Nyawa Pelajar SD Di Pandeglang Dipertaruhkan
Saat Melintasi Jembatan Gantung Rusak Parah
PANDEGLANG - Nyawa para pelajar Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kampung Sukajaya, Desa Nanggala, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, dipertaruhkan saat melintasi jembatan gantung. Sebab, kondisi jembatan gantung itu sudah mengalami kerusakan parah, bahkan nyaris putus.
Mereka rela mempertaruhkan nyawanya saat pergi dan pulang sekolah, karena tak ada lagi akses yang dapat dilalui selain melintasi jembatan tersebut. Bahkan jembatan itu akses utama menyambungkan ke beberapa Desa di Kecamatan Cikeusik.
Informasi yang dihimpun wartawan Tangsel Pos, kondisi kerusakan jembatan gantung yang panjangnya kurang lebih 30 meter dan lebar 1 meter itu, terjadi sudah setahun.
Kerusakan itu berawal adanya bencana longsor dan banjir di wilayah tersebut. Karena belum ada penanganan, membuat kerusakan semakin parah. Bahkan selain bagian badan jembatan pada rapuh, tali slingnya banyak yang putus.
Salah seorang warga sekitar, Herman Kidong mengungkapkan, awalnya akibat longsor dan banjir pada awal tahun 2024 lalu. Akibat berlarut-larut hingga satu tahun tidak kunjung ditangani, kini kondisinya semakin rusak parah.
“Bagian badan jembatan sudah banyak yang rapuh dan tali-tali slingnya juga sudah banyak yang putus. Kami sangat khawatir jika tidak segera ditangani akan ambruk, kan ini sudah satu tahun makin parah rusaknya,” kata Herman, Rabu (5/2).
Menurutnya, kondisi jembatan gantung saat ini membuat ia dan warga lainnya khawatir, karena dirinya takut ketika dilintasi warga jembatan itu akan putus.
“Kami khawatir putus saat jembatan ini dilintasi warga, apalagi banyak anak-anak sekolah yang hendak pergi ke sekolah atau pulang sekolah lewat jembatan tersebut,” keluhnya.
Herman menegaskan, bahwa jembatan gantung tersebut merupakan akses utama bagi warga di kampungnya, bahkan jembatan itu juga menghubungkan ke beberapa desa di Kecamatan Cikeusik ini.
Makanya, walau keadaan jembatan gantung rusak parah dan nyaris ambruk lanjut dia, warga dan anak-anak sekolah terpaksa harus melintas di jembatan itu, karena tidak ada akses lain yang bisa dilalui warga ketika hendak melakukan aktivitas.
“Ya, meski memprihatinkan dan bertaruh nyawa terpaksa kami lewat jembatan itu ketika hendak melakukan aktivitas sehari-hari, karena tidak ada akses lain,” keluhnya lagi.
Supaya aman dan nyaman dilintasi, dia dan warga lainnya berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang maupun Provinsi Banten, bisa secepatnya menangani jembatan gantung tersebut.
“Kami harap jembatan gantung bisa secepatnya ditangani Pemerintah, supaya kami tidak selalu dihantui rasa takut saat melintasinya,” tandasnya penuh harapan.
Senada, salah seorang pelajar SDN Nanggala, Nisa mengaku, merasa was was saat melintasi jembatan gantung ketika hendak pergi ke sekolah. Karena katanya, takut jembatan itu putus dan jatuh ke sungai.
Tapi karena tidak ada akses lain keluhnya, dia bersama teman-temannya sangat terpaksa harus tetap melintasi jembatan tersebut dengan penuh hati-hati.
“Setiap hari kami melintasi jembatan ini ketika hendak pergi sekolah. Iya takut jatuh, karena bangunannya sudah banyak yang rusak. Semoga saja bisa cepat dibenerin,” katanya.
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Opini | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu