Pensiunan Jenderal Bintang 1 BIN Meninggal di Laut Marunda
JAKARTA - Pensiunan jenderal bintang 1 yang pernah bertugas di Badan Intelijen Negara (BIN), Brigjen TNI Purn Hendrawan Ostevan, ditemukan tewas mengapung, di laut Marunda, Jakarta Utara, Jumat (10/1/2025). Berdasarkan hasil visum kepolisian, tidak ditemukan bekas luka. Namun, mobil yang diduga ikut tercebur ke laut bersama korban, belum ditemukan.
Hingga kini, polisi masih terus menyelidiki misteri kematian Ostevan. "Kami masih mencari siapa yang terakhir bertemu korban," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Ressa Fiardy Marasabessy, kepada wartawan, Jumat (17/1/2025).
Polisi juga telah meminta keterangan keluarga Ostevan. Sejauh ini, kata Resaa, belum ada indikasi permasalahan pribadi yang menyangkut motif kematian pria berusia 75 tahun itu.
"Kalau dari pihak keluarga (korban) tidak ada musuh, tidak ada masalah. Sampai saat ini, seperti itu," ujarnya.
Berdasarkan rekaman kamera pengawas (CCTV) di sekitaran tempat kejadian perkara (TKP), Ostevan tercebur ke laut Marunda bersama mobil Toyota Vios yang dikendarainya. Namun, mobil tersebut belum ditemukan. "Mobil masih dicari dengan melibatkan tim dari Basarnas," ucap Ressa.
Ressa lalu menemukan fakta lain bahwa korban sempat berputar-putar mengendarai mobil seorang diri ke wilayah Tangerang, hingga akhirnya ditemukan tak bernyawa di Laut Marunda.
"Berdasarkan keterangan keluarga, korban ke Tangerang, dari situ berdasarkan analisa IT, korban putar-putar sampai ke Bogor, ke Senen, ujungnya ke Cilincing, dan terakhir ke Marunda," paparnya.
Informasi dari pihak keluarga, korban ke Tangerang untuk mengurus urusan pribadi terkait tanah. Polisi pun tengah mendalami informasi tersebut.
Sebelumnya, Direktur Polisi Air Udara (Dir Polairud) Polda Metro Jaya, Kombes Joko Sadono, menjelaskan, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Hal itu diketahui setelah dilakukan visum.
"Tidak ada bekas luka di tubuh korban. Penyebab kematian masih didalami," ucap Kombes Joko Sadono, Rabu (15/1/2025).
Kepolisian telah meminta bantuan Kantor SAR Jakarta untuk mencari mobil korban yang tercebur. Hal ini untuk memastikan apakah ada korban lain di dalam mobil yang dikendarai Ostevan saat terjatuh ke laut Marunda, Kamis (9/1/2025) malam.
"Kami terima info dari pihak kepolisian, meminta bantuan apakah ada korban lagi atau tidak di dalam kendaraan itu, di pelabuhan Marunda," ucap Kepala Kantor SAR Jakarta, Desiana Kartika Bahari.
Kantor SAR Jakarta menerjunkan 13 anggota Basarnas Special Group (BSG) untuk memastikan titik keberadaan mobil. Tim penyelam dilengkapi dengan diver mounted display (DMD) untuk mendeteksi objek di bawah permukaan air.
Sahabat korban yang juga pakar intelijen, Wawan Purwanto, menceritakan sedikit kronologi kematian Ostevan. Kata dia, ketika mobil kecebur ke laut, Ostevan berhasil keluar.
Hanya saja, kemampuan napas manusia kan terbatas, usia 75 tahun. Sehingga akhirnya jasadnya ditemukan mengambang di pantai," papar pakar intelijen yang juga masih aktif di BIN itu.
Wawan lalu menceritakan kisah pertemanannya dengan korban. Kata Wawan, selama masih aktif di BIN, korban adalah orang baik dan cerdas.
"Saya kenal beliau sudah 20 tahunan. Kita sering diskusi, terutama terkait masalah multi-etnik dan hubungan luar negeri. Wawasannya luas dan mau menghargai pendapat orang lain," ungkap Wawan.
Wawan mengaku kaget mendengar kabar sahabatnya itu meninggal. Dia menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya jenderal TNI purnawirawan bintang satu itu.
"Mendadak Jumat lalu saya dapat kabar terjadi musibah yang menimpa beliau di Marunda. Saya cek ke sejumlah pihak dan sahabat beliau, ternyata benar. Saya syok, dan umumkan rasa berkabung yang mendalam ke teman-teman sejawat," paparnya.
Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Josias Simon, menyarankan polisi menganalisis kejadian itu dengan mengecek beberapa rekaman CCTV yang terpasang di sekitar TKP. "Bisa cek CCTV. Beberapa identitas yang ditemukan termasuk petunjuk pengungkapan," terang Simon, kepada Redaksi, Jumat (17/1/2025).
Ostevan memiliki karier gemilang di dunia militer dan intelijen. Setelah lulus dari Akademi Militer pada 1972, ia memulai perjalanan kariernya sebagai Komandan Peleton Yonzipur 2/SG. Di akhir pengabdiannya, Ostevan menduduki posisi sebagai Pembina Utama dan Tim Ahli Deputi BIN.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Simon tak yakin korban bunuh diri. "Rasanya tidak mungkin (bunuh diri)," nilainya.
Kata dia, bila memerhatikan beberapa indikasi dalam berita-berita, tampak ada permasalahan yang belum tuntas yang dialami Hendrawan. "Sehingga mencari jawaban dengan melalui beberapa tempat," ucap Simon.
Dari pihak TNI, Kepala Pusat Penerangan Mayjen Hariyanto, menuturkan, pihaknya telah mendapat beberapa informasi terkait penyebab kematian Ostevan. Salah satunya bukti rekaman CCTV mobil yang dikendarai korban masuk ke kawasan dermaga, Kamis (9/1/2025) dini hari.
"Korban tampak masuk ke dermaga pada Kamis dini hari, sementara penyebab kejadian masih dalam analisis lebih lanjut," pungkas Mayjen Hariyanto.
TangselCity | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Nasional | 22 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu