Survei Pilgub Jakarta, Jatim Dan Jateng
RK-Pram Masih Ketat, Khofifah Ungguli Risma, Luthfi Kalahkan Andika
JAKARTA - Pertarungan jagoan Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus melawan jagoan PDIP di 3 provinsi dalam survei terbaru, makin seru. Di Jakarta, Ridwan Kamil bersaing ketat dengan Pramono Anung. Di Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa ungguli Tri Rismaharini. Sedangkan di Jawa Tengah (Jaten), Ahmad Luthfi diprediksi bisa kalahkan Andika Perkasa.
Peta kekuatan itu, mengacu survei terbaru yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Survei ini digelar pada 16-22 Oktober 2024 dengan wawancara tatap muka. Jumlah responden masing-masing provinsi 800 orang yang dipilih melalui metode multistage random sampling. Margin of error survei +/-3,5 persen.
Apa hasilnya? Untuk Jakarta, Paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono meraih 37,4 persen. Angka ini hanya menang tipis dari Paslon nomor urut 3 Pramono-Rano Karno yang meraih 37,1 persen. Sedangkan Paslon nomor 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana hanya meraih 4 persen.
Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik LSI Denny JA, Sunarto Ciptoharjono menjelaskan, ada tiga faktor yang membuat RK unggul tipis. Pertama, mesin politik di KIM tidak maksimal.
"PKS yang harusnya di KIM Plus malah mendukung Pramono-Rano di tingkat grassroot. Golkar, PKB, NasDem juga lari ke Pramono," jelas Sunarto, dalam paparannya, Rabu (30/10/2024).
Faktor kedua, RK yang mantan gubernur Jawa Barat ini, kurang diterima di etnis Betawi. Catatannya, Pramono lebih disukai etnis Betawi dengan 41,8 persen, sementara RK hanya 34 persen.
Ketiga, Pramono ditopang popularitas Rano, mantan gubernur Banten yang dikenal sebagai warga Betawi. "Pramono bisa terdongkrak faktor wakil Rano sebagai Si Doel," ujar Sunarto.
Di Jatim, Khofifah berhasil menghempaskan perlawanan Risma. Dalam survei LSI Denny JA ini, elektabilitas duet Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak tembus 65,8 persen. Sedangkan Tri Rismaharini yang berduet dengan Zahrul Azhar Asumta hanya 24,5 persen.
Keunggukan Khofifah ditengarai karena tingkat kepuasan publik atau approval rate yang tinggi. Sebanyak 88,1 persen masyarakat Jatim puas dengan Khofifah dan 77,3 persen masyarakat Jatim puas dengan kinerja Emil.
"Logikanya, incumbent yang berhasil dan dia masih punya masa waktu untuk melanjutkan. Itu rata-rata akan dipilih kembali," ungkap Sunarto.
Kondisi di Jatim, tak jauh berbeda dengan Jateng. Elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin sebesar 46,8 persen, sedangkan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi hanya 28,2 persen.
Kata Sunarto, Luthfi mengalahkan Andika karena popularitas. Perbandingan popularitas keduanya 72 persen dan 58,7 persen. Sebagai tokoh nasional, Andika tidak dikenal wong cilik di desa-desa.
Selain juga mesin KIM Plus berjalan efektif. Hal ini terlihat dari 13 dapil di Jateng, Luthfi unggul 11 dapil. "Kalah hanya di dapil I (Kota Semarang) dan dapil VIII (Magelang, Kota Magelang, dan Boyolali)," urai Sunarto.
Debat Perdana Pilgub Jateng
Untuk pertama kalinya, dua Paslon Cagub-cawagub Jateng menjalani debat pada perdana. Acara debat digelar di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/10/2024) malam. Tema debat adalah "Tata Kelola Pemerintahan: Kepemimpinan dan Reformasi Birokrasi Menuju Jawa Tengah dengan Pelayanan Publik yang Transparan dan Akuntabel".
Paslon nomor 1 Andika Perkasa-Hendardi tampil dengan seragam berbeda. Andika memakai kemeja army warna hijau, sedangkan Hendardi kemeja merah khas PDIP. Sedangkan Paslon nomor 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin kompak mengenakan kemeja warna biru tua.
Selama debat berlangsung, nyaris tak ada saling serang antar masing-masing Paslon. Mulai dari sesi pertanyaan panelis, hingga sesi tanya ajab antar Paslon, baik Andika-Hendi maupun Luthfi-Yasin lebih banyak saling memuji dan memaparkan program masing-masing.
Dalam paparannya, Andika menyoroti soal indeks demokrasi dan kepercayaan publik di Jateng yang menurun. Mantan Panglima TNI ini berjanji, jika diberi mandat jadi orang nomor satu di Jateng, bakal memperbaiki sektor tersebut.
Sementara Luthfi menyampaikan berbagai program untuk membawa Jateng menghadapi Indonesia Emas 2045. Beberapa kali, eks Kapolda Jateng ini menyinggung kepemimpinan Presiden RI ke-7 yang dianggapnya ngopeni atau menjaga rakyat.
Ngopeni seperti yang dilakukan Pak Jokowi. Ngelakoni itu bisa menyelesaikan permasalahan masyarakat, di tengah-tengah masyarakat sebagaimana Pak Prabowo,” ujarnya.
Debat agak menarik ketika memasuki sesi antar cawagub. Saat itu, moderator membacakan pertanyaan panelis soal cara mencegah pungli di birokrasi. Jawaban Gus Yasin lebih kepada kepemimpinan yang menjadi tauladan bagi anak buahnya.
Menanggapi jawaban Gus Yasin, Hendardi lantas menyindir soal tunjangan atau tambahan penghasilan pegawai (TPP). Kata dia, sebelum jadi Wali Kota Semarang, banyak ASN yang ingin pindah ke Pemprov. Namun, kondisi ini berbalik ketika Hendardi menjadi Wali Kota Semarang. Karena TPP Kota Semarang lebih besar dari Pemprov Jateng.
"Ngomong jangan pungli, jangan korupsi, tapi dia mau bekerja sehari-hari saja dia harus ngutang sama tetangganya. Monggo, Gus, kira-kira pandangannya gimana, ayo," kata Hendi.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu