TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

SMAN 11 Didemo Gabungan Forum Masyarakat Kelurahan Jatake

Terkait SPMB

Reporter & Editor : Redaksi
Selasa, 01 Juli 2025 | 08:00 WIB
Sekelompok warga Jatake yang tergabung dalam Gabungan Forum Masyarakat Kelurahan Jatake, Senin (30/6) menggelar aksi protes terhadap SMA Negeri 11 Kota Tangerang.
Sekelompok warga Jatake yang tergabung dalam Gabungan Forum Masyarakat Kelurahan Jatake, Senin (30/6) menggelar aksi protes terhadap SMA Negeri 11 Kota Tangerang.

TANGERANG – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 11 Kota Tangerang didemo sekelompok masyarakat yang menamakan diri Gabungan Forum Masyarakat Kelurahan Jatake pada Senin (30/6). Aksi protes digelar lantaran sekolah yang beralamat di Jalan Gatot Subroto, Jatake, Kecamatan  Jatiuwung dinilai tak transparan dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.

 

Dalam menyampaikan tuntutannya, massa membawa spanduk berwarna merah dengan nada keluhan ‘Warga Jatake Meminta Keadilan dan Tranparansi Terkait SPMB di SMA 11 Kota Tangerang’, demikian bunyi keberatan dalam spanduk.

 

“Tindakan hari ini (kemarin,red), adalah lanjutan ketika kita audiensi dengan SMA Negeri 11 Kota Tangerang terkait SPMB tahun 2025 beberapa waktu lalu, di mana kami meminta untuk dibuka sistem. Karena prosedur tahun 2025 tidak buka diakses oleh  masyarakat umum, beda seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi kita bisa tahu berapa yang masuk zonasi dan berapa  yang mental,” ujar Koordinasi Aksi, Mustofa Ali kepada wartawan.

 

Ia mengatakan hal itu sudah ditanyakan kepada Kepala Sekolah (Kepsek) mengapa masyarakat tidak bisa membuka  aksesnya. Padahal, ada Undang-Undang (UU) Keterbukaan Informasi Publik yang harusnya diakomodir oleh  pemerintah. 

 

“Jadi kami minta buka SPMB, tapi mereka tidak mau membuka hal tersebut karena katanya perintah  atasan. Makanya kami gelar kegiatan damai,” ucapnya.

 

Lalu, pihaknya memprotes adanya aturan domisili yang terkesan serupa dengan sistem prestasi. “Kami juga menuntut di mana saya mendapat informasi dari calon wali murid batasan domisili terkait nilai. Jadi misalnya kalau di SMA  11 ini 87, berarti kalau di luar 87 misalnya 88 atau 89 kan harusnya masuk jalur prestasi. Sistem itu  yang dipakai, nah hal tersebut yang tidak bisa mereka perlihatkan,” tuturnya.

 

Makanya pihaknya meminta sistem yang baku. Sebab di sekolah lain dibuka ke publik. “Mereka nggak buka, mereka hanya memperlihatkan bahwa yang masuk terendah dan  bukan tertinggi, padahal jalur domisili. Kalau prestasi mungkin tak mengapa, padahal maksimal di sini yang saya lihat 87, berarti kalau sudah di atas 87 harusnya bersaingnya bukan jalur domisili, tetapi prestasi non akademik,” jelasnya.

 

Dirinya menekankan, ada sebanyak 20 masyarakat Jatake yang tidak diterima oleh SMA Negeri 11 Kota Tangerang. Oleh karenanya, pihaknya mengancam akan melakukan gerakan dengan skala lebih masif.

 

“Bila perlu kita pasang tenda, sebab sekolah sudah angkat tangan terkait hal itu, sayangnya ada yang ditutup-tutupi sama mereka,” terangnya.

 

“Tenda sudah kita siapkan, kalau tidak diakomodir kita bisa blokade SMA Negeri 11 Kota Tangerang,” tambahnya. 

 

Hingga berita ini ditulis, awak media belum mendapat konfirmasi terkait tuntutan massa.

Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit