Jakarta Dikepung Banjir, Gubernur Pram Tidak Mau Salahkan Orang Lain

JAKARTA - Jakarta masih dikepung banjir. Hujan deras yang mengguyur Ibu Kota dan kawasan sekitarnya sejak Minggu (6/7/2025), telah merendam ratusan pemukiman warga, melumpuhkan sejumlah ruas jalan, dan memaksa ratusan jiwa mengungsi. Menghadapi musibah ini, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung tidak mau menyalahkan siapa pun.
Hingga Selasa (8/7/2025) sore, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, masih ada 17 Rukun Tetangga (RT) dan dua ruas jalan yang tergenang. Sehari sebelumnya, jumlah titik genangan sempat mencapai 67 RT dan tiga ruas jalan. Ketinggian air bervariasi. antara 30 cm hingga 1,5 meter.
Wilayah terdampak terparah masih berada di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Selain merendam rumah warga, genangan juga mengganggu mobilitas harian masyarakat. Beberapa ruas jalan utama sempat tergenang, seperti Jalan Bojong Indah Raya di Rawa Buaya, Jakarta Timur, dan Jalan Adi Karya di Kedoya Selatan, Jakarta Barat.
Guna mempercepat penanganan, Pemprov DKI Jakarta mengerahkan semua sumber daya. BPBD dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) bahu-membahu memompa air dari lokasi-lokasi genangan, sambil mempercepat normalisasi sungai, termasuk Kali Ciliwung.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung turun langsung meninjau proses tersebut di Tanggul Inspeksi Kali Ciliwung, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan. Pramono meminta jajarannya terus melakukan pendekatan secara persuasif kepada warga yang berada di bantaran kali, bukan dengan cara-cara otoriter.
Dari sini kan terlihat bahwa sungainya jauh di atas pemukiman warga. Jadi kalau tanggulnya bocor atau jebol, pasti warga terendam,” ujar mantan Sekretaris Kabinet tersebut.
Menyikapi kondisi cuaca dan potensi banjir susulan, Pramono memerintahkan seluruh jajaran Pemprov bersiaga penuh selama 24 jam ke depan. Dia juga meminta agar apel siaga digelar sebagai bentuk antisipasi.
"Alhamdulillah, walau ada hujan dan kiriman air, dampaknya tidak separah sebelumnya,” imbuh politisi senior PDIP ini.
Pramono menjelaskan, banjir yang melanda Jakarta dipicu oleh tiga faktor bersamaan. Yakni curah hujan tinggi, banjir kiriman dari hulu, dan naiknya permukaan air laut (rob). Beberapa titik bahkan mencatat curah hujan di atas 200 milimeter.
Tapi, Pramono menolak menjadikan air kiriman sebagai kambing hitam. “Saya tidak mau menyalahkan kiriman ini. Ini adalah given,” tegasnya.
Menurut Pramono, banjir adalah fenomena yang dalam banyak kondisi tidak bisa dilawan, tapi bisa disiasati agar dampaknya tidak meluas. Dia mengaku terus berkoordinasi dengan Kepala Dinas SDA dan para wali kota untuk mengatasi situasi agar tidak berdampak parah terhadap warga.
"Supaya tidak meluas, tidak memakan korban. Itulah yang kita pikirkan," pungkasnya.
Berkat kerja cepat Pemprov DKI Jakarta, warga pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing. Dari enam titik pengungsian yang sempat menampung korban banjir, tiga di antaranya kini telah kosong. Meskipun ada tiga titik yang masih aktif yaitu Masjid Alfudhola, Kelurahan Kedaung Kali Angke; Masjid At Taqwa, Kelurahan Kembangan Selatan; dan Masjid Jami Al Khaer, Kel. Kedaung Kali Angke.
Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Iqbal Akbarudin memastikan, kebutuhan dasar para pengungsi dipenuhi. Bantuan logistik seperti makanan siap saji, air minum, pakaian, matras, hingga perlengkapan bayi telah didistribusikan. “Kami juga sediakan layanan psikososial untuk anak-anak dan lansia,” terangnya.
Dinas Kesehatan DKI tak tinggal diam. Pelaksana tugas Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Ovi Norfiana menyebut, pihaknya mewaspadai potensi penyakit pascabanjir seperti leptospirosis. “Kami pastikan ruang layanan, obat-obatan, dan tenaga medis cukup,” ucapnya.
Dari sisi cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak hari ini hingga 11 Juli. Direktur Operasional Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo menjelaskan, penyemaian awan dilakukan lewat Lanud Halim Perdanakusuma.
BMKG menyatakan, potensi hujan sedang hingga lebat masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan, terutama di wilayah selatan Jakarta. Pemerintah pun diimbau tetap siaga penuh.
“Saat ini kita sedang koordinasi dengan BNPB, TNI AU, dan BPBD daerah. Kalau perlu, armada TNI akan siap bantu untuk wilayah hulu Jabodetabek,” jelas Budi.
Galeri | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Opini | 2 hari yang lalu
TangselCity | 2 hari yang lalu
Nasional | 2 hari yang lalu
TangselCity | 23 jam yang lalu
Pos Tangerang | 2 hari yang lalu
Pos Banten | 2 hari yang lalu
Opini | 19 jam yang lalu
Galeri | 1 hari yang lalu