TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Pagar Pesisir Tangerang Dibongkar

Ditongkrongin 2 Menteri, KSAL & Anggota DPR

Reporter & Editor : AY
Kamis, 23 Januari 2025 | 09:16 WIB
Kasal Laksamana Muhammad Ali saat memberikan konferensi pers. Foto : Ist
Kasal Laksamana Muhammad Ali saat memberikan konferensi pers. Foto : Ist

TANGERANG - Pembongkaran pagar laut di Tangerang kembali dilakukan. Kali ini, proses pembongkaran ditongkrongi dua menteri, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), dan anggota DPR. Untuk alatnya, dua tank amfibi diterjunkan.

 

Proses pembongkaran pertama kali dilakukan pada Sabtu (18/1/2025). Setelah itu dilakukan evaluasi. Pembongkaran kembali dilakukan pada Rabu (22/1/2025), yang dipimpin langsung Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) III, Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto.

 

Untuk memastikan semua berjalan lancar, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid, KSAL Laksamana Muhammad Ali, dan Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto hadir secara langsung. Tak ketinggalan Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Pung Nugroho Saksono.

 

Personel yang diterjunkan mencapai 2.623 orang. Rinciannya: 450 prajurit Marinir TNI AL, 753 prajurit Pusat Komando Pasukan Katak (Kopaska), 80 anggota Kepolisian Perairan (Polair), 30 petugas Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), 100 orang dari Badan Keamanan Laut (Bakamla), 95 orang dari Pemprov Banten, dan 1.115 nelayan sekitar.

 

Peralatan yang dikerahkan juga bukan kaleng-kaleng. KKP menerjunkan 4 kapal pengawas, 1 armada Unit Reaksi Cepat (URC), 4 kapal Rigid Inflatable Boat (RIB), 1 Sea Rider, dan 1 Tugboat dari KKP. Dari TNI AL menerjunkan 3 kapal patroli, 4 RIB, 7 Sea Rider, 14 perahu karet, 2 LVT-7 atau biasa disebut tank amfibi, 1 combat boat, dan 2 ambulans.

 

Lalu, dari Polair ada 4 kapal patroli dan 2 sea rider. KPLP menerjunkan 2 RIB. Kemudian Bakamla menerjunkan Catamaran dan 2 RIB. Sedangkan dari Pemprov Banten ada 1 Becho Amfibi, 2 ambulans, tali penarik pagar laut, dan alat pemotong.

 

Sebelum pembongkaran, dilakukan apel persiapan, di Tanjung Pasir, Teluknaga, Tangerang, Banten. Melihat peralatan yang lengkap, para nelayan yang akan ikut melakukan pembongkaran kegirangan. Mereka, yang kebanyakan nahkoda atau kapten kapal, tampak semringah dan bersorak-sorak. Di antara mereka ada yang membawa Bendera Merah Putih.

 

"Cabut pagar laut! Usut yang izinkan! Hancurkan pagar laut! Terima kasih Pak Presiden!" sorak para nelayan, sembari mengepalkan tangan ke atas.

 

Dalam apel, Danlantamal III, Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, berpesan agar seluruh pihak yang terlibat mengutamakan keselamatan. "Kita tunjukkan kepada negara dan bangsa untuk mementingkan kepentingan rakyat," tegasnya.

 

Selesai apel, para personel menempati kendaraan masing-masing. Begitu juga nelayan dengan 233 kapalnya.

 

Saat itu, ombak laut cukup besar. Namun, semuanya tetap semangat mencabut sebanyak mungkin pagar laut yang tertanam dari Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, hingga pesisir Pantai Kronjo, Kecamatan Kronjo.

 

Sejumlah prajurit Kopaska dan Marinir bertugas menyelam. Mereka mengikatkan tambang pada bambu yang tertanam. Kemudian, tambang itu ditarik menggunakan kapal sehingga bambu tercerabut.

 

Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Pung Nugroho Saksono menyebut, pembongkaran dilakukan secara bertahap, dan ditargetkan rampung paling lama 15 hari. Hal ini karena pertimbangan keselamatan personel dan keamanan aset, mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu.

 

Bambu yang terkumpul sebagian akan dijadikan barang bukti untuk kebutuhan proses hukum. Selebihnya akan diberikan kepada para nelayan dan masyarakat yang membutuhkan untuk nantinya bisa dimanfaatkan.

 

"Ini merupakan bukti nyata laut sebagai pemersatu bangsa. Kita bersatu untuk segera menyelesaikan permasalahan pagar laut yang selama ini mempersulit jajur nelayan untuk melaut," tegas Pung.

 

Di kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, kegiatan ini sudah menjadi kesepakatan bersama, sehingga semuanya terlibat. Sebelum pembongkaran dilakukan, pihaknya telah menyegel pagar laut tersebut. Sejak saat itu, KKP punya waktu 20 hari untuk mencari pihak-pihak di balik pemasangan pagar laut tersebut.

 

Karena desakan masyarakat, khususnya nelayan sekitar, KKP dan instansi terkait memutuskan segera membongkar pagar laut tersebut. "Kami sepakat secara bersama di sini hadir semua, supaya secara legal betul, kami semua mulai pembongkaran pagar laut ini," kata Trenggono.

 

Ia berterima kasih atas upaya pembongkaran yang dilakukan TNI AL pada Sabtu (18/1/2025). Menurutnya, langkah itu merupakan sinergi KKP dengan TNI AL untuk membela kepentingan masyarakat, khususnya nelayan di Tangerang. "Agar mereka betul-betul tidak terganggu dalam mencari nafkahnya di laut," ucapnya.

 

Trenggono juga memastikan, proses hukum tetap berjalan. Ia juga sudah melapor kepada Komisi IV DPR. Sebab itu, Titiek Soeharto bersama pimpinan Komisi IV lain hadir secara langsung.

 

Titiek menegaskan, Komisi IV DPR akan terus mengawal proses ini. Ia juga berpesan agar masyarakat tidak segan melapor bila mendapati hal-hal yang tidak beres di wilayah masing-masing. Termasuk bila menemukan kasus serupa di Tangerang.

 

Titiek memastikan, siapa pun yang terlibat dalam pemasangan pagar laut di Tangerang akan mendapatkan hukuman yang setimpal. "Laut ini bukan milik perorangan atau korporasi, laut milik kita semua. Jadi, yang mengkavling-kavling tanpa izin, tentu kami dari Komisi IV DPR minta ini segera diselesaikan," tegasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit