TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers SinPo
Berlaku Mulai Hari Ini

Terjepit Ancaman Barat, Putin Terbitkan Dekrit Mobilisasi Parsial

Reporter: AY
Editor: admin
Kamis, 22 September 2022 | 07:59 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Ist)
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Ist)

RUSIA - Presiden Rusia Vladimir Putin menerbitkan dekrit mobilisasi parsial, menyusul ancaman Barat terhadap Rusia - terkait konflik Ukraina - yang kian nyata.

Dekrit yang berlaku mulai hari ini, disampaikan Putin dalam pidato yang disiarkan stasiun TV, Rabu (21/9) pagi waktu setempat.

Garis pertempuran dalam operasi militer khusus di Ukraina, kini telah membentang lebih dari 1.000 km. Sementara pasukan Ukraina yang dipersenjatai Barat, terus dikirim ke perbatasan Rusia.

"Penembakan terus-menerus di daerah perbatasan Rusia oleh militer Ukraina dan serangan terhadap wilayah yang dibebaskan, membuat kami harus mengerahkan pasukan prajurit cadangan," kata Putin, seperti dikutip TASS, Rabu (21/9).

Warga yang dimobilisasi, akan menjalani pelatihan ketentaraan. Serta berhak atas jaminan yang sama dengan personel yang terdaftar dalam kontrak.

Pemerintah Rusia akan menyamakan status sukarelawan Donbass, dengan prajurit resmi. 

Selain itu, pihak berwenang Rusia juga akan segera menyelesaikan semua masalah yang terkait penyediaan perusahaan industri pertahanan dengan pasokan yang diperlukan, dan sumber daya keuangan.

Putin mengatakan, rezim Kiev terang-terangan menolak solusi damai untuk masalah Donbass. Bahkan, telah mengumumkan klaim atas senjata nuklir.

"Ini berarti, serangan skala besar baru di Donbass, seperti yang terjadi dua kali di masa lalu, tidak bisa dihindari. Serangan terhadap Krimea Rusia dan Rusia dipastikan menyusul," papar Putin.

Dia menambahkan, penyelesaian damai atas konflik di Ukraina yang berlanjut sejak 2014, tidak sesuai dengan kehendak Barat. Itu sebabnya, kompromi yang dicapai dalam pembicaraan Istanbul ditolak.

"Itu di bawah instruksi langsung dari negara-negara Barat," imbuh Putin.

Republik Donbass dan wilayah Ukraina yang dibebaskan, beralih ke Rusia dengan permintaan mendukung referendum. Dalam konteks ini, Moskow akan melakukan yang terbaik untuk memastikan keamanan dan keselamatan bagi penduduk wilayah tersebut.

"Kami akan mendukung keputusan yang akan dibuat oleh mayoritas penduduk Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, Wilayah Zaporozhye dan Kherson," ucap Putin.

Pertempuran di Republik Rakyat Donetsk dilaporkan terus berlanjut. Rezim pendudukan Kiev disebut telah menciptakan garis pertahanan jangka panjang yang berlapis-lapis selama delapan tahun.

Dalam pidatonya, Putin juga menyampaikan, negara-negara Barat memiliki wacana tentang perlunya disintegrasi Federasi Rusia. Seperti halnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Dia menegaskan, Rusia akan selalu menghentikan pihak yang ingin mencari supremasi dunia. Serta mengambil langkah-langkah mendesak untuk mempertahankan kemerdekaan.

"Mereka yang mencoba memeras kita dengan senjata nuklir, harus menyadari bahwa angin yang bertiup juga dapat berbalik ke arah mereka," ujar Putin.

"Warga Rusia harus yakin, integritas teritorial Tanah Air, kemerdekaan dan kebebasan akan terjamin. Perlu saya tekankan lagi, semua ini akan dipastikan dengan cara kami," tandasnya. (rm id)

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit