Janji Manis Calon Gubernur
SERPONG - November 2024 mendatang, Pilkada serentak akan digelar di 37 provinsi dan 508 kabupaten/kota. Pilkada serentak akan memilih Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati dan Walikota-Wakil Walikota. Mereka yang ingin bertarung di Pilkada mulai kasak-kusuk, tebar pesona dan kasih janji manis kanan-kiri.
Ada yang mulai merayu pimpinan parpol yang punya kursi di DPRD, merayu tokoh masyarakat serta mendekati orang-orang berduit yang punya potensi jadi bohir.
Di hampir semua daerah, orang-orang yang berminat ikut Pilkada, sudah memasang baliho di lokasi yang mudah dilihat orang. Di samping gambar si bakal calon biasanya ada tulisan berisi janji-janji manis mensejahterakan rakyat kecil.
Tak sedikit pula, yang sudah menyiapkan tim sukses dan posko pemenangan. Orang-orang kepercayaan si bakal calon juga mulai turun ke kampung-kampung untuk menyampaikan janji-janji manis.
Kalau si bakal calon kelak terpilih sebagai gubernur, infrastruktur jalan akan diperbaiki, sarana air bersih ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Janji manis lainnya, operasi pasar sembako akan dilakukan seminggu sekali, untuk membantu orang-orang di lapisan bawah agar bisa mendapatkan beras, gula dan telur dengan harga murah.
Mereka juga menebar janji akan memberikan beasiswa untuk anak-anak dari keluarga tak mampu. Kemudian, janji memberikan bantuan pakaian seragam sekolah, buku pelajaran dan buku tulis.
Ada pula yang berjanji mencarikan pekerjaan untuk pengangguran dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Untuk ini, mereka pun berjanji mendatangkan investor, yang bersedia membangun industri di pedesaan, yang bisa menyerap ribuan tenaga kerja.
Untuk membantu korban PHK, ada bakal calon kepala daerah yang menjanjikan, akan mengadakan proyek-proyek padat karya. Mereka berjanji, pekerjaan perbaikan jalan dan sarana irigasi akan dijadikan proyek padat karya.
Oleh karena itu, untuk Pilkada serentak mendatang ini, masyarakat mesti lebih jeli mengamati, mana calon gubernur, walikota atau bupati yang selalu memenuhi janjinya dan mana yang suka inkar janji.
Perlu diamati pula, siapa saja calon kepala daerah yang rekam jejaknya baik dan siapa yang rekam jejaknya buruk. Semua ini, mesti jadi dasar bagi masyarakat dalam memilih pemimpin di daerahnya.
Artinya, jangan salah pilih calon kepala daerah. Sebab, sekali salah pilih dan yang jadi kepala daerah adalah, calon yang rekam jejaknya buruk, masyarakat akan menanggung akibatnya selama lima tahun. A
TangselCity | 22 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 17 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 14 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu