Djokovic Bikin Sejarah 100 Kali Menang di Wimbledon

INGGRIS - Novak Djokovic kembali bikin sejarah. Petenis gaek Serbia itu mencetak kemenangan ke-100 di Wimbledon usai melumat kompatriotnya Miomir Kecmanovic, kemarin. Torehan ini menjadikan Djokovic sebagai petenis kedua setelah Roger Federer yang mampu meraih rekor tersebut di sektor tunggal putra.
Bertanding di Centre Court, Djokovic tampil dominan dan menang tiga set langsung 6-3, 6-0, 6-4 dalam waktu hanya 1 jam 47 menit.
Kemenangan ini tidak hanya mengantar Djokovic ke babak keempat turnamen, tetapi menandai kemenangan ke-100-nya di Wimbledon. Ia menjadi petenis kedua dalam sejarah yang mencapai rekor tersebut di sektor tunggal putra, setelah Roger Federer yang mencatatkan 105 kemenangan.
“Ini sungguh luar biasa. Saya sangat bersyukur bisa mencapai angka ini di turnamen yang begitu saya cintai,” ujar Djokovic dalam wawancara pasca-pertandingan. “Saya tahu betul betapa pentingnya Wimbledon bagi karier saya. Setiap pertandingan di lapangan ini selalu terasa spesial.”
Dalam laga melawan Kecmanovic, Djokovic mengendalikan permainan sejak awal. Groundstroke-nya akurat, servisnya konsisten dan kemampuan bertahannya kembali menjadi momok bagi lawan. Set kedua bahkan ditutup dengan skor telak 6-0, menegaskan jarak kualitas antara dua petenis Serbia itu.
Kecmanovic hanya bisa membalas satu senyum ketika berhasil mempertahankan servis di awal set ketiga, sebuah momen kecil yang ia rayakan dengan mengangkat tangan ke udara, disambut tawa penonton.
“Melawan teman sendiri memang tidak pernah mudah secara emosional,” kata Djokovic usai pertandingan seperti dikutip dari ATP, kemarin.
“Miomir adalah orang yang luar biasa, kami sudah berteman lama dan sering berlatih bersama. Tapi di lapangan, saya harus tetap profesional,” imbuhnya.
Kemenangan ini menjadi kemenangan keempat beruntun Djokovic atas Kecmanovic. Secara head-to-head, ia kini unggul 4-0. Tak hanya itu, ia juga mempertahankan rekor sempurna melawan sesama petenis Serbia di ajang Grand Slam, dengan catatan 8-0.
Djokovic tercatat telah 17 kali menembus babak 16 besar Wimbledon, hanya kalah dari Roger Federer yang mengoleksi 18 kali penampilan di babak tersebut. Di babak keempat nanti, ia akan bertemu Alex de Minaur asal Australia, yang lolos usai mengalahkan August Holmgren dengan skor 6-4, 7-6(5), 6-3.
Pertemuan mereka tahun lalu di perempat final urung terjadi akibat cedera yang menimpa De Minaur. Tahun ini, duel keduanya diprediksi bakal berlangsung lebih ketat.
Meski usianya kini menginjak 38 tahun, Djokovic menunjukkan bahwa semangat bertandingnya belum surut. Ia masih bermain eksplosif, melakukan sliding di lapangan rumput, dan menjaga intensitas seperti petenis muda.
“Olahraga ini telah membentuk saya. Saya mendapat begitu banyak dari tenis, hal-hal yang mungkin tidak akan saya alami dalam hidup tanpa raket dan bola ini,” ucap Djokovic menyentuh.
“Saya tidak pernah menganggap apa pun sebagai hal yang pasti. Saya tahu, di usia saya sekarang, setiap pertandingan adalah bonus. Tapi saya masih punya motivasi untuk bersaing, dan saya masih bisa split di lapangan,” tambahnya sambil tersenyum.
Djokovic menegaskan bahwa Wimbledon adalah turnamen paling istimewa dalam kariernya. “Sejak kecil, saya bermimpi bisa bermain dan menang di sini. Saya diberkati karena bisa melakukannya berkali-kali. Setiap rekor yang saya buat di sini adalah kehormatan besar,” tuturnya.
Dengan kemenangan atas Kecmanovic, Djokovic kini naik ke peringkat kelima klasemen sementara PIF ATP Live Race to Turin. Jika berhasil melaju ke perempat final, ia berpeluang naik ke peringkat empat dan melewati Jack Draper.
Di musim 2025, Djokovic mencatat rekor 24 kemenangan dan 8 kekalahan. Ia hanya kehilangan satu set di Wimbledon sejauh ini, yakni saat melawan Alexandre Muller di babak pembuka. Setelah itu, ia menang mulus atas Daniel Evans dan Kecmanovic, menunjukkan bahwa performanya di permukaan rumput tetap berbahaya.
Djokovic kini membidik gelar Grand Slam ke-25 dalam kariernya, yang sekaligus akan menjadi gelar kedelapan di Wimbledon, menyamai rekor Roger Federer.
Meski lawan-lawannya semakin muda dan cepat, Djokovic tetap jadi ancaman serius. Dengan pengalaman, kecerdasan taktik, dan mental baja, ia masih membuktikan bahwa umur hanyalah angka.
TangselCity | 2 hari yang lalu
Olahraga | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
Olahraga | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 1 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu