Fabio Quartararo Dan Yamaha Bersitegang

INGGRIS - Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, memberikan sinyal tegas bahwa dirinya siap cabut alias meninggalkan tim jika proyek pengembangan motor YZR-M1 yang tengah dijalankan Yamaha tidak mampu menghasilkan motor yang kompetitif untuk musim MotoGP 2025.
Quartararo menegaskan bahwa ia membutuhkan motor yang bisa membantunya kembali bersaing memperebutkan gelar juara dunia.
Fabio Quartararo memulai karirnya bersama Yamaha pada musim 2019, tepatnya di tim satelit Petronas Yamaha SRT.
Pada musim tersebut, ia menunjukkan performa menjanjikan yang membuatnya segera dipromosikan ke tim pabrikan Yamaha.
Pada musim 2021, Quartararo mencatatkan puncak kariernya dengan meraih gelar juara dunia MotoGP, menjadi salah satu pembalap muda yang sukses menorehkan prestasi gemilang.
Namun, setelah musim 2021 yang gemilang tersebut, performa Yamaha dan Quartararo mengalami penurunan.
Ducati menjadi rival utama yang mendominasi MotoGP, memaksa Quartararo dan Yamaha berjuang keras untuk mengimbangi kecepatan dan konsistensi tim asal Italia tersebut.
Pada musim 2023 dan 2024, Quartararo mengalami kesulitan besar, gagal menembus posisi lima besar klasemen akhir dan bahkan belum mampu kembali meraih kemenangan sejak MotoGP Jerman 2022 lalu.
Pada musim ini, Quartararo berjuang keras menghadapi dominasi pembalap Ducati serta kebangkitan tim-tim lain. Saat ini, Quartararo menempati posisi kedelapan di klasemen sementara dengan koleksi 59 poin dan telah meraih satu podium.
Penurunan prestasi tersebut membuatnya mulai ragu dengan arah proyek yang tengah dijalankan Yamaha Monster Energy.
Saya sangat percaya pada proyek ini, tetapi saya tahu bahwa jika tidak berhasil, saya akan beralih ke proyek yang sudah siap dan kompetitif,” kata Quartararo dalam wawancara yang dikutip dari Crash, Minggu (1/6).
Pernyataan ini memberikan sinyal jelas bahwa Quartararo tidak akan ragu meninggalkan Yamaha jika situasi tidak membaik.
Meski demikian, Quartararo mengaku tetap senang dan menghargai waktu yang telah ia lalui bersama Yamaha.
“Berurusan dengan orang Jepang selalu baik, meskipun terkadang mereka terlalu lambat dalam pengambilan keputusan. Namun, mereka yang berada di sini sekarang sudah mulai memiliki cara pikir seperti orang Eropa juga,” katanya.
Fabio menambahkan bahwa pendekatan Yamaha dalam pengembangan motor harus lebih cepat dan efektif. “Kami tidak akan menunggu dua bulan hanya untuk melihat apakah suatu perbaikan berhasil melewati uji coba sejauh sekian kilometer. Jika perubahan tersebut efektif, kami akan langsung menerapkannya,” jelasnya.
Kontrak Quartararo dengan Yamaha sebenarnya masih berlaku hingga akhir musim 2026. Namun, dengan kondisi saat ini, sang pembalap tampaknya tidak akan ragu mencari alternatif lain demi karier dan peluang meraih gelar juara yang lebih baik.
Quartararo berharap Yamaha bisa melakukan perubahan signifikan dan cepat agar motor YZR-M1 kembali kompetitif di MotoGP 2025.
Situasi ini menambah tekanan bagi Yamaha, yang sudah lama berjuang untuk bangkit kembali setelah mendominasi era sebelumnya.
Kepergian Quartararo akan menjadi kehilangan besar bagi tim, yang juga sedang berusaha membangun masa depan dengan pembalap lain dan pengembangan teknologi terbaru.
TangselCity | 23 jam yang lalu
Olahraga | 13 jam yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
TangselCity | 1 hari yang lalu
Ekonomi Bisnis | 6 jam yang lalu
Pos Tangerang | 1 hari yang lalu