Pilkada Jakarta 2024
PKS Dilobi KIM, PDIP Merapat Ke Perubahan Koalisi
JAKARTA - Koalisi partai di Pilpres belum tentu bisa diterapkan dalam Pilkada Jakarta yang akan digelar November ini. Soalnya, masing-masing partai memainkan politik zigzag. Koalisi Indonesia Maju (KIM)--yang disebut-sebut akan mengusung Ridwan Kamil--mulai menggoda PKS yang di Pilpres lalu ada di Koalisi Perubahan. Sedangkan PDIP dikabarkan mulai melirik Anies Baswedan yang selama ini selalu jadi lawan tandingnya baik di Pilpres atau Pilkada.
Sejauh ini, baru ada dua nama yang diprediksi bakal bertarung di Pilkada Jakarta. Yakni eks Gubernur Jakarta yang juga mantan capres Anies Baswedan dan eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil.
Kang Emil bakal maju lewat gabungan parpol yang tergabung dalam KIM; Golkar, Gerindra, Demokrat dan PAN. Sedangkan Anies yang disebut bakal maju lewat Koalisi Perubahan, saat ini baru PKB yang memberikan dukungan.
Dua parpol lain di Koalisi Perubahan, yakni NasDem dan PKS masih belum terang-terangan bakal mengusung Anies. Sebaliknya, PDIP yang belakangan ini makin intens membangun komunikasi dengan Anies.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu justru memberikan kabar yang mengejutkan. Menurut Syaikhu, partainya sedang dilobi Gerindra cs untuk bergabung mengusung Kang Emil.
Agar PKS ikut bersama KIM, Syaikhu mengungkapkan, partainya diberi tawaran yang menarik. KIM memberikan jatah kursi cawagub untuk pendamping Emil kepada PKS.
“Ada (tawaran) itu, makanya sedang kita coba, analisis, kita kaji mana kira-kira yang nanti paling masuk akal,” aku Syaikhu, di Kantor DPP PKS, TB Simatupang, Jakarta, Selasa (18/6/2024).
Akan tetapi, terkait siapa nanti sosok yang akan didukung PKS, Syaikhu menyatakan masih belum final. Dia menyebut masih harus berkomunikasi dengan partai lain.
Kita hari-hari ini terus berkomunikasi siapa yang akan mengusung bersama-sama Pak Anies Rasyid Baswedan dengan partai yang lain. Oleh karena itu, komunikasi dengan partai lain ini belum pada sasaran yang final,” ungkapnya.
Komunikasi politik, kata dia, terus dilakukan dengan banyak partai. Bukan hanya dengan KIM. Terlebih, komunikasi intens terus dilakukan kepada koalisinya di Pilpres 2024.
“Cuma belum dalam tahapan final ini dengan ini, belum. Masih dalam proses dan kita masih kaji dan analisis mana yang terbaik untuk ke depan,” jelas mantan Wakil Wali Kota Bekasi itu.
Namun, kata Syaikhu, sebagai partai dengan peraih suara terbanyak di Jakarta, PKS tentu memasang target besar. Setidaknya untuk Pilgub Jakarta, PKS mininal mendapatkan posisi cawagub.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nurwahid justru berbicara soal peluang koalisi dengan PDIP. Meskipun selama ini selalu berseberangan dengan PDIP, kata dia, PKS terbuka untuk berkoalisi di Pilkada Jakarta.
Dengan PKB yang disebut minyak dengan air, ternyata kita bisa (koalisi). Bahkan dengan PDIP pun kita sudah berapa kali koalisi dalam Pilgub dan juga dalam Pilkada,” kata Hidayat.
Wakil Ketua MPR ini lantas mencontohkan kemesraan partainya dengan PDIP di beberapa Pilkada sebelumnya. Dia bilang, PKS pernah jalang bareng dengan PDIP di Pilkada Sulawesi Selatan. Bahkan, PDIP juga pernah memberi ruang bagi PKS untuk mengajukan Cawagub di Kalimantan Selatan.
“Di Banjarmasin juga pernah Wali Kota Banjarmasin itu adalah koalisi PKS dengan PDIP. Bahkan PDIP waktu itu sebagai pemenang tapi mempersilakan PKS menjadi calon wali kotanya dan kita menang,” aku Wakil Ketua MPR itu.
Bagaimana dengan PDIP? Sejauh ini, sejumlah elite PDIP memang membuka sinyal untuk mengusung Anies di Pilkada Jakarta. Bahkan Anies pun mengaku ada komunikasi yang baik dengan PDIP.
“Menurut hemat saya, dari sisi popularitas maupun elektabilitas, dugaan saya Pak Anies tentu punya posisi yang baik,” kata Wakil Sekjen PDIP, Utut Adianto di Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Bahkan, Utut gamblang memuji Anies karena rekam jejaknya yang menterang di panggung politik nasional. Mantan Rektor Universitas Paramadina itu juga tak punya pertentangan ideologi dengan Banteng.
“Kalau menurut saya beliau pernah jadi Gubernur, sudah jadi Capres, pasti beliau punya, kalau bahasanya Pak Luhut paten, kalau bahasa saya beliau orang yang sangat sudahlah merah putihnya nggak diragukan,” terang Ketua Fraksi PDIP di DPR itu.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai seluruh partai masih saling menunggu. Sambil melihat elektoral dari nama-nama yang berpeluang maju di Pilkada DKI.
“Secara teknis, jarak pendaftaran calon masih lama yakni akhir Agustus. Secara substantif, dinamika elektoral masih menjadi nalar politik di Pilkada,” imbuh Agung kepada Redaksi.
Untuk sekarang, menurut Agung, Anies paling siap diusung maju. Karena ketertarikan terhadap gubernur incumbent itu gamblang disampaikan poros koalisi yang sejalan maupun berseberangan.
“Misal Anies tak perkasa di survei, tentu lain ceritanya. Dengan kata lain, KIM akan dengan mudah mendorong RK langsung dicalonkan atau nama-nama lain,” pungkas dia.
Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti menilai, ada peluang bagi PKS untuk tidak mengusung Anies. Alasannya, sejauh ini PKS masih ngotot untuk mengincar kursi cawagub di Jakarta
“Saya kira target minimal mereka (PKS) adalah calon wakil gubernur, dan itu sangat logis. Mereka adalah pemenang kursi terbanyak,” kata Ray.
Dengan target tersebut, maka PKS tentunya akan lebih memprioritaskan dari dua nama yang ada, Anies dan Emil untuk mengakomodir kadernya di posisi nomor 2. Kalau ternyata di posisi Emil justru PKS mendapatkan posisi cawagub, tentu Anies akan ditinggalkan.
TangselCity | 22 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 17 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 14 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu