TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Baru Berjalan 5 Bulan, Progeam MBG Sudah Dinikmati 4,4 Juta Anak

Reporter & Editor : AY
Senin, 02 Juni 2025 | 09:18 WIB
Program MBG di SD daerah Tangsel. Foto : Ist
Program MBG di SD daerah Tangsel. Foto : Ist

JAKARTA - Jumlah penerima manfaat dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus bertambah. Meskipun baru berjalan 5 bulan, saat ini MBG sudah dinikmati sekitar 4,4 juta anak dengan alokasi anggaran mencapai Rp 171 triliun.

 

Capaian ini terungkap saat Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Prof Dadan Hindayana berbincang dengan Maya Karim dalam Podcast BGN Talks berjudul Episode 1 "Program Makan Bergizi Gratis dan Tantangan Gizi Anak Indonesia", Sabtu (31/5/2025).

 

Dadan bangga, meski lembaganya masih seumur jagung, kontribusi yang diberikan luar biasa besar. Program MBG yang merupakan tanggung jawab dari BGN, telah berhasil dinikmati oleh banyak anak-anak Indonesia.

 

Alhamdulillah, kita baru 5 bulan ya, sekarang bulan Mei. Alhamdulillah sekarang itu sudah meliputi 1.583 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di 38 provinsi, dan sudah melayani 4,4 juta penerima manfaat," ungkap Dadan.

 

Perbandingannya, saat diluncurkan, Senin (6/1/2025) BGN baru bisa menyiapkan 190 SPPG di 26 provinsi. Saat itu, Dadan menghitung jumlah penerima manfaat baru bisa dirasakan oleh 300 ribuan anak-anak saja.

 

Dengan progres yang signifikan ini, Dadan optimis akan terjadi percepatan jumlah penerima manfaat dalam waktu dekat. Bahkan ia berani menargetkan pada Agustus 2025, jumlah penerima manfaatnya tembus 20 juta.

 

"Terdiri dari ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah, mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sampai SMA, termasuk santri dan sekolah keagamaan lainnya," urai Dadan.

 

Guru besar dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini optimis, MBG berdampak positif bagi kualitas pendidikan di Indonesia. Contoh sederhananya adalah tingkat kehadiran siswa meningkat. 

 

Sebelum ada Program MBG, tingkat kehadiran siswa hanya berkisar 70-75 persen. Namun, ketika program ini berlangsung, antusiasme siswa melonjak drastis, menjadi 95 persen.

 

Dadan juga mendapat cerita menarik dari sejumlah daerah. Di Papua, ada seorang nenek yang selalu kesulitan ketika membangunkan cucunya untuk pergi ke sekolah.

 

Begitu ada program makan bergizi, sekarang itu neneknya yang dibangunkan oleh cucunya, karena dia semangat datang ke sekolah," seloroh pria kelahiran Garut, Jawa Barat, 57 tahun silam ini.

 

Cerita lainnya dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Karena jarak sekolah yang sangat jauh, ketika memasuki hari Kamis dan Jumat, anak-anak di sana malas berangkat ke sekolah.

 

"Nah sekarang penuh terus, karena mereka sudah tahu akan datang ke sekolah itu pasti akan ada makan yang berkualitas untuk mereka. Karena jarang sekali mereka bisa mendapatkan itu," tutur Dadan.

 

Namun, Dadan tak menampik dalam pelaksanaannya masih terdapat sejumlah kendala. Misalnya, kehadiran SPPG di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) yang terkendala keterbatasan anggaran dan keterlibatan mitra. 

 

BGN menargetkan membangun 1.542 SPPG yang akan difokuskan di daerah-daerah 3T. Namun, keterbatasan jumlah penerima manfaat di wilayah tersebut membuat mitra kesulitan untuk hadir. 

 

Anggota Komisi IX DPR Tutik Kusuma Wardhani menilai, Program MBG merupakan salah satu agenda strategis nasional pemerintahan Prabowo–Gibran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Fokus utama program ini adalah pemenuhan gizi bagi anak-anak sekolah. 

 

"Program MBG merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM melalui penguatan gizi, khususnya bagi anak-anak sekolah," ujar Tutik.

 

Selain itu, Program MBG juga dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. BGN menggandeng petani, peternak, dan nelayan setempat dalam penyediaan bahan pangan untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

 

"Program ini juga memberdayakan UMKM dan ekonomi kerakyatan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif," kata politisi Partai Demokrat ini.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit