TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Pasca Panen, Warga Lebak Gelar Tabur Bunga

Reporter: Nipal
Editor: Redaksi
Selasa, 20 Mei 2025 | 09:15 WIB
Ribuan warga Desa Ciuyah, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, sedang melangsungkan tradisi “ngembang”, kemarin.
Ribuan warga Desa Ciuyah, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, sedang melangsungkan tradisi “ngembang”, kemarin.

LEBAK - Pasca musim padi atau panen raya, warga Desa Ciuyah, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, tengah menggelar tradisi “ngembang” atau tabur bunga.

 

Kegiatan itu sudah menjadi tradisi tahunan bagi warga di wilayah itu yang dinamakan tradisi "ngembang", sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen padi yang melimpah.

 

Dalam kegiatan itu, pertama-tama ribuan warga melakukan ziarah kubur ke makam leluhur yang dikeramatkan sebagai tokoh besar. 

 

Warga juga membawa hasil panen seperti buah-buahan, padi, dan hasil bumi lainnya, mereka kemudian melakukan doa bersama dan menaburkan bunga di makam leluhur sebagai bentuk penghormatan dan keberkahan atau ngalap berkah.

 

Ketua adat masyarakat setempat, Hasan Pasundan mengungkapkan, tradisi ini adalah bentuk rasa syukur atas limpahan hasil bumi setelah panen raya yang dilakukan setiap satu tahun sekali.

 

“Ini bentuk rasa syukur kami kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini usai panen yang kedua, karena kita tanam padinya yang umur enam bulan, dan jenis padi yang tinggi,” kata Hasan kepada wartawan melalui sambungan telepon, Senin (19/5).

 

“Jadi panen yang pertama kita tidak melakukan kegiatan seperti ini, tapi setelah panen kedua barulah kita melakukan acara ngembang,” sambungnya. 

 

Acara “ngembang” atau tabur bunga menurutnya, merupakan sebuah warisan budaya yang sudah turun-temurun dari nenek moyang yang mengandung pesan moral, serta nilai-nilai kearifan lokal.

 

“Ngembang adalah sebuah tradisi yang setiap tahun dilakukan warga di sini, karena ini bentuk rasa syukur atas hasil panen yang berlimpah,” jelasnya.

 

Senada, salah seorang warga Ciuyah, Hani mengaku, dirinya dan warga yang lain merasa sangat bersyukur, dan gembira bisa mengikuti dan menyaksikan langsung tradisi tabur bunga tersebut.

 

Karena menurutnya, tradisi tabur bunga atau ngembang ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal tetap hidup dan dijaga dengan baik oleh masyarakat pedesaan. 

 

“Selain untuk melestarikan budaya lokal, kegiatan ini juga menjadi sarana spiritual dan sosial yang mempererat rasa kebersamaan antar masyarakat desa,” tandasnya.

Komentar:
ePaper Edisi 20 Mei 2025
Berita Populer
04
DPD FKP Tangsel Adakan Musda ke-III

TangselCity | 1 hari yang lalu

06
Ngadu Bedug Masuk Kalender Event Nasional

Pos Banten | 11 jam yang lalu

07
09
10
Lokasi SIM Keliling Tangsel Senin 19 Mei 2025

TangselCity | 1 hari yang lalu

GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit