Jo Biden Umumkan Gencatan Senjata Israel-Hamas
AS - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bersuka cita menyambut kesepakatan Israel dan Hamas untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan pembebasan sandera dan tahanan Palestina secara bertahap.
Saat mengumumkan kesepakatan yang berlaku efektif pada 19 Januari mendatang, wajah Biden lumayan full senyum. Dia bahkan menyebut suasana saat itu sebagai sore yang sangat baik.
"Ini adalah sore yang sangat baik, karena akhirnya saya dapat mengumumkan gencatan senjata dan kesepakatan sandera antara Israel dan Hamas, setelah lebih dari 15 bulan konflik yang dimulai dengan pembantaian brutal Hizbullah pada tanggal 7 Oktober 2023,” kata Biden di Gedung Putih, diapit Wakil Presiden Kamala Harris dan Menteri Luar Negeri Anthony Blinken, seperti dikutip CNN International, Rabu (15/1/2025).
"Lebih dari 15 bulan, para sandera, keluarga dan rakyat Israel mengalami teror berkepanjangan. Lebih dari 15 bulan, orang-orang yang tidak bersalah di Gaza merasakan penderitaan. Saat ini, pertempuran di Gaza akan berhenti. Para sandera akan segera kembali pulang ke rumah, bertemu keluarga mereka,” imbuhnya, seperti dikutip CNN International.
Pernyataan itu disampaikan Biden, setelah Perdana Menteri (PM) Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengonfirmasi kesepakatan telah tercapai.
Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat dengan senang hati menyatakan keberhasilan upaya mediasi bersama, setelah pihak-pihak yang berperang di Gaza mencapai kesepakatan untuk bertukar tahanan dan sandera,” kata Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Qatar, kepada wartawan di Doha, Rabu (15/1/2025).
Isi Kesepakatan
Pemerintah Israel dan Hamas telah menyetujui kesepakatan yang akan menghentikan pertempuran di Gaza, dan mengarah pada pembebasan bertahap para sandera dan tahanan Palestina.
Di bawah kesepakatan yang belum diumumkan secara resmi, Hamas dan kelompok militan sekutunya diharapkan dapat membebaskan 33 sandera selama serangan 7 Oktober 2023.
Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Berikut garis besar perjanjian Israel-Hamas sebelum kesepakatan disetujui, menurut sumber CNN International:
1. Tahap pertama, gencatan senjata awal akan berlangsung selama 42 hari.
2. Kabinet Israel perlu menyetujui perjanjian dengan suara mayoritas sederhana. Mahkamah Agung Israel akan mendengar petisi dari siapa saja yang menentang pembebasan tahanan Palestina.
3. Israel percaya bahwa sebagian besar dari total 33 sandera yang akan dibebaskan pada fase pertama kesepakatan, masih hidup.
4. Lima tentara perempuan Israel diperkirakan masuk daftar yang dibebaskan, yang masing-masing akan ditukar dengan 50 tahanan Palestina. Termasuk, 30 militan yang dihukum seumur hidup. Demikian menurut laporan Associated Press.
5. Ratusan tahanan Palestina diperkirakan akan dibebaskan. Tahanan Palestina yang dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan warga Israel, tidak akan dibebaskan ke Tepi Barat. Melainkan ke Jalur Gaza atau luar negeri, setelah perjanjian dengan negara-negara asing.
6. Militer Israel akan mulai menarik diri dari pusat-pusat populasi selama fase pertama. Namun, akan tetap berada di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi.
Israel juga akan mempertahankan zona penyangga di dalam Gaza di sepanjang perbatasan dengan Israel, yang ukurannya belum diumumkan.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 7 jam yang lalu
Pos Banten | 5 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu