Hore, Tarif Listrik Nggak Jadi Naik
JAKARTA - Ini kabar baik untuk pelaku industri dan masyarakat. Pemerintah memutuskan tidak menaikkan tarif listrik pada triwulan III-2024.
Artinya, tidak akan ada kenaikan tarif listrik pada periode Juli-September 2024 untuk pelanggan nonsubsidi tetap. Sementara untuk harga Bahan Bakar Minyak (BBM), sampai saat ini belum diputuskan.
Hal itu diungkapkan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Jakarta, Jumat (28/6/2024).
“Belum ada pembahasan terkait harga BBM subsidi naik atau tetap. Tapi kalau untuk BBM non subsidi seperti pertamax, kewenangan ada di Pertamina,” kata Arifin.
Arifin mengatakan, selama ini Pemerintah selalu memberikan arahan sebelum mereka menaikkan harga.
“Kalau mau naik, Pertamina harus menimbang daya beli masyarakat,” ujarnya.
Direktur Jenderal Ketenaga listrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, kebijakan tidak mengerek tarif listrik merupakan bagian dari upaya Pemerintah untuk menjaga daya saing industri dan menjaga tingkat inflasi.
Sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2016 jo. Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2023, bahwa penyesuaian tarif tenaga listrik bagi 13 golongan pelanggan nonsubsidi dapat dilakukan setiap 3 bulan mengacu pada perubahan terhadap realisasi parameter ekonomi makro, yakni kurs, Indonesian Crude Price (ICP), inflasi, serta Harga Batubara Acuan (HBA).
“Namun untuk menjaga daya saing dan mengendalikan inflasi, Pemerintah memutuskan tarif listrik tetap atau tidak naik,” ujar Jisman dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, di Jakarta, Jumat (28/6/2024).
Sesuai regulasi tersebut, parameter ekonomi makro yang digunakan untuk Triwulan IIITahun 2024 adalah realisasi pada bulan Februari, Maret dan April 2024, yaitu kurs sebesar Rp 15.822,65/dolar AS, ICP sebesar 83,83 dolar AS/barrel, inflasi sebesar 0,38 persen, dan HBA sebesar 70 USD/ton sesuai kebijakan DMO Batubara.
Lebih lanjut Jisman menambahkan bahwa tarif tenaga listrik untuk 25 golongan pelanggan bersubsidi juga tidak mengalami kenaikan dan tetap mendapatkan subsidi listrik.
Termasuk di dalamnya pelanggan sosial, rumah tangga tidak mampu, industri kecil, dan pelanggan yang peruntukan listriknya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM,” ucap Jisman.
Jisman berharap, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat terus melakukan langkah-langkah efisiensi operasional. Dan memacu penjualan listrik dengan tetap menjaga mutu pelayanan kepada pelanggan.
Konsumsi BBM Turun
Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata mengamini hingga saat ini belum dibahas mengenai kemungkinan kenaikan harga BBM.
Namun demikian, Pemerintah tetap memperhatikan harga minyak dunia. Isa menilai, walaupun kurs rupiah melemah, tetapi harga minyak dunia masih sesuai harapan Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
“Pemerintah masih tenang meski rupiah melemah, karena konsumsi BBM justru lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” kata Isa di Jakarta, Jumat (28/6/2024).
Ia melanjutkan, Pemerintah juga terus melakukan pemantauan penggunaan BBM bersubsidi agar APBN tidak bobol.
Dia mengatakan, dalam penyusunan APBN 2024, Pemerintah menggunakan asumsi nilai tukar di bawah Rp 16.000 per dolar AS. Sementara saat ini nilai tukar sudah menyentuh Rp 16.400 per dolar AS.
“Hal ini berimbas pada belanja negara yang menggunakan uang asing, seperti BBM bersubsidi,” ujarnya.
TangselCity | 16 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 20 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 8 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu