TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Adik Kelas Jadi Incaran, Korban Kelakuan Senior Cabul di Sekolah Swasta Tangsel Bertambah

Reporter: Rachman Deniansyah
Editor: Irma Permata Sari
Kamis, 08 Mei 2025 | 15:06 WIB
Abdul Hamim Jauzie, selaku kuasa hukum salah satu korban yang telah melaporkan kasus ini ke Polisi. (tangselpos.id/rmn)
Abdul Hamim Jauzie, selaku kuasa hukum salah satu korban yang telah melaporkan kasus ini ke Polisi. (tangselpos.id/rmn)

CIPUTAT - Kasus dugaan pelecehan yang terjadi di lingkungan salah satu sekolah swasta ternama di Tangerang Selatan (Tangsel) kian mencuat. Bahkan kini, jumlah korban bertambah. Terduga pelakunya tetap sama, seorang siswa senior yang duduk di bangku kelas XII. 

 

Abdul Hamim Jauzie, selaku kuasa hukum salah satu korban yang telah melaporkan kasus ini ke polisi mengungkapkan bahwa berdasarkan aduan yang diterimanya, total korban berjumlah tiga orang. 

 

"Korban yang menghubungi kami itu ada tiga orang. Tapi yang resmi melapor baru satu gitu ya. Dan informasinya itu, sebenarnya korban banyak. Tapi tidak berani berbicara. Tapi setidaknya itu ada tiga orang," ungkap Hamim saat dijumpai di lingkungan sekolah usai menggelar pertemuan dengan pihak-pihak yang bersangkutan, Kamis (8/5). 

 

Kepada para korban khususnya yang belum melapor, Hamim menyampaikan agar jangan takut mengungkap kasus ini. Ia memastikan akan mengawal para korban dalam kasus ini. 

 

"Tapi kalaupun tidak melaporkan, sebenarnya cukup satu melaporkan, yang lain bisa menjadi saksi kan begitu. Pelakunya satu," kata Hamim. 

 

Ia menyebut, seluruh korban berstatus sebagai adik kelas terduga pelaku. 

 

"Iya junior. Kelas X dan XI," imbuhnya. 

 

Sementara itu lebih lanjut, Hamim menuturkan, dalam pertemuannya bersama pihak sekolah diungkapkan semua rasa kekecewaan. 

 

"Meminta sebenarnya penjelasan dari pihak sekolah ya terkait kerasaan seksual yang terjadi begitu. Dan kami mewakili korban sudah sampaikan berapa kekecewaannya. Pertama misalnya pihak sekolah tidak pernah memberitahukan kepada orang tua," tutur Hamim.

 

Ia menilai, sikap sekolah terlalu lembek menyikapi persoalan ini. 

 

"Ini kekecewaan lagi juga ya, terlalu lemah menurut saya, terlalu lembek kepada teradu. Teradu menyampaikan kepada orang tua korban, menyampaikan karena ada orang tua yang komplain, orang tua tertuga pelaku ini, bahkan saya membawa pengacara. Jadi kami mendengarkan pelaku dulu, kira-kira gitu. Nah ini kan sesuatu yang lucu, kenapa justru pelaku dulu yang didengar. Seharusnya korban dulu, korban maunya apa. Seharusnya seperti itu," beber Hamim. 

 

Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Tangsel, Tri Purwanto memastikan, pihaknya telah melakukan pendampingan dan konseling kepada seluruh korban. Baik yang sudah melaporkan ataupun dua korban lainnya.

 

"Akhirnya kami memanggil atau memberikan konseling kepada yang dua orang ini dan sekarang sedang dilakukan di kantor kita, dua korban ini. Makanya tadi kita juga hubungi ibunya bagaimana siap diberikan konseling untuk dua orang anak ini sekarang sedang di kantor," ucap Tri. 

 

Tri yang turut hadir dalam pertemuan di sekolah mengatakan, seluruh pihak telah bersepakat bahwa proses hukum akan terus berjalan.

 

"Kita sepakat, proses hukumnya tetap berjalan, sekolah mendukung penuh proses hukumnya. Jadi jika nanti dokumen apapun untuk mendukung proses hukum, sekolah siap. Siap kooperatif, membantu proses hukumnya," ungkap Tri. 

 

Sementara saat ini, Tri menambahkan bahwa status terduga pelaku sudah dikeluarkan dari sekolah tersebut. 

 

Namun guna tetap menjaga hak pendidikannya, terduga pelaku masih diperbolehkan mengikuti pembelajaran dan ujian akhir. 

 

"Sudah dibuat ada surat DO juga dan sebagainya. April kalau tidak salah. Jadi di DO dulu sebelum ikut ujian. Tapi karena ada KCD juga, anak itu nggak boleh di DO. Ada hak untuk tetap melanjutkan pendidikan, makanya pendidikannya tetap berjalan, tapi di rumah, ujiannya tetap berjalan, tapi daring. Ternyata mereka (pihak sekolah) juga komunikasi dengan KCD dan juga dengan Kementerian," pungkasnya.

Komentar:
Kab pandeglabg
ePaper Edisi 09 Mei 2025
Berita Populer
03
05
2 Orang Oknum Grib Jaya Dibekuk Polisi

Pos Banten | 2 hari yang lalu

06
Ekonomi Indonesia Terbaik Setelah China

Nasional | 2 hari yang lalu

07
08
Ratusan Warga Desa Jayamanik Demo PTPN

Pos Banten | 1 hari yang lalu

09
10
Warga Tangerang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Pos Banten | 16 jam yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit