Program Infak Shadaqah Sekolah MUI Kota Tangerang Tuai Penolakan
TANGERANG – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang menginisiasi program Infak Shadaqoh Sekolah (ISLAH) bagi pelajar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Nantinya, setiap siswa akan diminta menyumbang Rp 2.000 setiap pekan.
Namun, program tersebut dinilai memberatkan para siswa dan orang tua. Sejumlah pihak sekolah pun mengadukan keluhan tersebut ke Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, Saiful Milah.
“Sumbangan Rp 2.000 per minggu mungkin terlihat kecil, tapi bagi sebagian orang tua yang penghasilannya terbatas, itu bisa menjadi beban. Masih banyak wali murid yang kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.
Uang yang terkumpul nantinya akan digunakan untuk bedah masjid, pembelian perlengkapan belajar mengajar hingga umrah guru. Program ini, lanjut dia, juga tumpang tindih dengan berbagai kebijakan pemerintah yang sudah ada.
Menurutnya, berbagai kebutuhan itu seharusnya sudah diakomodasi oleh program-program yang ada, seperti Tangerang Cerdas (Tangcer), Program Indonesia Pintar (PIP) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Kenapa harus pakai dana siswa untuk umrah guru? Jadi tanda tanya besar. Siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu tidak seharusnya dibebani untuk hal-hal seperti ini,” ucapnya.
Lalu bicara tentang pembangunan musala, lanjutnya, bisa ditangani oleh Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan.
“Jadi, tidak perlu ada dua kebijakan yang berjalan bersamaan. Jangan sampai program tersebut malah membuat kebingungan di lapangan,” tuturnya.
Ia menyampaikan, jika dikalkulasi berdasarkan total siswa SD dan SMP yang mencapai 226.850 siswa, total dana yang terkumpul akan mencapai Rp 21,7 miliar setiap tahunnya.
“Jumlah keseluruhan SD dan SMP itu Rp 21.7 Miliar. Luar biasa bukan dan mulai bulan depan rencana tersebut akan mulai dijalankan. Belum lagi bagaimana kontrol terhadap kegiatan yang dijalankan. Dinas aja yang punya Inspektorat kadang-kadang suka di korupsi,” katanya.
Saiful menegaskan, akan terus memperjuangkan agar program ini dibatalkan. Menurutnya, bertentangan dengan prinsip pendidikan gratis yang sudah diterapkan di Kota Tangerang.
“Kami mendukung penuh kebijakan Pak Arief dan Pak Sachrudin (Mantan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang) yang menghadirkan pendidikan gratis di Kota Tangerang. Jangan sampai program ISLAH merusak tujuan mulia yang telah ada,” tegasnya.
Terpisah, Ketua MUI Kota Tangerang, KH. Baijuri Khotib mengatakan, program ISLAH tidaklah wajib karena sodaqoh bersifatnya sukarela. Program diniatkan untuk menggali seluruh protensi umat yang ada di Kota Tangerang.
“MUI hanya menginisiasi programnya, keuangan segala macamnya ada di Baznas, jadi rekeningnya di Baznas,” jabarnya.
Dirinya pun menyadari akan terdapat pihak yang akan menolak terkait program tersebut. Namun berkeyakinan program itu akan dapat berjalan lancar jika dijelaskan secara menyeluruh.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 20 jam yang lalu