Harganya Murah, Barang Impor Banjiri Pasar Dalam Negeri
JAKARTA - Persaingan usaha bagi pelaku usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta ekonomi kreatif, semakin ketat. Tidak hanya di daerah, di tingkatý nasional, hal itu sudah begitu terasa.
Ketua Komisi VII DPR Saleh Partaonan Daulay menilai, perlu ada perhatian dan hpenanganan khusus di bidang UMKM dan ekonomi kreatif. Apalagi, kata dia, kontestasi di bidang ekonomi ini semakin terasa.
"Teknologi digital membuat nilai kompetisi semakin ketat. Perkembangan e-commerce, menyebabkan tidak ada lagi batas ruang dan waktu, dalam berdagang," ujar
Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Saleh mengingatkan, Pemerintah perlu menata dan membangun sistem ekonomi berkeadilan yang memberdayakan semua rakyat. "Terkait pembangunan ekonomi ini, Pemerintah diharapkan dapat memacu upaya pembangunan UMKM dan ekonomi kreatif," tandasnya.
Selain itu, Saleh menyoroti produk luar negeri yang membanjiri marketplace, dengan harga sangat murah. Sehingga, produk dalam negeri terdesak. "Banyak barang yang beredar, bukanlah produk Indonesia. Harganya sangat murah. Di bawah harga barang-barang dalam negeri," ucapnya.
Menghadapi situasi itu, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono berpandangan, perlu ada gerakan menggunakan produk dalam negeri.
Menurut dia, jika gerakan itu terealisasi secara nasional, maka pengusaha UMKM tidak perlu takut bersaing di pasar.
"Namun, perlu ada peningkatan mutu produk UMKM agar bisa bersaing," ujar Bambang, Selasa (14/1/2025).
Untuk membahas topik tersebut lebih lanjut, berikut wawancara dengan Saleh Partaonan Daulay.
Bagaimana Anda melihat sektor UMKM dan ekonomi kreatif sekarang ini?
Mengenai UMKM, saat ini barang tidak perlu dibawa ke pasar. Cukup disusun dan ditumpuk di gudang. Para pembeli ditawari secara online. Barangnya, diantar langsung ke alamat pembeli.
Namun, apabila dicermati secara sepintas, barang-barang yang beredar di Indonesia kebanyakan bukanlah produk dalam negeri. Barang-barang dari negara lain merajai.
Kenapa produk dalam negeri kalah bersaing?
Harga produk impor sangat murah, di bawah harga barang-barang UMKM dalam negeri. Kalau begini, Indonesia jelas akan jadi pasar bagi orang lain. Basis pengembangan ekonomi kerakyatan akan terkendala. Uang yang ada di masyarakat justru dikumpul dan diakumulasi pihak luar.
Solusi dari Anda seperti apa?
Dalam konteks ini, Pemerintah perlu meningkatkan daya saing produk UMKM dan ekonomi kreatif Indonesia. Saya melihat banyak potensi yang ada di anak-anak muda kita. Potensi mereka kurang dibina dan diarahkan secara baik. Tidak jarang, mereka yang ahli dan berpotensi, justru bekerja dan dimanfaatkan pihak luar.
Bagaimana saran Anda untuk pengembangan ekonomi kreatif?
UMKM dan ekonomi kreatif itu penting. Mesti beririsan kuat, namun tetap berbeda. UMKM diharapkan dapat mengembangkan usaha kecil menengah yang ada selama ini, sementara ekonomi kreatif diharapkan dapat menemukan kreativitas dan inovasi baru bernilai tinggi.
Ekonomi kreatif justru tidak mesti usaha kecil. Ada banyak kasus, justru ekonomi kreatif langsung melejit menjadi unit usaha besar melebihi ekspektasi sebelumnya.
Apakah langkah yang diperlukan sama dengan UMKM?
Pengembangan ekonomi kreatif tidak hanya dapat dilakukan di dalam negeri. Justru bidang ini akan lebih cepat berkembang jika ada bangunan kerja sama dengan negara lain. Dalam hal ini, pembinaan dan sentuhan Pemerintah sangat diperlukan.
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 6 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu