Indonesia Sayang Warga Gaza

JAKARTA - Sebagai wujud rasa sayang Indonesia terhadap warga Gaza, Palestina, Presiden Prabowo Subianto berencana mengevakuasi 1.000 warga Gaza untuk pengobatan dan pemulihan karena trauma perang. Namun, Prabowo menegaskan, langkah ini bukan relokasi permanen, tapi hanya evakuasi sementara. Setelah warga Gaza sehat dan kondisinya kembali aman, mereka akan dipulangkan lagi.
Hal itu disampaikan Presiden Prabowo, saat berada di Antalya, Turki, seperti video yang tayang di YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (12/4/2025). Prabowo membantah isu akan merelokasi warga Gaza.
“Oh tidak, tidak (relokasi). Untuk membantu,” ujarnya.
Prabowo mengatakan, keinginannya mengevakuasi warga Gaza semata-mata membantu masalah kemanusiaan yang begitu dahsyat di Palestina. Makanya, Indonesia menawarkan untuk evakuasi sementara. "Kita ingin berbuat sesuatu," imbuhnya.
Untuk waktu evakuasi, Prabowo belum bisa memastikan. Prabowo masih akan berkomunikasi dengan para pimpinan dunia dari negeri-negara yang sedang dia kunjungi.
Saat ini, Prabowo sedang melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara Islam. Prabowo telah bertemu Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ), Rabu (9/4/2024). Lalu, bertemu Presiden Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan, Kamis (10/4/2025). Selanjutnya, Prabowo bertolak ke Mesir untuk berdiskusi dengan Presiden Abdul Fattah El-Sisi, di Kairo, Sabtu (12/4/2025). Kemudian dilanjutkan Qatar dan ditutup dengan kunjungan ke Yordania menemui Raja Abdullah II.
"Saya sedang konsultasi. Nanti saya akan ketemu dengan pimpinan-pimpinan dari Palestina juga, gimana cara nanti pelaksanaannya," kata Ketum Partai Gerindra ini.
Menteri Luar Negeri Sugiono juga memastikan, rencana evakuasi ini bukan pemindahan permanen warga Gaza. Evakuasi ini bentuk kepedulian Indonesia terhadap warga Gaza, khususnya anak-anak yang menjadi yatim piatu. Rencana evakuasi ini akan dilakukan jika semua pemangku kepentingan menyetujui.
Sugiono memastikan, Indonesia berkomitmen untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam membantu rakyat Palestina. Di saat yang sama, Indonesia tetap mendorong kemerdekaan Palestina berdasarkan two-state solution (solusi dua negara).
Lalu, bagaimana plus minus jika rencana ini terlaksana? Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Teuku Rezasyah memaparkan, nilai plus dari rencana ini adalah Indonesia menjadi satu-satunya negara yang mampu mempratikkan ideologi nasional di tingkat dunia. Tindakan Indonesia lebih maju dibanding Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Gerakan Non-Blok (GNB), dan Liga Arab, yang selama ini hanya berbicara tanpa tindakan.
Sedangkan minusnya, evakuasi ini berpotensi menimbulkan sejumlah masalah, baik ekonomi maupun sosial. Terlebih, saat ini Prabowo belum memiliki aturan main yang jelas mengenai rencana evakuasi itu. Seperti landasan sejarah, filsafat, dan hukum internasional maupun nasional. Termasuk kriteria kependudukan, lama tinggal, lokasi tinggal, dan status hukum warga Gaza selama berada di Indonesia nantinya.
Mengenai persoalan ekonomi, Teuku mencontohkan masalah pengungsi asal Afghanistan dan Rohingnya. United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), badan PBB yang bertugas melindungi dan membantu pengungsi, dan Pemerintah Indonesia banyak menghadapi kendala keuangan untuk mengurus mereka.
Teuku menyatakan, potensi yang sama bisa terjadi bagi warga Gaza yang akan dievakuasi. Apalagi saat ini Pemerintah sedang memberlakukan efisiensi anggaran.
“Bagi pendatang asal Gaza, rencana ketibaan mereka berbarengan dengan keuangan Indonesia saat ini yang belum stabil," ulasnya, saat dihubungi Rakyat Merdeka, Sabtu malam (12/4/2025).
Atas hal itu, Teuku usul agar Pemerintah membuat keputusan yang rinci dan akurat mengenai rencana membantu warga Gaza ini. Sehingga, langkah itu dibenarkan secara hukum internasional dan hukum nasional juga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Ia menambahkan, rencana evakuasi itu juga harus didukung kesiapan Kementerian/Lembaga di tingkat pusat dan daerah dalam bidang pembiayaan dan penanganan secara sosial budaya. “Juga mendapat persetujuan DPR," sarannya.
Kalangan Ormas Islam turut berkomentar mengenai rencana Prabowo ini. Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla mengkritik rencana itu. Dia melihat, evakuasi warga Gaza justru sejalan dengan ambisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang ingin mengosongkan Gaza dari warga Palestina.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas juga menilai, evakuasi warga Gaza hanya akan memperkuat pendudukan Israel. "Kalau warga Gaza dievakuasi, jangan mimpi Israel akan menerima mereka kembali," ujarnya.
TangselCity | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Nasional | 11 jam yang lalu
Olahraga | 22 jam yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu