TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Penanganan TBC Di Tangsel Dalam Tren Positif

Reporter: Rachman Deniansyah
Editor: Irma Permata Sari
Kamis, 26 Juni 2025 | 07:45 WIB
Kepala Dinkes Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar menyatakan tren penanganan TBC terus meningkat, Rabu (25/6)
Kepala Dinkes Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar menyatakan tren penanganan TBC terus meningkat, Rabu (25/6)

SERPONG-Penanganan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus menunjukkan tren positif. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, capaian pengobatan penyakit  tersebut melonjak hingga lebih dari 100 persen. 

 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar membeberkan, catatan positif penanganan penyakit TBC dimulai sejak 2021 silam, yang mencapai 63 persen. Kemudian berlanjut pada tahun selanjutnya mencapai 70 persen. 

 

Tren positif ini, terus berlanjut dan kian meningkat pada 2023 hingga 2024, mencapai 126 persen dan 124 di setiap tahunnya. “Tahun 2025 ini capaian sementara per 13 Juni sudah 51 persen, dan kami yakin akan terus meningkat hingga akhir tahun seiring pelaporan yang berjalan,” ujar Allin dalam keterangan resminya, Rabu (25/6). 

 

Dengan tren penanganan yang terus meningkat ini, Allin optimis, sebelum lima tahun ke depan Tangsel mampu menjadi kota bebas TBC. Hal itu sejalan dengan target nasional dan global.

 

“Tren penanganan TBC di Kota Tangsel yang terus meningkat signifikan ini menjadi bagian dari langkah besar menuju target eliminasi TBC pada 2030, sesuai dengan visi nasional dan global,” ungkap Allin.

 

Allin memaparkan, sejak 2024 hingga Juni 2025 tercatat ada sebanyak 8.720 kasus TBC. Terdiri dari 6.205 kasus pada 2024 dan 2.515 kasus dari Januari hingga 13 Juni 2025.

 

Kendati demikian, kata Allin, angka tersebut bukan untuk ditakuti. Justru sebaliknya, banyaknya kasus yang terdata menandakan cepatnya penanganan kasus secara terukur.

 

“Semakin banyak kasus ditemukan, itu artinya surveilans kita bekerja. Tugas kita adalah memastikan semua pasien mendapatkan pengobatan sampai tuntas,” tegas Allin.

 

Capaian ini merupakan hasil kerja keras tim kesehatan dan program skrining aktif yang dilakukan Dinkes Tangsel, terdiri dari Ngider Sehat dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di komunitas maupun fasilitas layanan kesehatan.

 

Selain itu, strategi lain juga tetap digencarkan dengan cara menginvestigasi kontak erat terhadap pasien TBC, serta pemberian terapi pencegahan bagi mereka yang belum menunjukkan gejala.

 

Jika sudah terdeteksi, Allin mewanti-wanti, kepada para pasien agar dapat menjalani masa pengobatan hingga tuntas. Pengobatan TBC minimal memerlukan waktu enam bulan tanpa putus.

 

“Kami terus berupaya menekan kasus putus berobat dengan edukasi berkelanjutan dan pendekatan komunitas, karena keberhasilan pengobatan kasus TBC bukan hanya menyembuhkan individu, tapi mencegah penularan lebih luas,” pungkasnya.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit