Travel Bodong Marak Di Pandeglang
Para Sopir Resmi Minta Ditindak Tegas

PANDEGLANG - Sopir angkutan umum, termasuk angkot, bus, dan elf di Terminal Kadubanen, Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan maraknya travel gelap atau bodong yang tidak memiliki izin trayek resmi dari pemerintah.
Akibat, travel bodong yang kerap beroperasi mengangkut pemudik di wilayah Pandeglang, tengah berdampak sepinya penumpang untuk para sopir yang memiliki izin resmi.
Para sopir menilai keberadaan travel bodong merugikan mereka, karena mengambil penumpang tanpa izin, sementara angkutan resmi harus mematuhi aturan dan membayar retribusi.
Salah seorang sopir bus Elf di Terminal Kadubanen, Endang mengeluhkan maraknya travel bodong selama masa mudik jelang lebaran yang berdampak langsung pada pendapatannya.
Diungkapkannya, jumlah penumpang yang menggunakan angkutan resmi semakin berkurang akibat keberadaan travel ilegal. “Penghasilan berkurang banyak, pusing narik selalu kosong. Apalagi BBM premium sekarang mahal,” keluh Endang, Rabu (19/3).
Menurutnya, keberadaan travel bodong ini bukanlah hal baru. Bahkan katanya, praktik ini sudah berlangsung selama lima tahun terakhir, namun belum ada tindakan tegas dari pemerintah.
“Sudah lima tahun, kita sering lapor ke pemerintah setempat, tapi responnya cuma PHP (pemberi harapan palsu). Mungkin nanti Insyaallah kita akan menghadap ke Polda Banten,” ungkapnya.
Travel bodong yang kerap beroperasi di wilayah Pandeglang berasal dari Jakarta, Tangerang, dan Pandeglang Selatan. Travel gelap ini disebut kerap menggunakan minibus dan mengambil penumpang yang seharusnya menggunakan angkutan resmi.
“Biasanya mereka beroperasi siang dan malam. Kalau di terminal jarang ambil penumpang, paling banyak di luar. Kalau ada yang bilang itu rombongan keluarga, saya rasa bohong, karena saya sering lihat,” ungkapnya lagi.
Sebagai sopir asal Pandeglang Selatan, dia mengaku bisa membedakan mana penumpang keluarga dan mana yang bukan. Ia pun berharap pihak berwenang segera menindak tegas praktik ini agar persaingan tetap sehat.
“Saya ingin pihak terkait bertindak, kasihan pengemudi angkutan umum. Pendapatan kami turun drastis, yang biasanya bisa setor Rp 300 ribu, sekarang Rp 150 ribu saja susah,” keluhnya lagi.
Sementara, Ketua Organda Kabupaten Pandeglang, Muhamad Alan, mengungkapkan, aduan terkait maraknya travel bodong telah diteruskan ke DPD Organda Banten untuk ditindaklanjuti.
“Ya, sudah ditindaklanjuti ke Ketua Organda Banten dan juga ke Dishub (Dinas Perhubungan) Provinsi. Nanti kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pandeglang, Rudiyanto mengatakan, pihaknya telah menerima laporan terkait keberadaan travel bodong tersebut. Dia mengklaim, Dishub Pandeglang pun telah berkoordinasi dengan Dishub Banten untuk menangani masalah ini.
“Kemarin sudah kami bahas, bahkan dari Polda Banten juga hadir. InsyaAllah dalam satu atau dua hari ke depan kami akan bertindak bersama pihak eksternal untuk mengecek kondisi travel yang tidak sesuai ketentuan,” janjinya.
Pos Tangerang | 22 jam yang lalu
Nasional | 5 jam yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 1 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu