Warga Tak Perlu Antri Lagi, Pasokan Gas 3 Kg Ke Banten Ditambah
TANGERANG - Pemerintah melalui PT Pertamina mulai memasok kembali tabung gas elpiji 3 kg yang sebelumnya langka di wilayah Banten. Langkah ini dilakukan guna mengatasi antrean panjang dan memastikan distribusi yang lebih merata bagi masyarakat.
Plt Kepala Dinas ESDM Banten, Deri Dariawan, mengatakan bahwa dalam masa transisi ini, Pertamina akan melakukan extra dropping di wilayah-wilayah yang mengalami antrean panjang.
“Khusus untuk Banten, hasil diskusi Dinas ESDM dengan Pertamina di lapangan dalam masa transisi akan dilakukan extra dropping untuk wilayah yang mengalami antrean pembelian beberapa hari ke depan,” ujar Deri, usai rapat dengan PT Pertamina, Selasa (4/2).
Ia menjelaskan, droping tabung gas elpiji mulai dilakukan agar masyarakat tidak lagi mengantre untuk mendapatkan tabung gas elpiji 3 kg. Pihaknya juga akan mengikuti arahan dan kebijakan Kementerian ESDM.
"Tadi juga saya mendampingi Pak Menteri ESDM (Bahlil) di Tangerang meninjau 2 lokasi pangkalan LPG 3 kg. Ada beberapa arahan disampaikan oleh beliau," ujarnya.
Arahan pertama, sebut Deri, pemerintah sedang melaksanakan penataan distribusi gas LPG 3 kg agar subsidi tepat sasaran dengan harga yang sudah di tentukan serta menghindari penyelewengan pengoplosan dari tabung LPG subsidi ke tabung LPG non subsidi.
"Yang kedua, mulai hari ini (Selasa) warung-warung pengecer sudah boleh menjual kembali LPG 3 kg dan akan resmi menjadi sub pangkalan menjual dengan harga resmi yang di tentukan," ujarnya.
Sementara itu, seorang warga asal Kota Tangerang, Banten, bernama Efendi melakukan aksi protes kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ditengah kegiatan peninjauan pendistribusian di pangkalan gas LPG 3 kg bersubsidi di daerah itu.
Dalam sebuah video berdurasi 1 menit 45 detik, Efendi tampak berang dan menyampaikan keluhannya secara langsung.
“Jangan bikin susah warga! Jangan bikin kebijakan yang menyusahkan warga! Kami harga mahal sedikit enggak apa-apa, yang penting gampang dapatnya!” ujar Effendi.
Situasi sempat memanas, hingga petugas keamanan dan tim protokoler mencoba menenangkan Efendi. Namun, pria tersebut tetap bersikeras menyampaikan keberatannya.
“Etikanya tidak ada! Pejabat harusnya memihak rakyat! Kenapa malah mempersulit rakyat sendiri? Mau seperti apa ini?” lanjutnya.
Menanggapi protes tersebut, Menteri Bahlil mencoba menenangkan warga dengan menjelaskan bahwa pemerintah berupaya mengontrol subsidi agar tepat sasaran.
“Bapak tidak perlu khawatir. Sekarang pengecer kita naikkan statusnya jadi sub pangkalan, supaya lebih dekat dengan masyarakat, dengan harga tetap Rp19 ribu atau maksimal Rp20 ribu. Ini supaya negara bisa mengontrol agar tidak ada lagi yang menyalahgunakan LPG subsidi,” ujar Bahlil.
Selain itu, Bahlil juga menyampaikan permintaan maaf kepada warga atas ketidaknyamanan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Mohon maaf ibu ngantri panjang. InsyaAllah besok sudah kembali normal,” kata Bahlil.
Bahlil mengatakan pihaknya kini tengah mengembalikan dan mengubah status para pengecer menjadi pangkalan. Nantinya harganya akan dipantau dan sesuai HET.
"Kita ubah statusnya menjadi sub pangkalan, jadi sudah normal sudah bisa beli lagi di tempat. Cuma harganya kita tata, ya," ungkapnya.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu