TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Trump Tetapkan Tarif 32% ke Indonesia Murni Dagang, Bukan Karena Gabung BRICS

Reporter & Editor : AY
Minggu, 13 Juli 2025 | 10:22 WIB
Mensesneg Prasetyo Hadi. Foto : Ist
Mensesneg Prasetyo Hadi. Foto : Ist

JAKARTA - Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menetapkan tarif 32 persen ke Indonesia dicurigai ada kaitannya dengan BRICS. Maklum keputusan itu diumumkan Trump saat Presiden Prabowo Subianto menghadiri KTT BRICS di Brazil. Namun, Pemerintah menepisnya dan memastikan ini dagang.

 

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan, tarif 32 persen yang dijatuhkan AS bukan balasan politik terkait gabungnya Indonesia di BRICS. Menurutnya, ini murni urusan bisnis.

 

“Tarif itu sudah dibahas jauh sebelum kita resmi gabung BRICS. Jadi nggak ada kaitannya,” tegas Prasetyo di Kompleks Istana, Jumat (11/7/2025).

 

Lagian, negara yang kena tarif impor dari Trump bukan hanya Indonesia saja. Negara-negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara, juga ikut kena "gebuk" Trump. Padahal, di ASEAN, baru Indonesia yang resmi bergabung menjadi anggota penuh BRICS.

 

Wakil Menlu Arif Havas Oegroseno juga membenarkan. Menurut dia, tarif 32 persen bukan hanya ke Indonesia. Trump menyebar “bom dagang” hampir merata.

 

Jepang kena 24 persen, Korsel 25 persen, Thailand 36 persen, Kamboja 49 persen, bahkan Myanmar dan Laos tembus 44 dan 48 persen. Afrika Selatan yang anggota BRICS pun kena 37 persen.

 

Diketahui, dalam surat resmi yang dikirim Trump untuk Presiden Prabowo, ada sejumlah alasan kenapa AS menetapkan tarif 32 persen ke Indonesia. Salah satunya, soal defisit perdagangan yang dialami AS.

 

"Hubungan kita sejauh ini sayangnya tidak bersifat timbal balik. Defisit ini merupakan ancaman besar bagi perekonomian kita dan tentu saja, keamanan nasional kita," tulis Trump dalam suratnya. 

 

Namun yang bikin suasana makin panas, sehari sebelumnya Trump juga mengancam negara-negara BRICS dari media sosial pribadinya, Truth Social. “Setiap negara yang memihak kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenakan tarif tambahan 10 persen. Tanpa pengecualian!” tulis Trump, Senin (7/7).

 

Meski digebuk, pemerintah tak tinggal diam. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memimpin delegasi Indonesia untuk negosiasi tarif dengan pejabat di Washington. Airlangga sudah bertemu Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan USTR Jamieson Greer, Rabu (9/7).

 

“Sudah satu pemahaman. Kita optimalkan waktu untuk runding intensif dan capai solusi saling menguntungkan,” ujar Airlangga, Kamis (10/7).

 

Bahkan, Presiden Prabowo berencana untuk menemui langsung Presiden Trump demi negosiasi tarif. Namun, apan waktunya dan di mana pertemuannya, masih belum jelas.

 

Sebagai upaya, tentu ada, tapi belum dipastikan kapan dan seperti apa formatnya,” beber Mensesneg Prasetyo Hadi.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit