TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo

PKB Gelar Muktamar, Cak Imin Tak Ingin Jadi Ketum Lagi

Laporan: AY
Sabtu, 24 Agustus 2024 | 08:29 WIB
Cak Imin bersama awak wartawan saat hendak menuju Bali. Foto : Ist
Cak Imin bersama awak wartawan saat hendak menuju Bali. Foto : Ist

BALI - Hari ini, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Muktamar VI, di Bali. Salah satu agendanya adalah menentukan nasib Mu­haimin Iskandar sebagai ketua umum. Cak Imin-sapaan Muhaimin Iskandar-mengaku tak ngebet jadi ketua umum lagi.

Kepastian itu disampaikan Imin sebelum bertolak ke Bali, di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/8/2024). PKB menggelar Muktamar VI di Nusa Dua, Bali dari tanggal 24-25 Agustus 2024.

"Porsi Muktamar itu kan mengakhiri masa jabatan saya. Tergantung apakah pertang­gungjawaban saya selama lima tahun ini diterima atau tidak," kata Imin.

Menurut Imin, sebagai pemimpin, harus siap dievaluasi. Bila dirinya dianggap tak becus besut PKB, kader berhak memberikan kesimpulan.

"Ada satu forum yang namanya pandangan umum atas evaluasi, lalu di situ nanti cabang-cabang se-Indonesia akan mengambil kesimpulan apakah lanjut atau tidak," ujarnya.

Sekadar informasi, Imin telah me­mimpin PKB sejak 2005. Tiap kali Muktamar PKB yang digelar lima tahun sekali, selalu terpilih secara aklamasi.

"Saya pasrah dengan pilihan kader. Saya juga tidak berambisi, karena menjadi ketua umum itu adalah tugas berat yang bukan soal kepingin, tapi soal tanggung jawab. Sehingga saya menyerahkan sepenuhnya kepada se­luruh DPC," papar dia.

Sementara, Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah menilai Imin masih berpeluang besar kembali terpilih sebagai ketua umum. Menurut dia, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB masih mendukung Imin.

Menurut Luluk, sinyal Imin akan kembali pimpin PKB terlihat sejak Mukernas PKB, Selasa (23/7/2024) di Jakarta Convention Center (JCC) lalu. Kader meminta Imin kembali mimpin PKB.

“Hampir bisa dipastikan beliau akan terpilih secara aklamasi," jelas Luluk.

Senada dikatakan Ketua Panitia Muktamar PKB, Faisol Riza. Sebagai Ketua DPW PKB Jambi, dia patuh pada perintah Imin. Dia juga sudah memimpin rapat pleno yang memu­tuskan meminta Cak Imin kembali nahkodai DPP PKB.

"DPW Jambi bersama seluruh DPW se-Indonesia sudah meminta Imin dalam Mukernas pada bulan Juli lalu agar kembali menakhodai PKB ke depan,” terang Faisol.

Ditegaskannya, tidak ada nama lain yang pantas memimpin PKB ke depan selain Imin. Sebab, Imin berhasil meningkatkan suara PKB pada Pe­milu 2024 kemarin. Imin juga berhasil merealisasikan mandat Muktamar 2019 agar ada kader PKB yang maju di Pilpres 2024.

Untuk itu, dia mengingatkan, ke­pada pihak-pihak yang mengganggu Imin, sama dengan mengganggu PKB.

“Kalau ada pihak-pihak yang mengadu domba, termasuk menyebut-nyebut nama kami, akan kami hadapi," tekan Ketua Komisi VI DPR itu.

Sebelumnya, terdapat salah seorang kader PBNU yang akan mendaf­tar sebagai calon ketua umum PKB. Namanya Abdul Rochman. Dia me­rupakan Koordinator Staf Khusus Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Namun, belakangan beredar informasi, pria yang akrab disapa Adung itu, batal maju. Sebab, Yaqut meminta Adung fokus membantunya di Kementerian Agama.

"Setelah berdiskusi cukup intens, Gus Men (Menag Yaqut Cholil Qoumas) me­minta saya untuk mengutamakan tugas-tugas di pemerintahan," ucap Adung, dalam keterangannya, Jumat (23/8/2024).

Keputusan Adung mundur itu, mengagetkan banyak pihak. Termasuk para kiai dan ratusan pengurus cabang yang sudah mendukungnya. Adung pun berharap, meski dia batal maju, Muktamar PKB benar-benar berjalan demokratis. Sehingga menghasilkan pemimpin yang memiliki komitmen tinggi terhadap kemajuan partai.

"Saya dengan kerendahan hati mohon maaf atas keputusan ini. Saya yakin ini keputusan terbaik," tegasnya.

Terpisah, Wakil Ketua Umum PB­NU, Amin Said mengajak kepada seluruh peserta Muktamar PKB yang akan bermusyawarah di Bali untuk kembali ke Khittah PKB 1998 dan mengembalikan AD/ART PKB kepada desain aslinya.

“Ini untuk mencegah kemungkinan semakin jauhnya penyimpangan PKB dari desain aslinya," jelas Amin.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
sinpo
sinpo
sinpo