U-20. Terakhir buntut dari penyebutan Presiden sebagai petugas partai.
"Jika tren ini terus berlanjut, dukungan PDIP bisa kembali ke era sebelum Jokowi jadi Presiden," jelas Hanggoro, Selasa (19/12/2023)
Gerindra juga berhasil meraup suara pemilih kalangan generasi Z dan milenial yang merupakan suara terbanyak di Pemilu 2024 mendatang. Sedangkan PDIP masih mendominasi pada pemilih di atas usia 50 tahun ke atas.
Survei LSI Denny JA ini dilakukan pada periode 20 November 2023 hingga 3 Desember 2023 dengan total 1200 responden. Metodologi survei yang digunakan yakni melalui multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner. Sementara margin of error kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan di 95 persen.
Temuan LSI Denny JA senada dengan Litbang Kompas. Hasil jajak pendapat Litbang Kompas Desember 2023 menunjukan elektabilitas Gerindra berada di urutan pertama. Partai politik yang dibentuk Prabowo Subianto itu meraih elektabilitas sebesar 21,9 persen. Sedangkan PDIP hanya 18,3 persen.
Raihan suara yang didapati PDIP menurun dibanding hasil survei Litbang Kompas pada Agustus. Saat itu, PDIP masih dipuncak dengan 24,4 persen. Sementara Gerindra masih 18,9 persen. Artinya, pada survei Litbang Kompas terakhir, Gerindra sukses menyalip PDIP.
Survei berlangsung 29 November-4 Desember 2023. Sebanyak 1.364 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi. Dengan metode tersebut, survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error di kurang lebih 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Lalu apa kata Gerindra dengan hasil survei terbaru? Gerindra happy. Wasekjen Gerindra, Kawendra Lukistian bersyukur, dengan seluruh perolehan suara partainya berdasarkan potret dari sejumlah lembaga survei. "Pastinya kita bersyukur dengan hasil-hasil survei yang ada," ucap Kawendra saat dihubungi Redaksi, Selasa (26/12/2023).
Kendati demikian, dia meyakini, seluruh kader Gerindra tidak akan jumawa. Justru malah meningkatkan kinerja demi meraih hasil maksimal di Pemilu 2024 mendatang.
"Terus bergerak, menyampaikan pesan dan semangat Pak Prabowo di manapun berada. Insya Allah Prabowo-Gibran menang, Gerindra menang, rakyat menang," tegas Wakil Komandan Fanta Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu.
Sedangkan PDIP tidak gusar dengan perolehan suaranya berdasarkan hasil survei-survei terbaru. Menurut Politisi Senior PDIP, Hendrawan Supratikno, hasil survei yang naik turun, bahkan salip-menyalip mampu meramaikan industri demokrasi.
"Namun, kami memegang hasil survei internal untuk menentukan strategi yang kami pilih. Biar tidak bermain di genderang para sponsor survei," sindir Hendrawan.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 12 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 jam yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 9 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu