Mahfud MD Mulai Galak Lagi
JAKARTA - Kasus kematian Vina Dewi Arsita dan Muhammad Rizky Rudian alias Eky pada 2016, terus menjadi sorotan. Terbaru, mantan Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan, ada dugaan kasus tersebut tidak ditangani secara profesional sejak awal.
Dalam akun YouTube-nya, Mahfud mengatakan, awalnya dia tak begitu mengikuti kasus yang tenar dinamai kasus ‘Vina Cirebon’. Namun, kasus tersebut mendapat atensi banyak pihak, sehingga dia ikut mengamati perkembangannya.
Menurut Mahfud, kasus Vina Cirebon diduga tidak digarap secara profesional oleh pihak kepolisian. Salah satu cerminan dari ketidakprofesional itu, telatnya perburuan 3 Daftar Pencarian Orang (DPO) di kasus tersebut.
Sebab, perburuan baru dilakukan setelah 8 tahun, tepatnya setelah film “Vina: Sebelum 7 Hari” ramai dibincangkan publik.
“Konyolnya lagi, setelah ditangkapnya satu DPO, yakni Pegi Setiawan, muncul kesaksian dari Pegi dirinya tidak tahu kasus ini. Kemudian, 2 buron lainnya (Dani dan Andi) oleh pihak kepolisian dianggap sebagai salah sebut. Sudah menyelidiki lama (di 2016), tiba-tiba sekarang bilang bahwa dulu itu salah sebut,” ujar Mahfud dikutip dari akun YouTube-nya, Rabu (12/6/2024).
Selain soal ketidakprofesionalan dalam menyelesaikan perkara, Mahfud juga menaruh curiga, penanganan kasus Vina Cirebon pada 2016 diatur secara profesional.
Jadi, saya berpikir ini bukan sekadar tidak profesional. Tapi, memang ada permainan profesional,” cetusnya.
Lebih lanjut, Mahfud mendorong penanganan dan pengungkapan kasus Vina Cirebon kembali dilakukan secara profesional. Bahkan, dia meminta Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih turun tangan dalam kasus Vina Cirebon.
“Saya kira, kalau Pak Prabowo menyelesaikan masalah-masalah gini, nggak akan merugikan masalah politik dia. Posisi ekonomi pun tidak. Ini kriminal jahat,” tegasnya.
Mahfud menambahkan, akan terus mengikuti perkembangan penanganan kasus Vina Cirebon. Dia pun menegaskan, kasus tersebut tidak ada kaitan dengan kepentingan politik dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
“Soal pemilihan, rekayasa politik, sudah malas saya bicara-bicara itu. Tapi, di kasus-kasus seperti ini (kasus Vina Cirebon) saya tekankan akan bicara terus terang, karena ini kepentingan hukum,” tandasnya.
Sementara, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jawa Barat (Jabar) Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, pihaknya telah memeriksa 68 saksi terkait kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon.
Menurut dia, puluhan saksi itu diperiksa, dimintai keterangannya, hingga dilakukan tes psikologi forensik.
Jules mengungkapkan, Polda Jabar juga telah melakukan tes psikologi forensik terhadap Pegi Setiawan, pelaku utama kasus pembunuhan Vina dan Eky.
“Pemeriksaan psikologi forensik akan membuat terang peristiwa pidana yang terjadi, dan melengkapi proses penyidikan yang sedang berlangsung,” ujarnya.
Dia menjelaskan, Polda Jabar melibatkan pihak eksternal dalam pemeriksaan psikologi forensik terhadap Pegi. Pihaknya berharap, pelibatan pihak eksternal bisa menjadi petunjuk yang kuat dalam penanganan kasus tersebut.
“Ke depan, masih ada tiga saksi yang akan kami lakukan pemeriksaan psikologi forensik,” imbuhnya.
Di media sosial X, kasus Vina Cirebon juga masih ramai diperbincangkan. “Dari awal sudah aneh sih kasusnya. Kira-kira KPK bisa bantu kasus Vina Cirebon nggak ya?” ujar akun @Azzbaks.
Akun @safriedoank129 meminta Presiden Jokowi mengawal penyelesaian kasus Vina Cirebon. Dia meyakini, campur tangan presiden akan membuat penyelesaian kasus itu berjalan cepat, dan tidak ada peradilan sesat.
“Yth Bapak Presiden @jokowi, mohon jangan sibuk terus dengan kegiatan olah raga. Tolong bantu kasus Vina Cirebon ini agar diaudit kembali. Kami berharap, para oknum yang terlibat segera menerima sanksi,” harapnya.
Senada, Akun @rangkutifuat menilai, kasus Vina Cirebon telah merusak nama baik institusi Polri. Karenanya, dia meminta kapolri dan pemangku kepentingan lain menyelesaikan dan mengungkap kasus tersebut secara profesional.
“Ketidakprofesionalan dilakukan oleh sejumlah oknum. Tapi, carut marut penanganan pembunuhan Eky dan Vina Cirebon, sangat merusak nama baik Polri. Semoga citra Polri bisa diperbaiki,” imbuhnya.
Akun @Fahd70918658 mendorong, pihak kepolisian terbuka dan transparan dalam pendalaman kasus Vina Cirebon. Bahkan, bila pihak kepolisian belum atau tidak memiliki bukti-bukti yang kuat atas kasus itu, sebaiknya disampaikan kepada publik.
“Klarifikasi saja Pak Polisi, kalau belum ada bukti yang kuat. Gampang kan. Jadi, terlihat profesional. Jangan berbelit- belit panggil saksi-saksi yang lain,” tandasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu