TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Ekonomi Membaik, Realisasi APBN Per April 2025 Surplus Rp 4,3 T

Reporter & Editor : AY
Sabtu, 24 Mei 2025 | 08:50 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto : Ist
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto : Ist

JAKARTA - Setelah tiga bulan berturut-turut mencatat defisit, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencetak surplus sebesar Rp 4,3 triliun per April 2025. Capaian ini menunjukkan tanda-tanda membaiknya ekonomi nasional.

 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kabar baik ini dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta, Jumat (23/5/2025). “April ini terjadi pembalikan. Dari defisit tiga bulan berturut-turut, APBN kita mencatat surplus Rp 4,3 triliun,” ujarnya.

 

Surplus APBN ini didorong oleh pendapatan negara yang mencapai Rp 810,5 triliun, lebih tinggi dibanding belanja negara yang sebesar Rp 806,2 triliun. Sri Mulyani menjelas­kan, peningkatan pendapatan teru­tama disumbang oleh penerimaan pajak yang tumbuh signifikan.

 

Dia juga menyoroti defisit pada Januari-Maret 2025, yang dise­babkan oleh peningkatan restitusi pajak dan penyesuaian tarif efektif rata-rata Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Namun, pada April 2025, pendapatan negara mulai menun­jukkan tren positif.

 

Sri Mulyani merinci, total pendapatan Rp 810,5 triliun pada Januari-April 2025 disumbang dari penerimaan pajak Rp 557,1 triliun. Jumlah tersebut 25,4 persen dari target tahunan Rp 2.108 triliun. Kemudian, kepabeanan dan cukai sebesar Rp 100 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp 153,3 triliun.

 

Kita sudah melihat akselerasi pendapatan negara, khususnya dari pajak dan bea cukai. PNBP pun telah mencapai 30 persen dari target hanya dalam empat bulan,” jelasnya.

 

Menurut Sri Mulyani, perbaikan ini didukung implementasi sistem inti administrasi perpajakan (core tax system), serta reformasi birokrasi di sektor fiskal.

 

Sementara, belanja Pemerintah pusat hingga April 2025 tercatat Rp 546,8 triliun atau 22 persen dari total anggaran. Rinciannya: belanja Kementerian/Lembaga Rp 253,6 triliun (21,9 persen) dan Belanja Non-K/L Rp 293,1 triliun (19 persen).

 

Sementara itu, transfer ke daerah telah terealisasi sebesar Rp 259,4 triliun atau 28,2 persen dari total alo­kasi Rp 919,9 triliun.

 

Pengamat Ekonomi Ryan Kiryanto menyambut positif surplus APBN per April ini. Menurutnya, ini menunjuk­kan pengelolaan fiskal Indonesia masih berada di jalur sehat. Namun, ia meng­ingatkan, pemerintah tetap waspada ter­hadap risiko defisit akibat perlambatan ekonomi global dan domestik.

 

Pendapatan negara dan belanja negara secara proporsional, masih on the track, tapi tren ini harus dijaga agar tetap seimbang,” kata Ryan.

 

Ia juga menekankan pentingnya sinergi kebijakan fiskal dan moneter. Menurutnya, langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga sudah tepat, tetapi perlu diimbangi dengan kebi­jakan fiskal pro-pertumbuhan, seperti insentif untuk UMKM atau subsidi listrik.

 

“Kalau rumah tangga punya ruang konsumsi, roda ekonomi bisa berputar. Pemerintah tinggal tancap gas dari sisi fiskal. Kalau kompak, ekonomi pasti jalan,” tegasnya.

 

Ryan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 berada di kisaran 4,7-4,9 persen. Angka ini dinilai realistis di tengah perlambatan global, ketegangan geopolitik, dan ketidakpastian kebijakan perdagangan.

 

IMF sendiri telah merevisi proyeksi pertumbuhan global dari 3,1 persen menjadi 2,8 Persen, dan Indonesia dari 5,1 persen menjadi 4,7 persen.

 

Ryan juga menyoroti implementasi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja. Ia mengin­gatkan, beberapa pemerintah daerah menafsirkan inpres tersebut secara keliru dengan menahan atau menia­dakan belanja, yang berisiko menekan pertumbuhan daerah dan berdampak ke nasional.

 

“Kolaborasi antara kebijakan fiskal dan moneter menjadi kunci. Kalau bisa harmonis, defisit bisa terjaga dan ekonomi terhindar dari perlambatan,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit