TangselCity

Pos Tangerang

Pos Banten

Politik

Olahraga

Nasional

Pendidikan

Ekonomi Bisnis

Haji 2025

Galeri

Internasional

Selebritis

Lifestyle

Opini

Hukum

Advertorial

Kesehatan

Kriminal

Indeks

Dewan Pers

Indikator Bertambah, Angka Stunting Naik Jadi 10,5 Persen

Pemkot Tingkatkan Peran Posyandu & Pos Gizi

Reporter & Editor : Redaksi
Selasa, 01 Juli 2025 | 07:00 WIB
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan saat menyampaikan kenaikan angka stunting di Tangsel, Senin (30/6)
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan saat menyampaikan kenaikan angka stunting di Tangsel, Senin (30/6)

SERPONG-Angka stunting di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) naik pada. Salah satu penyebabnya, karena indikator stunting bertambah.

 

Saat ini, prevalensi stunting di Tangsel meningkat menjadi 10,5 persen dari sebelumnya 9,2 persen. "Penambahan itu karena adanya penambahan indikator,” terang Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbangda) Kota Tangsel, Eki Herdiana.

 

Dia menjelaskan, dengan meluasnya indikator penilaian, intervensi yang dilakukan pun akan bertambah. Kenaikan angka stunting ini akan menjadi bahan evaluasi bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel.

 

"Yang pasti dengan kenaikan ini jadi bahan evaluasi, posisi kurangnya di mana nih. Ada indikator baru, ya kita intervensi lagi. Peran Posyandu, peran Pos Gizi kan semua kelurahan punya, jadi harus mengedukasi," kata Eki.

 Menurut Eki, penanganan stunting harus secara holistik dan terpadu dengan melibatkan berbagai sektor dan seluruh pemangku kepentingan.

 

"Maka kita akan lihat akar masalahnya, biar intervensinya pas,” ucapnya.

Misalnya, sambung Eki, kalau nanti fokus di kehamilan, nanti ada program untuk ibu hamil. “Soal pengetahuan dari ibu hamil terhadap stunting, yang pasti kan kita coba intervensi berdasarkan hasil analisa kenaikan, kita intervensi lagi,” terangnya.

 

Yang melakukan intervensi ini bukan hanya Dinas Kesehatan, tapi juga Dinas Perumahan dan Permukiman, misalnya melalui program perbaikan rumah tidak layak huni. “Ada Cipta Karya soal sanitasinya. Mungkin ini kita coba lebih fokus, soal pemahaman dari ibu hamil juga, gizinya seperti apa harus ada edukasi itu," jelas Eki.

 

Dengan penanganan yang tepat, Eki percaya angka stunting ini dapat kembali turun. Ia menargetkan, pada 2025 ini angka stunting bisa turun menjadi 8 persen.

 

"Diharapkan tahun depan sesuai target di 2025 ada di angka 8 persen. Kan sebetulnya stunting 1.000 hari kelahiran. Di hulunya ada tindakan, ada intervensi, misalnya pembelian tablet tambah darah, itu dikasih ke pelajar SMA yang perempuan. Tahun ini masih ada sisa waktu semoga bisa turun," tutupnya.

 

Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan menjelaskan, pada 2021 silam, angka stunting menyentuh 19,9 persen. Kemudian menurun tajam menjadi 9 persen di tahun berikutnya pada 2022. Selama dua tahun kemudian, angka stunting naik menjadi 9,2 persen. Lalu data terbaru pada 2025 naik menjadi 10,5 persen.

 

"Stunting sekarang dari 9,2 jadi 10,5 persen. Karena adanya penambahan penilaian standar jadi terjadi peningkatan di seluruh daerah Indonesia, termasuk Kota Tangsel," ungkap Pilar.

 

Menurut Pilar, penambahan indikator ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Dengan demikian, maka standar penilaian pun ikut bertambah.

 

"Semakin ketat lagi, bertambah lagi ya sekarang menjadi ada kenaikan. Tapi itu menjadi evaluasi buat kita supaya penambahan standar penilaian ini bisa kita penuhi," kata Pilar.

Dahlan Iskan
Pos Sebelumnya:
Bintang Empat
Komentar:
GROUP RAKYAT MERDEKA
RM ID
Banpos
Satelit