Usai Badai Cesium-137, Udang RI Bisa Dikirim ke Amerika Serikat Lagi
BOGOR - Industri udang Tanah Air mulai menggeliat setelah sempat terpukul isu Cesium-137 (Cs-137). Setelah dua hingga tiga bulan tertahan, Indonesia akhirnya bisa kembali mengekspor udang ke Amerika Serikat. Di dalam negeri, kepercayaan konsumen pun sudah pulih. Tak lagi gamang oleh kabar simpang siur soal udang terpapar radioaktif.
Aroma ikan segar menyeruak dari lapak sederhana milik Mama Opik di depan Masjid Al Akbar, Perumahan Venesia, Cileungsi, Bogor, Sabtu (1/11/2025) pagi. Di atas meja kayu, aneka hasil laut tersusun rapi di atas nampan perak. Ada ikan kembung, tongkol, cumi, hingga udang yang masih tampak mengilap.
Perempuan paruh baya itu bercerita, penjualan udang sempat anjlok saat ramai isu udang terpapar radioaktif, medio Agustus lalu. Waktu itu, ada beberapa konsumen yang ragu. Pasalnya informasi udang terpapar radioaktif masih simpang siur. “Saya selalu jelaskan kalau udangnya berasal dari Muara Angke, tidak terpapar radioaktif,” ujar Mama Opik kepada Redaksi.
Kekhawatiran soal udang terpapar Cs-137 memang sempat meluas dan dirasakan konsumen udang. Septiani, warga Perumahan Venesia, salah satunya. Pagi itu, Septiani membeli setengah kilogram udang. Ibu dua anak ini mengaku sempat ragu saat isu Cs-137 merebak. Apalagi kabar tersebut ramai beredar di media sosial. Namun, setelah lihat berita di TV dan baca klarifikasi dari media mainstream, Septiani mengaku jadi tenang. “Saya yakin udangnya aman, nggak seperti yang dibilang di medsos,” kata Septiani kepada Redaksi.
Kisruh soal udang RI mengandung Cs-137 bermula dari temuan Badan Pengawas Obat dan Pangan (FDA) AS pada 10 Agustus lalu. Mereka mendeteksi jejak isotop radioaktif pada udang beku asal Indonesia yang diproduksi PT BMS.
Akibat temuan itu, AS menarik produk udang yang sudah beredar, mengembalikan sejumlah kontainer, dan menghentikan sementara impor udang dari Indonesia. Keputusan tersebut membuat industri udang Tanah Air terpukul berat. Maklum, AS merupakan pasar utama udang RI. Sekitar 70 persen ekspor udang Indonesia dikirim ke sana.
Pemerintah pun merespons kasus ini dengan membentuk Satuan Tugas Penanganan Cesium-137. Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Cs-137 Bara Krishna Hasibuan mengatakan, dari hasil penyelidikan diketahui sumber kontaminasi Cs-137 bukan berasal dari tambak, namun dari pabrik baja PT PMT di kawasan industri Cikande, Serang, Banten. Pabrik itu menggunakan bahan baku berupa scrap atau serbuk besi bekas. Kontaminasi menyebar lewat udara ke fasilitas pengemasan udang milik PT BMS, yang berjarak sekitar dua kilometer dari pabrik tersebut.
Kata Bara, Pemerintah sudah menyampaikan hasil lengkap penanganan kasus ini kepada pihak AS. Laporan itu mencakup analisis penyebab utama, langkah perbaikan, hingga tindakan pencegahan yang sudah dilakukan. “Kami ingin meyakinkan pihak AS bahwa Indonesia telah memenuhi seluruh persyaratan yang diminta,” ujar Bara, saat ditemui Redaksi di kantornya, Jakarta, Rabu (29/10/2025).
Kata dia, AS kemudian membuka kembali pintu ekspor udang. Namun, dengan syarat yang lebih ketat. AS mewajibkan sertifikat bebas Cs-137 terhadap udang yang berasal dari Jawa dan Lampung yang masuk dalam yellow list atau daftar kuning. Sertifikat bebas radioaktif itu diterbitkan oleh Badan Mutu KKP selaku otoritas yang telah disepakati FDA.
Bara mengatakan, dari hasil penyelidikan juga diketahui kandungan kontaminasi radioaktif pada produk udang jauh di bawah ambang batas kontaminasi yang ditetapkan FDA. Meski begitu, Bara menyatakan pemerintah menganggap temuan radioaktif sebagai masalah serius. “Kami ingin menunjukkan kepada dunia luar bahwa kami mampu untuk mengatasi ini secara cepat dan efektif,” kata Bara.
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah membuahkan hasil menggembirakan. Setelah sempat tertahan dua bulan, Indonesia akhirnya bisa kembali mengekspor udang ke AS. Ekspor perdana dilakukan pada 31 Oktober 2025.
Kepala Badan Mutu KKP Ishartini mengatakan, pengiriman bisa dilakukan setelah seluruh kontainer udang menjalani scanning dan memperoleh sertifikat bebas Cs-137. “Sejak 31 Oktober, ekspor udang Indonesia kembali masuk ke pasar Amerika Serikat,” ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian KKP, Kamis (6/11/2025).
Sebanyak tujuh kontainer udang dengan total volume 106 ton atau senilai Rp 20,14 miliar dikirim ke empat pelabuhan utama di AS yaitu New York, Los Angeles, Miami, dan Jacksonville. Pengiriman dilakukan bertahap. Dua kontainer berangkat pada 31 Oktober, dua kontainer pada 1 November, dua kontainer pada 3 November, dan satu kontainer terakhir pada 4 November 2025.
Kabar pulihnya ekspor udang Indonesia ke AS membawa angin segar bagi para petambak di Tanah Air. Abu Hashina, petambak asal Situbondo, mengaku semangat mereka mulai tumbuh lagi. “Saya lihat di grup-grup WhatsApp, para teknisi tambak sudah mulai optimistis,” ujar Abu saat dihubungi Redaksi, Sabtu (8/11/2025).
Menurut dia, kabar ini membuat harga udang juga mulai bergerak naik, meski belum sepenuhnya pulih. “Masih butuh waktu. Karena stok di cold storage masih cukup banyak,” katanya.
Abu menceritakan, sejak isu Cs-137 merebak Agustus lalu, harga udang sempat anjlok. Biasanya, pengepul datang langsung ke tambak untuk membeli hasil panen. Namun, setelah isu itu mencuat, pembeli enggan datang. Permintaan turun drastis, harga pun terjun bebas hingga 30–40 persen.
Abu menilai, persoalan cesium bukan semata soal radioaktif, tapi juga soal arus informasi yang simpang siur. “Kadang yang bikin susah pulih justru kabar yang nggak jelas,” katanya.
Dia mencontohkan, saat Badan Mutu KKP mengumumkan AS kembali membuka impor udang pada 10 Oktober 2025, harga udang sempat membaik. Namun sehari kemudian, muncul berita soal penarikan produk udang di sejumlah supermarket AS. “Kabar itu langsung bikin harga jatuh lagi,” ucapnya. Padahal, kata dia, penarikan tersebut hanyalah langkah kehati-hatian, bukan karena udang Indonesia benar-benar terpapar radioaktif.
Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) atau Perhimpunan Petambak Udang Indonesia (PPUI) Andi Tamsil mengakui kasus Cs-137 menjadi pukulan telak bagi industri udang nasional. Tak hanya ekspor ke AS yang terganggu, pasar dalam negeri pun ikut terdampak oleh kabar simpang siur soal “udang radioaktif”.
Untuk meredam kepanikan publik, SCI menggencarkan kampanye edukasi. Salah satunya melalui acara Berbagi Udang Setengah Ton Bersama Chef sekaligus YouTuber Bobon Santoso di Palmerah, Jakarta Barat, 7 Oktober 2025. Dalam acara tersebut, para petambak memasak dan membagikan udang hasil tambak kepada sekitar 600 warga.
Kami ingin membuktikan, udang kita aman dari radioaktif. Udang yang terkontaminasi sudah diamankan dan tidak masuk pasar. Perlu kampanye bersama supaya masyarakat tidak takut makan udang,” ujar Andi kepada Redaksi, Sabtu (8/11/2025).
Andi pun mengapresiasi gerak cepat pemerintah dalam menangani kasus ini. Hasil penyelidikan menunjukkan sumber kontaminasi bukan berasal dari tambak ataupun kecrik (alat tangkap udang). “Pelaku industri sudah memenuhi permintaan Amerika agar udang dari Jawa dan Lampung memiliki sertifikat bebas Cs-137,” jelasnya.
Namun, proses sertifikasi ini tidak mudah. Alat pendeteksi Cs-137 masih sangat terbatas. Indonesia baru memiliki empat unit milik Bapeten. Satu kontainer udang membutuhkan waktu sekitar 6–7 jam untuk diperiksa, dan hasil laboratorium baru keluar sekitar sepuluh hari kemudian.
Saat ini, lanjut dia, Indonesia sedang menjalankan uji coba Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diminta pihak AS selama dua minggu. Pada pekan pertama, baru sekitar 11–12 kontainer yang berhasil diperiksa. Ke depan, Andi menilai perlu ada penambahan alat, tenaga pemeriksa, serta sistem kerja bergilir agar proses lebih efisien. Ia juga berharap pemeriksaan bisa dilakukan secara sampling, bukan untuk setiap kontainer.
Menurut Andi, pasar Amerika sebenarnya masih menunggu produk udang dari Indonesia. Dia menyebut, yang penting saat ini adalah transparansi, konsistensi menjaga kualitas, dan kerja sama erat antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha. “Hanya itu cara agar kepercayaan pasar global bisa benar-benar pulih,” pungkasnya. Bambang Trismawan.
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Politik | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu


