Bursa Cagub DKI Jakarta Semakin Ramai
JAKARTA - Pilkada DKI Jakarta bakal digelar November 2024. Nama-nama bakal calon Gubernur DKI Jakarta pun mulai bermunculan. Selain tokoh-tokoh lama, ada pula tokoh-tokoh baru.
Sebagai etalase Indonesia, Jakarta dianggap daerah paling sexy bagi para politisi. Tak heran, banyak politisi yang tertarik bertarung di Jakarta. Apalagi, Gubernur DKI Jakarta sering disebut RI 3 dan bisa jadi loncatan untuk nyapres.
Hingga saat ini, muncul 29 nama yang digadang-gadang bakal menjadi Cagub DKI. PDI Perjuangan (PDIP) misalnya, partai besutan Megawati Soekarnoputri menyiapkan banyak nama untuk maju di Jakarta. Sebut saja Menteri Sosial Tri Rismaharini, Menpan RB Azwar Anas, eks Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, eks Panglima TNI Andika Perkasa, dan eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Golkar juga tak ingin melewatkan peluang emas ini. Beringin bahkan telah menyiapkan nama-nama yang sudah populer. Seperti eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, eks Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, dan pengusaha Erwin Aksa.
Sebagai pemenang Pilpres, Gerindra juga nggak mau ketinggalan. Partai besutan Prabowo Subianto itu, menyiapkan eks Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Rani Mauliai. Selain itu, Gerindra juga memasukkan nama keponakan Prabowo: Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan Budisatrio Djiwandono.
Sedangkan Partai NasDem, masih akan menjagokan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni, Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Wibi Andrino, dan eks Menteri ESDM Sudirman Said.
PKS yang memiliki suara terbanyak pada Pemilu 2024 di DKI juga menyiapkan tiga nama. Mereka adalah Mardani Ali Sera, Sohibul Iman, dan Khoirudin. Sementara, PAN memunculkan nama Ketua DPW DKI Eko Patrio, dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani. PKB menyiapkan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah.
Demokrat juga punya calon. Mereka adalah Eks Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, eks Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, dan Anggota DPRD DKI Jakarta Ali Muhammad Johan Suharli.
Dari jalur independen terdapat dua nama. Mereka adalah Komjen Purn Dharma Pongrekun, dan politisi Noer Fajrieansyah. Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono juga masuk dalam bursa Pilkada DKI.
Apa kata mereka yang masuk dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta?
Anies yang potensial maju kembali, awalnya berencana akan rehat usai Pilpres. Namun, belakangan ini, dia mengaku, tengah memikirkan untuk kembali menjadi Gubernur DKI. “Kami sedang memikirkan itu secara serius,” kata Anies.
Ridwan Kamil mengaku masih melakukan kajian, apakah maju di DKI atau kembali meneruskan kepemimpinannya di Jabar.
Sementara, Ahok mengaku siap ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia asal mendapat restu dan dukungan dari Mega. Begitu juga dengan Prasetyo akan mengikuti mekanisme partai.
Risma menyerahkan kepada PDIP. Menurut dia, menjadi kepala daerah tanggung jawabnya besar.
Sahroni juga masih malu-malu saat ditanya kesiapannya maju di DKI Jakarta. Dia mengatakan, akan maju di DKI Jakarta jika diminta Ketua Umum NasDem, Surya Paloh.
Ahmed Zaki dan Erwin Aksa juga menunggu keputusan Partai Golkar. Mereka siap ditugaskan dimana saja, begitu juga maju di DKI Jakarta.
Senada dikatakan Politis Gerindra Ariza, Rani, Saraswati, dan Budisatrio. Mereka masih menunggu arahan partai untuk bertarung.
Sudirman juga mengamini niatan maju Pilkada DKI. Ia berharap, ada partai yang mengantarkan jalannya menjadi Gubernur DKI Jakarta. Bak gayung bersambut, NasDem pun telah mempertimbangkan dirinya.
Sementara, Heru Budi tidak mau spekulasi mengenai masa depannya. Ia hanya bilang, masih banyak kandidat yang lebih baik dari dirinya.
Bagaimana tanggapan parpol? Demokrat membenarkan tengah menggodok nama-nama Cagub DKI. Namun, tak ada nama Anies. Dari eksternal ada tiga nama: Budisatrio, Ridwan Kamil, dan Sudirman Said.
Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra memastikan, keputusan akhir partai telah melalui rangkaian penilaian dan pertimbangan.
“Jadi, dalam mengambil setiap kebijakan, kami selalu berpikir, apakah ini yang terbaik untuk warga Jakarta, bukan apakah ini bakal menaikkan popularitas ataupun mendapatkan sentimen positif dari publik. Kita butuh pemimpin-pemimpin yang benar-benar bisa memberikan manfaat untuk rakyat,” ujar dia.
Sekretaris Jenderal NasDem, Hermawi Taslim mengatakan, saat ini NasDem dalam proses menuju pleno untuk penetapan kandidat cagub DKI. “Ada banyak kandidat yang mumpuni, tapi tidak terbatas kepada Anies. Ada nama Ahmad Sahroni, ada Wibi Andrino, ada Sudirman Said,” katanya.
Ketua DPP PKS Bidang Humas, Ahmad Mabruri membenarkan, DPP telah menerima usulan dari Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW) PKS Jakarta untuk mengusung Anies Meski begitu, usulan masih akan dibahas di tingkat pusat DPP PKS sebelum diputuskan. Mengingat, masih ada nama dari internal partai.
“Jadi, kita tunggu keputusan DPP,” kata Mabruri.
Sementara, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro mengatakan, dari sejumlah nama yang masuk bursa Cagub DKI, ada empat nama yang paling potensial. Mereka adalah Anies, Ridwan Kamil, Ahok, dan Heru Budi.
Menurutnya, residu Pilpres 2024 menguat kembali. Anies mewakili Koalisi Perubahan. Kemudian Ridwan Kamil dan Heru Budi membawa Koalisi Keberlanjutan: Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat. Sedangkan Ahok berangkat dari koalisi PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura.
Meski begitu, kata dia, kuat kemungkinan hanya ada dua pasang calon. Sebab, PDIP dengan koalisinya tak cukup memenuhi threshold.
“Besar kemungkinan PDIP merapat ke Koalisi Perubahannya Anies untuk berhadapan dengan Koalisi Keberlanjutan yang masih belum pasti mengusung siapa. Sehingga bisa jadi, peta politik ke depan masih dinamis,” ulas Baskoro.
Sementara, Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya menjamin, tidak akan ada intervensi dari lembaga pemerintah mana pun selama pelaksanaan Pilkada 2024. Dia mengatakan, pihaknya akan transparan di semua tahapan untuk mencegah adanya intervensi.
Dody yakin kerawanan intervensi dari pihak tertentu dalam Pemilu dapat diatasi jika prosesnya berjalan dengan transparan. Ia meminta agar masyarakat tak khawatir soal ini.
“Bahwa kita bersikap criticism, itu penting untuk mengawal proses demokratisasi. Kalau ada hal-hal yang agak miring-miring dikit-dikitlah, terutama kan teman-teman punya saluran komunikasi, bisa memberikan masukan saran dan sebagainya,” pungkas Dody.
TangselCity | 13 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 17 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu