Bisa Jadi Daya Tarik Maskapai Kembali Beroperasi
Revitalisasi Bandara Halim Harus All Out
JAKARTA - Pemerintah meyakini revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma mampu meningkatkan standar layanan dan operasional, dan menjadi daya tarik bagi maskapai.
Pengamat penerbangan yang juga Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjaji) Alvin Lie mengatakan, sejauh ini revitalisasi yang dilakukan Bandara Halim hanya pada sisi udara. Yaitu, pada landasan pacu, kemudian taxiway, dan apron (tempat parkir pesawat).
Sedangkan untuk fasilitas penumpang, seperti gedung terminal sama sekali belum ada perbaikan.
Ini sangat disayangkan. Karena gedung terminal Halim ini sudah sangat usang, sejak tahun 1980-an sampai sekarang belum ada perbaikan signifikan, termasuk fasilitas parkir,” ujar Alvin saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Karena itu, dia berharap, stakeholder bersedia all out merevitalisasi bandara, termasuk fasilitas gedung terminal untuk penerbangan niaga. Juga tempat parkir dan transportasi sangat perlu perbaikan signifikan.
Mantan anggota DPR periode 2004-2009 ini mengatakan, Bandara Halim dibutuhkan sebagai penyangga Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) agar penerbangan tak terlalu padat. Terutama fungsi Bandara Halim yang lebih banyak digunakan untuk pesawat carter.
Jadi, sebaiknya memang penerbangan pesawat yang melayani rute terjadwal hanya Batik Air dan Citilink, mengingat keterbatasan kapasitas Bandara Halim.
“Jangan lupa, Bandara Halim utamanya untuk pesawat TNI AU dan pergerakan kepala negara atau tamu negara. Sedangkan penumpang umum itu kepentingan ketiga,” ujar Alvin.
Dengan begitu, konsekuensinya yakni, penerbangan dari dan ke Bandara Halim rentan terganggu kegiatannya. Jadi, untuk penerbangan terjadwal harus dibatasi.
Yang saya lihat pasca-renovasi, sepertinya Bandara Halim kembali seperti dulu. Dalam artian, tak terlalu banyak pergerakan pesawat komersialnya,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan peninjauan ke Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (10/9)
BKS-sapaan Budi Karya Sumadi, meninjau hasil revitalisasi yang telah dilakukan di bandara tersebut, didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Udara Nur Isnin Istianto, Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Bambang Gunarto dan President Director PT Angkasa Pura II (Persero) AP II Muhammad Awaluddin.
BKS memberi masukan terkait alur penumpang di terminal, agar kelancaran terus terjaga. Khususnya saat penumpang pesawat memasuki pintu masuk terminal untuk menuju area check-in.
BKS juga meminta agar seluruh fasilitas siap dan sejalan dengan dibukanya kembali bandara untuk komersial, setelah sempat ditutup beberapa waktu untuk revitalisasi. Revitalisasi oleh Kemenhub dilakukan di sisi darat (land side) dan sisi udara (air side).
“Kami lakukan revitalisasi runway yang tadinya ada masalah karena umur. Saat ini sudah terselesaikan. Dengan panjang runway 3 ribu meter, semua jenis pesawat hingga Boeing 747 dan 777 bisa mendarat ke Halim,” terang BKS dalam keterangan resminya, Senin (12/9).
Sejalan dengan tuntasnya revitalisasi, pelayanan di Bandara Halim Perdanakusuma kepada penumpang pesawat mengalami peningkatan.
BKS-sapaan Budi Karya Sumadi, meninjau hasil revitalisasi yang telah dilakukan di bandara tersebut, didampingi Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Udara Nur Isnin Istianto, Danlanud Halim Perdanakusuma Marsma TNI Bambang Gunarto dan President Director PT Angkasa Pura II (Persero) AP II Muhammad Awaluddin.
BKS memberi masukan terkait alur penumpang di terminal, agar kelancaran terus terjaga. Khususnya saat penumpang pesawat memasuki pintu masuk terminal untuk menuju area check-in.
BKS juga meminta agar seluruh fasilitas siap dan sejalan dengan dibukanya kembali bandara untuk komersial, setelah sempat ditutup beberapa waktu untuk revitalisasi. Revitalisasi oleh Kemenhub dilakukan di sisi darat (land side) dan sisi udara (air side).
“Kami lakukan revitalisasi runway yang tadinya ada masalah karena umur. Saat ini sudah terselesaikan. Dengan panjang runway 3 ribu meter, semua jenis pesawat hingga Boeing 747 dan 777 bisa mendarat ke Halim,” terang BKS dalam keterangan resminya, Senin (12/9).
Sejalan dengan tuntasnya revitalisasi, pelayanan di Bandara Halim Perdanakusuma kepada penumpang pesawat mengalami peningkatan.
Awaluddin menimpali, revitalisasi menghadirkan fasilitas-fasilitas baru di air side dan land side yang berdampak positif terhadap pelayanan dan operasional penerbangan.
Evaluasi AP II selaku operator bandara, setelah 10 hari dibuka untuk penerbangan komersial yakni 1-10 September, menyimpulkan bahwa revitalisasi yang dilakukan Kemenhub di sisi darat dan sisi udara meningkatkan standar layanan dan operasional penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma.
Awaluddin mengatakan, alur penumpang atau passenger flow saat di bandara jauh lebih baik karena adanya penambahan fasilitas. Contohnya di area kedatangan.
Setelah revitalisasi, area kedatangan penumpang memiliki luas sekitar 1.200 meter persegi. Atau lebih luas sekitar 30 persen dibandingkan sebelum dilakukan revitalisasi. Perluasan area diikuti penambahan conveyor belt, dari sebelumnya dua menjadi tiga unit.
Penambahan fasilitas conveyor belt ini, menurut Awaluddin, berdampak pada peningkatan pelayanan. Misalnya, penumpang dapat semakin cepat mengambil bagasi.
Lebih dari itu, penambahan conveyor belt ini juga bisa mendukung kelancaran operasional penerbangan, dan membuat maskapai dapat memenuhi target ketepatan waktu atau On-Time Performance (OTP).
Operasional penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma juga didukung revitalisasi runway serta sistem drainase yang lebih baik.
“Tuntasnya revitalisasi di sisi udara dan sisi darat membuat Bandara Halim Perdanakusuma mampu meningkatkan standar layanan dan operasional. Ini akan menjadi daya tarik bagi maskapai,” yakin Awaluddin.
Pada 1-10 September 2022, jumlah penerbangan (take off dan landing) di Bandara Halim Perdanakusuma secara kumulatif tercatat 214 penerbangan. Dengan pergerakan penumpang mencapai 17.254 penumpang.
“Seluruh personel AP II dan stakeholder mampu menjalankan tugas dengan baik, melayani penerbangan di Bandara Halim Perdanakusuma,” ucapnya.
AP II Tetap Pengelola
Nur Isnin menyatakan, AP II tetap menjadi pengelola Bandara Halim Perdanakusuma. Hal itu ditegaskannya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR di Jakarta, Selasa (13/9). Salah satu anggota Komisi V DPR mempertanyakan isu perubahan pengelola bandara di Jakarta Timur itu.
“Bandara Halim adalah bandar udara yang saat ini secara komersial dipegang Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) dan sertifikat bandar udara AP II,” ucapnya.
Sementara, PT Angkasa Transportindo Selaras (ATS) merupakan pemegang pemanfaatan lahan di Bandara Halim Perdanakusuma. Maka AP II sebagai pemegang izin BUBU, melakukan perjanjian kerja sama secara komersial (business to business) dengan PT ATS di Bandara Halim.
Bagi regulator perhubungan udara, sambung Isnin, penanggung jawab tunggal pada safety dan security dari services adalah pemegang BUBU, yaitu AP II.
“Sedangkan urusan bisnis komersial dengan pemegang aset itu adalah B2B (Business to Business) antara AP II dengan PT ATS,” jelasnya lagi.
Awaluddin pun menegaskan, pada 31 Agustus 2022, pihaknya telah menandatangani perjanjian induk (Head of Agreement/HoA) untuk tetap menjalankan fungsi kebandarudaraan di Halim Perdanakusuma sebagai bandara komersial. (rm.id)
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 21 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 18 jam yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 15 jam yang lalu