Tren Anggaran Kemensos Turun, Apa Angka Kemiskinan Turun..?
JAKARTA - Senayan menyoroti tren penurunan anggaran Kementerian Sosial (Kemensos) sejak tahun 2021. Namun, penurunan anggaran ini tidak berbanding lurus dengan jumlah masyarakat miskin yang setiap tahun naik.
Anggota Komisi VIII DPR MF Nurhuda Yusro mengungkapkan hal tersebut dalam rapat kerja Komisi VIII DPR bersama Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2024).
“Tren menurun itu apakah berbanding lurus dengan naiknya tingkat kesejahteraan masyarakat atau dengan turunnya angka kemiskinan?” tanya Nurhuda.
Badan Pusat Statistik (BPS), lanjutnya, menyebutkan data kemiskinan cenderung naik turun dari tahun ke tahun. Jika kesejahteraan rakyat naik dengan turunnya angka kemiskinan, maka penurunan anggaran Kemensos adalah sesuatu hal yang bisa diterima.
“Tapi kalau terjadi sebaliknya atau tidak berbanding lurus, itu sebenarnya agak memprihatinkan,” ujarnya.
Hal senada dilontarkan anggota Komisi VIII DPR Endang Maria Astuti. Dia mempertanyakan dasar kebijakan Pemerintah menurunkan anggaran Kemensos yang sebelumnya pada tahun 2024 sebesar Rp 79,9 triliun, menjadi Rp 77,1 triliun tahun 2025.
Endang menuturkan, Panitia Kerja RUU Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) menyoroti metode yang digunakan dalam penanganan kasus miskin ekstrem. Dia mengusulkan penanganan orang yang kurang beruntung itu bukan dengan pemberian bantuan sosial.
“Istilahnya tidak sekadar 'dibangunkan rumah' namun diberikan kail. Percuma rumah bagus tetapi tidak bisa makan karena mereka tidak bisa bekerja,” tuturnya.
Dia bilang, pagu anggaran sosial di Kemensos pernah menembus angka Rp 108 triliun, kini tersisa Rp 77,2 triliun.
Karena itu saya support permintaan tambahan anggaran untuk Kemensos selama masih realistis untuk kemaslahatan umat,” tambahnya.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkapkan penurunan anggaran di kementerian yang dipimpinnya. Bahkan untuk tahun 2025, pagu APBN Kemensos hanya mencapai RP 77,2 triliun, turun cukup besar dari tahun 2024 sebesar Rp 79,9 triliun.
Risma menjelaskan, pagu indikatif Kemensos Tahun 2025 sebesar Rp 77,2 triliun. Adapun postur anggaran ini apabila dibedakan dari program itu, terdiri dari program untuk perlidungan sosial sebesar Rp 76 triliun dan program dukungan manajemen Rp 1,2 triliun.
“Itu termasuk gaji dan belanja pegawai,” katanya.
Dia juga memberikan catatan untuk anggaran tahun 2025, Kemensos tidak lagi menganggarkan program pemberian makanan bagi lansia dan penyandang disabilitas. Padahal di tahun ini ada dianggarkan sebesar Rp 314 miliar.
“Menurut saya (program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas) ini harus tetap ada. Karena banyak sekali kami temukan di lapangan mereka tidak bisa apa-apa. Bahkan saya pernah ke Barito Kuala itu kasihan betul,” ungkapnya.
Menurut Risma, kemungkinan besar Kemenkeu dan Bappenas bingung dengan program ini. Sebab, program permakanan siang untuk lansia dan penyandang disabilitas ini tidak masuk dalam konsep program gizi masyarakat.
“Jadi permakanan sekarang itu kan untuk gizi, tapi yang ini untuk bertahan hidup. Karena saya pernah menemukan ada kasus kakaknya jadi gila karena adiknya down syndrome, sementara tidak ada keluarga yang merawat. Itu kita bantu bantu dengan permakanan,” katanya
Untuk itu, Risma meminta dukungan kepada Komisi VIII DPR agar program ini bisa diperjuangkan tetap ada tahun 2025. Program ini sangat penting, jangan sampai ada lansia meninggal karena kelaparan atau disabilitas mengalami kelaparan karena tidak bisa bisa apa-apa.
“Apalagi tidak semua kabupaten/kota itu memiliki tempat penampungan. Menurut saya ini harus diperjuangkan,” tegasnya.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu